Laporan Kasus High Myopia
Laporan Kasus High Myopia
Laporan Kasus High Myopia
Laporan Kasus
High Myopia, Pterygium ODS,
Bleraritis Kronis ODS
Oleh:
Cliff Clarence Haliman
112014145
Pembimbing :
dr. Margarette F. Paliyama, Sp. M, M. Sc
NIM
: 11-2014-145
.............................
Dr. Pembimbing
.............................
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS
Nama
: Tn. MR
Umur
: 48 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: tidak ada
2. Alergi
: tidak ada
3. DM
: tidak ada
4. Hipertensi
: tidak ada
5. Dislipidemia
: tidak ada
b. Mata
1. Riwayat sakit mata sebelumnya
: Myopia simpleks
: ada.
-
OD S -2,50
OS S -3,00
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Asthma
: tidak ada
Alergi
: tidak ada
Riwayat Kebiasaan:
Tidak ada
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 100/70mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: 36.7oC
Kepala/leher
Thorax, Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
B. STATUS OPTHALMOLOGIS
OD
2/60 ph 0,1
10/7,5 (10,9 mmHg)
Orthoforia
Skuama pada tepi
kelopak mata(+)Edema
(-), Hiperemis (-) spasme
PEMERIKSAAN
Visus
TIO
Posisi Bola Mata
Palpebra
(-)
Tenang, jaringan
fibrovaskular pada
limbus(+)
Jernih
Dalam
Bulat, sentral, refleks
cahaya langsung dan tak
OS
4/60 ph 0,2
10/7,5 (10,9 mmHg)
Orthoforia
Skuama pada tepi
kelopak mata(+)Edema
(-), Hiperemis (-) spasme
(-)
Tenang, jaringan
Konjungtiva
fibrovaskular pada
Cornea
COA
Iris/Pupil
limbus(+
Jernih
Dalam
Bulat, sentral, refleks
cahaya langsung dan tak
8
Lensa
Vitreus
Fundus
tygroid(+), myop
degenerasi tygroid(+),
myop crescent(+)
crescent(+)
Pergerakan Bola Mata
Tidak ditemukan kelainan
pada segala arah
IV.
Konfrontasi Test
PEMERIKSAAN LAIN
Tidak dilakukan
V.
RESUME
Anamnesis
Pasien mengeluh kedua mata terasa buram sejak 6 bulan SMRS. riwayat dan gejala
hipertensi maupun diabetes disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluh mata juga
terdapat selaput yang baru disadari oleh pasien 1 bulan SMRS. Riwayat trauma
disangkal oleh pasien. Selain itu pasien merasa sering merasa gatal pada mata dengan
lendir berwarna jernih kekuningan sejak 3 hari SMRS.
Dari status oftalmologis didapatkan :
OD
2/60 ph 0,1
Skuama pada tepi
PEMERIKSAAN
Visus
OS
4/60 ph 0,2
Skuama pada tepi
kelopak mata(+), skuama
Palpebra
mudah terangkat,Edema
Tenang, jaringan
(-)
Tenang, jaringan
fibrovaskular pada
Konjungtiva
fibrovaskular pada
limbus(+)
RF (+), Papil bulat, Batas
Fundus
limbus(+
RF (+), Papil bulat, Batas
VI.
2:3, Myopic
2:3, Myopic
crescent(+),tygroid
crescent(+),tygroid
fundus(+)
fundus(+)
DIAGNOSIS KERJA
1. High myopia ODS
2. Blefaritis Seboroik ODS
3. Pterygium grade I ODS
VII.
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN ANJURAN
a. Gula darah sewaktu
b. Gula darah puasa
c. Kultur skuama
IX.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
1. Fluometholone 0,1% ED no I S 2 dd gtt 1 ODS
2. Artificial tears ED No I S 4dd gtt 2 ODS
Non medikamentosa
1. Pemberian kacamata sesuai koreksi sferis
Edukasi:
1. Pasien harus selalu memakai kacamata untuk mencegah mata
malas(ambliopia)
2. Pasien diminta membersihkan kelopak mata dengan shampo bayi 3
kali sehari dengan air hangat.
