Pembatal Iman Karena I'tiqadiyah
Pembatal Iman Karena I'tiqadiyah
Pembatal Iman Karena I'tiqadiyah
I'TIQADIYYAH
BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta
pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh
dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa
yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan
barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan RasulNya.
Amma Ba'du
َ ضْو
ن ُ حقّ َفُهْم ُمْعِر
َ ن اْل
َ ل َيْعَلُمْو
َ ل َأْكَثُرُهْم
ْ َب
"Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka
berpaling.” (Al-Anbiya`: 24)
Barangsiapa yang berpaling dari apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dari Rabbnya, dengan cara memalingkan hatinya dari beriman
terhadapnya atau memalingkan anggota badan dari mengamalkannya, berarti dia
kafir karena pembangkangannya itu. (Al-Madkhal hal. 156)1
Kekafiran karena i’tiqad yang lainnya adalah menolak dan menyombongkan diri di
hadapan Al-Haq, melecehkannya dan melecehkan para pengikutnya, dalam
keadaan meyakini bahwa apa yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah benar-benar dari Rabbnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َ ن اْلَكاِفِرْي
ن َ ن ِم
َ سَتْكَبَر َوَكا
ْ س َأَبى َوا
َ ل ِإْبِلْي
ّ جُدوا ِإ
َس
َ جُدوا ِلَدَم َف
ُس
ْ لِئَكِة ا
َ َوِإْذ ُقْلَنا ِلْلَم
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu
kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia termasuk golongan orang-
orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 34)
Inilah ketentuan istihlal. Dan nampaknya perlu ditambahkan syarat lain yaitu
hendaknya orang yang melakukan tindakan istihlal ini bukan orang yang mendapat
keringanan karena kebodohannya. Jika ternyata demikian keadaan pelakunya,
maka ia tidaklah kafir. (Liqa` Babil Maftuh, soal no. 1200, melalui nukilan dari
catatan At-Tawassuth Wal Iqtishad hal. 31)
Barangkali di antara pembaca ada yang bertanya, mengapa sujud kepada patung
dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam? Padahal tidak nampak dari perbuatan
itu kecuali kufur amali saja.
Jadi tidak setiap kufur amali tidak mengeluarkan pelakunya dari millah Islam. Justru
sebagiannya dapat mengeluarkan dari millah Islam.
Bentuk kekafiran karena i’tiqad juga bisa terjadi jika seseorang meyakini adanya
serikat bersama dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal wujud-Nya,
Rububiyah-Nya, Uluhiyyah-Nya, dan meyakini bahwa nama dan sifat serta
perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sama dengan makhluk-Nya. Padahal
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
صْيُر
ِ سِمْيُع اْلَب
ّ يٌء َوُهَو ال
ْ ش
َ س َكِمْثِلِه
َ َلْي
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11)