Askep KMB Diare
Askep KMB Diare
Askep KMB Diare
DI SUSUN OLEH :
TRI EPIPANIAS GEA (200202061)
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan penulisan............................................................................................5
C. Manfaat penulisan..........................................................................................6
D. Metode dan sistematika penulisan.................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian......................................................................................................44
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................45
C. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................46
D. Implementasi Keperawatan............................................................................47
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal adalah
berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor
dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin
Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian pada anak,
jika penanganan diare dilakukan dengan cepat dan tepat, maka jumlah kematian
keluhan pasien pada ruang praktek dokter, sementara di beberapa rumah sakit di
Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama
s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju
3
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta
diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.
WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan
penduduk setiap tahun. Di Afrika orang dewasa terserang diare infeksi 7 kali
diare 3 kali setiap tahun. Diare akut merupakan penyakit di indonesia yang masih
sangat tinggi. Dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita. Dari hasil riset
kesehatan dasar yang dilakukan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2007,
(Tjitrosantoso, 2013).
Diare adalah buang air besar dengan tinja encer atau berair dengan frekuensi
lebih sering dari biasanya (normalnya). Sehingga orang yang mengalami diare
akan lebih sering ke toilet untuk buang air besar dengan volume feses yang lebih
banyak dari biasanya. Diare dikenal juga dengan istilah mencet. Diare Akut
adalah diare yang berlangsung kurang dari dua minggu. Sedangkan diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu.Diare yang onset gejalanya
tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non
infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi
dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.Penyakit Diare biasanya
berlangsung beberapa hari dan sering sembuh atau hilang tanpa pengobatan.
atau lebih. Atas dasar itulah penyakit diare digolongkan menjadi diare akut dan
kronis.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat
diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat. IDAI, WHO dan UNICEF
tubuh yang terbuang saat diare.Walaupun air sangat penting untuk mencegah
dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk
penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric
Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan
dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian
diare. ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang
sama pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta
pengganti nutrisi yang hilang. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering
diberi ASI. Ibuatau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang cara memberikan cairan maupun obat di rumah dan kapan harus
Di Indonesia, setiap tahun sekitar 110 juta episode diare pada orang dewasa
per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2016 jumlah kasus diare
rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia
prevalence diare di Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada
balita sekitar 5%. Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2017 sebanyak
39.913 kasus atau sebanyak 53,72% dari perkiraan kasus, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 35.864 kasus (46,77% dari perkiraan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian diare
Diare adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari dengan atau
tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang dari
tujuh hari yang sebelumnya sehat. Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih
Menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang
banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair
dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Diare adalah buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
2. Penyebab diare
Penyebab faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah terbagi atas 2
penyebab yaitu :
a. Infeksi enteral
b. Infeksi Parenteral
3. Patofisiologi diare
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium,
asidosis metabolik.
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan
a. Gangguan Osmotik ; Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus
timbul diare.
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
c. Hipoglikemia
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
b. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
c. Kram abdominal.
d. Demam.
f. Anoreksia.
g. Lemah.
h. Pucat.
5. Komplikasi
perubahan elektrokardiogram ).
b. Hipokalsemia
e. Syok hipovalemik.
f. Asidosis
g. Dehidrasi
6. Penanganan
misalnya air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI.
Jangan memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena
LRO.
dengan penderita.
2) Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
7. Pemeriksaan penunjang
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
ginjal.
1. Pengkajian
meliputi :
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada diare adalah berupa nyeri perut dan bab lebih dari 3
f. Riwayat psikososial
g. Riwayat spiritual
h. Pemeriksaan Fisik
3) Review of sistem
suara napas.
b) B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan
4) Eliminasi
5) Makanan, cairan
6) Higiene
7) Neurosensori
8) Nyeri / kenyamanan
9) Keamanan
Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu
pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja
mendapat kekuatan.