3. Bila mata gatal dirasa tambah parah dalam waktu 2-3 hari, pasien
diminta kembali.
PROGNOSIS
1.
OCCULI DEXTRA (OD)
Ad Vitam
Bonam
Bonam
Ad Fungsionam
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Bonam
2.
OCCULI DEXTRA (OD)
Ad Vitam
Bonam
Bonam
Ad Fungsionam
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Bonam
3.
OCCULI DEXTRA (OD)
Ad Vitam
Bonam
Bonam
Ad Fungsionam
Dubia ad Bonam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Bonam
High Myopia
Myopia adalah salah satu kelainan refraksi dimana bayangan jatuh di depat dari fovea
sehingga pengelihatan menjadi buram. Myopia tinggi sendiri memiliki banyak nama yaitu
antara lain adalah myopia patologi, myopia degeneratif atau Myop maligna.
Myop degeneratif biasanya bila lebih dari 6 dioptri disertai kelainan fundus okuli pada
panjangnya bola mata sampai terbentuknya stafiloma postikum yang terletak pada bagian
tempotal papil disertai atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya
atrofi sklera dan kadang kadang terjadi ruptur membran bruch yang dapat menimbulkan
rangsangan untuk terjadinya neovascularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak
fuch berupa hiperplasia pigmen epitel dan perdarahan, atroifi lapisan sensoris retina luar dan
dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optik
Pasien miopia mempunyai punctum remortum(jarak pengelihatan jauh) yang dekat
sehingga mata selalu dalam dan berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan
astenopia konvergensi.
Tanda anatomis dari miopia tinggi adalah bola mata miopik mungkin lebih menonjol
dengan kamera oculi anterior lebih dalam. Pupil relatif lebih lebar dengan iris tremulans yang
menyertai cairnya bdan kaca. Badan kaca sendiri bisa tampak keruh(obscurasio corpori
vitrei). Kekeruhan juga mungkin ditemukan pada polus posterior lensa. Terdapat stafiloma
posterior, fundus tigroid di polus posterior retina(pigmen tidak merata seperti kulit harimau).
Bisa ditemukan atrofi koroid berbentuk sabit miopik atau plak anular di sekitar papil,
berwarna putih dengan pigmentasi di pinggirnya. Perdarahan mungkin terjadi terutama di
daerah makula, yang mungkin masuk ke dalam badan kaca. Proliferasi sel epiterl pigmen d9
daerah makula(bintik hitam forster fuchs) bisa ditemukan. Miop tinggi merupakan faktor
resiko katarak dan ablasio retina sehingga penderita harus mengurangi olahraga yang berat.
Patogenesis
Teori mekanik menyebutkan terjadinya mipopia karena ada peregangan sklera yang
dapat terjadi pada sklera normal maupun pada sklera yang sudah lemah. Adanya kontraksi m.
orbicularis oculi, kovergensi dan akomodasi yang terus menerus menyebabkan tekanan intra
oculi meninggi lalu menyebabkan peregangan sklera. Selain itu kontraksi muskulus siliaris
akan menarik koroid sehingga menyebabkan atrofi. Konvergensi dan possi ketika melihat
kebawah akan menyebabkan pole posterior tertarik oleh nervus optikus.
Manifestasi klinis
Penurunan kemampuan melihat jauh bahkan setelah koreksi sferis. Lalu penderita
merasa tidak nyaman karena berat dan distorsi pada tepi lensa yang memberikan pengelihatan
sebagai dalam barel. Gejala lain adalah mencairnya vitreus sehingga memberikan gambaran
floaters.
Mata pada miopia akan menjadi lebih besar, kornea akan lebih pipih dan datar,pupil
akan mengalami dilatasi,bilik mata akan menjadi dalam. Vitreus mengalami degenerasi dan
pencairan semakin tua penderita. Pencairan vitreus akibat bertambahnya volume tetapi tidak
diikuti oleh bertambahnya Kolagen di dalam vitreus,dapat menyebabkan posterior vitreus
detachment dan vitreous floaters. Pada segmen posterior juga ditemukan miopik crescent
yang dikarenakan tarikan nervus optikus nasal sehingga epitel retina dan koroid akan
menjauhi diskus. Biasnya tampak pada daerah temporal. Perubahan pada retina juga dapat
dilihat karena traksi sehingga dapat dilihat gambaran degenerasi tyfroid, arteri dan vena
tampak lebih lurus,retina akan mengalami penipisan. Perubahan koroid juga dapat terjadi
karena menipisnya akibat traksi sehingga menyebabkan hilangnya stroma koroid dan
menurunnya sirkulasi koroid. Jika proses pemanjangan berlanjut, maka bisa terjadi ruptur
pada epitel retina, membran burch dan koriokapiler yang pada fase lanjut akan menyebabkan
neovaskularisasi.
Diagosis banding
-
Diabetik retinopati:
kapiler, terutama daerah vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak
dekat pembuluh darah terutama polus posterior, terdapat gambaran pendarahan
berbentuk titik di daerah polus posterior,vena akan berkelok kelok dan dilatasi, terdapat
hard exudate yang terditi dari infiltrasi lipid ke retina dengan bentuk ireglar, kekuningan,
ditemukan juga soft exudate atau cotton wool patches yang merupakan bagian iskemia,
-
sebagai pembuluh darah yang tampak lebih pucat, pembuluh darah yang menjadi lebih
kecil karena spasme lokal dan percabangan arteriol menjadi lebih tajam.
Penatalaksanaan
Pemberian kacamata ataupun lensa kontak dengan koreksi terbaik adalah satu-satunya
terapi yang dapat dilakukan. Pada miopia tinggi, disarankan menggunakan lensa kontak
karena memiliki banyak keuntungan diantara lain adalah mempercantik diri, memperluas
lapang pandang dan juga mengurangi distorsi lensa. Akan tetapi, higienitas dari penggunaan
lensa kontak harus diperhatikan.
Blefaritis Skuamosa
Blefaritis ini disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang
bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Biasanya pada tepi kelopak terutama
mengenai kelenjar kulit di daeraj akar bulu mata dan sering terdapat pada kulit berminyak.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun jamur.
Manifestasi klinis
Gejala blefaritis skuamosa adalah terasa panas dan gatal, terdapat sisik halus dan
penebalan margo palpebra disertai madarosis.
Diagnosis banding
-
Terapi
Dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata dan steroid
setempat disertai dengan perbaikan metabolisme pasien.
Pterygium
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pertumbuhan biasa pada celah nasal ataupun temporal konjungtiva
yang meluas ke tengah kornea. Pterygium berbentuk segitiga atau seperti sayap yang
puncaknya berada di tengah atau di kornea. Bagian pterigium sendiri mudah meradang
sehingga berwarna merah akibat iritasi.
Etiologi
Pterygium disebabkan oleh iritasi kronis akibat debu,cahaya sinar matahari dan udara
yang panas. Etiologinya tidak diketahui dan didug suatu neoplasma, radang dan degeneratif.
Pterygium sendiri tidak memberi keluhan atau dapat memberi keluhan seperti merah, gejala
iritassi, dan astigmat. Pengobatan sendiri tidak dibutuhkan karena sering sekali rekuren.
Manifestasi klinis
Pterygium dibagi menjadi beberapa stadium yaitu grade satu dimana jaringan tidak
melewati limbus, grade 2 jaringan menutupi kornea tetapi tidak menutupi pupil dan grade 3
jartingan sudah menutupi pupil.
Diagnosis banding
-
Terapi
Pengobatan hanya dilakukan jika terjadi peradangan yaitu dengan memberi obat tetes
air mata buatan dan bila perlu diberikan steroid. Pembedahan dilakukan jika pertumbuhan
progresif, menutupi sumbu pengelihatan dan menyebabkan astigmatisme iregular.
Referensi