11) Seksualitas
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
berhubungan dengan out jam, klien diharapkan mata, tugor kulit dan
pengeluaran cairan
Hydration 3. Pemeriksaan
laboratorium sesuai
frekuensi defekasi,
Nyeri perut tidak ada
karakteristik dan
Peristaltik dalam batas
jumlah
normal
5. Dorong diet tinggi
Konsistensi stool
serat dalam batasan
padat
diet, dengan masukan
Turgor kulit
cairan sedang sesuai
Medication
management
medis dalam
2. Pantau efektifitas
medikasi
keluarga dalam
ketepatan medikasi
buah-buahan dan
tinggi serat.
Intake makanan per
4. Berikan makanan
oral dihabiskan
tinggi kalori dan
Intake minuman cukup
protein
5. Lakukan kebersihan
makan
sesuai indikasi
7. Kolaborasi dengan
ahli gizi
memberikan banyak
2. Anjurkan pasien
lembut saat
mengeringkan
bokong
sesudah mengganti
Pakaian
7. Observasi keadaan
kulit
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. C
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan :-
Agama : Islam
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien merasa lemas, mual muntah dan bab cair lebih dari 5 kali, faktor
pencetusnya klien tidak tahu secara pasti, klien sudah meminum entrostop
lebih dari 5 kali sehari sejak sore, karena kondisi klien sudah lemah oleh
puskesmas.
Klien pernah dirawat dengan penyakit lain yaitu sakit tifus pada bulan maret
2021 dan dirawat di rumah sakit selama 4 hari, klien tidak memiliki riwayat
alergi.
4. Pemeriksaan fisik
sakit 59 kg
cepat, Pada palpasi tidak ada kelainan dinding toraks, gerakan dinding
dada simetris. Pada perkusi dada sonor. Pada auskultasi tidak ada suara
napas tambahan.
b. B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara lain
nyeri tekan, pada leher tidak ada distensi vena, ekspresi wajah yang
yang disajikan dari puskesmas, pasien merasa mual dan muntah, nafsu
Sebelum sakit klien tudur selama 8-9 jam perhari, setelah sakit klien
tidak dapat nyenyak tidur sering terbangun karena nyeri perut dan diare.
Sebelum sakit pola makan klien dengan mnu seimbang frekuensi makan
3 kali perhari diselingi makanan ringan, setelah sakit klien hanya dapat
menghabiskan 2-3 sendok makanan per sajian. Klien mual dan muntah
setiap kali makan. Frekuensi minum klien sebelum sakit 8 gelas sehari
atau 2000 cc perhari setelah sakit klien hanya minum 4-5 gelas perhari.
c. Eliminasi : bab/bak
Sebelum sakit frekuensi bab 1 kali per hari dengan konsistensi lunak,
setelah sakit klien bab dengan frekuensi > 5 kali perhari dengan
Sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari, ganti baju dua kali sehari,
gosok gigi dua kali sehari dan keramas seminggu sekali, setelah sakit
1 DS : Output Gangguan
DO :
kering
makan menurun
DO:
gelisah
Konjungtiva anemis
BB menurun dari 59 kg
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d output berlebihan d.d klien
mengatakan mual dan muntah, klien mengatakan bab > 5 kali sehari dengan
konsistensi cair, turgor kulit jelek dan kulit kering, mukosa bibir kering, klien
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequat d.d
2-3 sendok makanan yang disajikan, klien mengatakan nafsu makan menurun,
klien tampak lemas, wajah tampak pucat dan gelisah dan konjungtiva anemis,
32
Peristaltik dalam batas
normal
ketepatan medikasi
kebutuhan tubuh b.d intake selama 3 x 24 jam, klien 1. Kaji intake makanan dan minuman
tidak adequat d.d klien diharapkan dapat memenuhi 2. Monitor intake dan out put makanan dan
menurun, klien tampak lemas, Kriteria hasil : 5. Batasi masukan lemak sesuai indikasi
wajah tampak pucat dan Intake makanan per oral 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
E. Implementasi Keperawatan
perkembangan)
cairan sehari
Hasil : minum 4 gelas perhari, output bab O:
5 kali perhari Klien masih tampak lemas
3. Mengobservasi dan mencatat frekuensi
Turgor kulit masih jelek
defekasi, karakteristik dan jumlah
Mukosa kering
Hasil: bab 5 kali konsistensi cair
Klien dan keluarga memahami
4. Mendorong diet serat dalam batasan diet,
proses medikasi
A:
P:
Intervensi di lanjutkan
dengan masukan cairan sedang sesuai diet
yang dibuat
ketepatan medikasi
2. Memonitor intake dan out put makanan Klien mengatakan mual dan
P:
Intervensi di lanjutkan
dengan masukan cairan sedang sesuai diet Klien sudah tampak membaik
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi selesai
2 26 juni 2021 1. Memonitor intake dan out put makanan 26 juni 2021 S:
14.00 dan minuman Jam 17.00 Klien mengatakan sudah tidak
BB: 58,2 Kg
Analisis
Masalah teratasi
Planning
Intervensi selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
keluhan antara lain BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, mual muntah dan lemas
selain itu didapatkan juga turgr kulit jelek dan kulit kering. Penulis ini sesuai
dengan pernyataan menurut Ngastiyah (2005) bahwa diare adalah BAB dengan
jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau
setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi lebih dari 3 kali per hari.
40
Gejala yang umum terjadi pada penderita diare menurut Suriadi (2001) antara
lain : Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan
gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata
cekung, membran mukosa kering, kram abdominal, demam, mual dan muntah,
anoreksia, lemah, pucat, perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat, menurun
klien tampak lemas, perubahan denyut nadi, mual dan muntah, rasa nyeri tekan
pada abdomen, mukosa mulut kering, wajah pucat dan ditemukan tanda dehidrasi
ringan.
B. Diagnosa Keperawatan
yang berlebihan
yang berlebihan, dimana diagnosa tersebut sesuai dengan teori dimana tanda dan
gejala atau respon tubuh yang mengalami diare menurut Suriadi (2001) antara
lain : Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer, terdapat tanda dan
gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata
cekung, membran mukosa kering, kram abdominal, demam, mual dan muntah
Diagnosa kedua yaitu pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana
penderita diare mengalami mual dan muntah, juga anoreksia atau kurang nafsu
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan dengan ONEC yaitu (Observation) yaitu rencana tindakan
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
D. Implementasi Keperawatan
tujuan yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi
keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,
tepat.
E. Evaluasi Keperawatan
keseimbangan cairan dan elektolit dan pemenuhan nutrisi dan dievaluasi pada hari
kamis tanggal 26 juni 2021 dengan hasil masalah pemenuhan cairan dan nutrisi
teratasi dimana pada data subyektif pasien dan keluarga mengatakan frrekuensi
BAB 1 kali sehari dan data obyektif keadaan umum pasien baik, ekspresi
A. Kesimpulan
Kesimpulan umum dari hasil studi kasus ini yaitu: Asuhan keperawatan pada
pasien diare dapat dilakukan dengan penanganan cairan dan nutrisi dengan cara
1. Pengkajian didapatkan data BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, mual
muntah dan lemas selain itu didapatkan juga turgor kulit jelek dan kulit
kering
hasil evluasi menunjukan pada hari kedua frekuensi bab 2 kali, turgor kulit
B. Saran
Untuk klien dan keluarga agar memperhatikan makanan dan minuman yang
2. Bagi Penulis
Hasil studi kasus ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan
47
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Dwi Anton Budi dan Dyah Andari. 2010. Mudah dan Hemat Hidup
Sehat.Solo : Pustaka Arafah.
Depkes RI, 2010, Hasil evaluasi program pemberantasan penyakit diare, Direktorat
PPLPDepkes, Jakarta.
Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Ikasari, 2012. Evaluasi P2M dan Update Knowledge Penatalaksanaan Diare. Bantul.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori &
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta, EGC.
Mubarak. Irwan, 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan pertama.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.