Konseling Sufistik, Kel 1, Riska
Konseling Sufistik, Kel 1, Riska
Konseling Sufistik, Kel 1, Riska
Kelompok 1 :
RISKA PEBRIYANTI
2020305021
Dosen pengampu
1
KATA PENGHANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kemudahan kepada saya untuk dapat mengerjakan tugas dengan mata kuliah
konseling sufistik yang berjudul “Konseling sufistik ; Definisi, urgensi, dasar-
dasar methode,materi, teknik dan pendekatan ”
Makalah yang saya buat ini tentu masih banyak kekurangan, oleh karena
itu saya mohon maaf dan mengharapkan saran dan masukan yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.3 Tujuan………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
Ajaran islam yang terdapa dalam Al-Quran, Hadis, dan praktik hidup NabiMuhammad
SAW, kemudian di fromulasikan oleh ulama kedalam ilmu tasawuf adalah nilai mulia
yang efektif untuk di kontribusikan bagi pengembangan konseling berwawasan islam
Pengembangan konsepsi tasawuf dalam kaitannya dengan konseling yang berwawasan
islam dapat di elaborasi dari beberapa konsep kunci dalam tasawuf, seperti takhalli, tahalli,
tajalli, zikir, tarekat, suluk, dan praktik kehidupan sufistik yang sudah membumi dalam
pengalaman umat islam sepanjang sejarahnya. Hubungan tasawuf dengan konseling dapat
terjadi begitu nyata dan konkret utamanya dalam bentuk penyesuian diri secara efekif
terhadap diri sendiri dan lingkungan, sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya
dengan menerapkan ajaran-ajaram agama.
4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu konseling
2. Untuk mengetahui urgensi konseling sufistik
3. Untuk mengetahui bagaimana metode dan teknik konseling sufistik
4. Untuk mengetahui seperti apa materi dan pendekatan konseling sufistik
BAB II
PEMBAHASAN
5
sehari-hari dan sewaktu menghadapi musibah. Dalam kerangka berpikir menyesuaikan
terma-terma tasawuf dengan konseling yang dikembangkan konseling sufistik
Menurut M. Hasyim Syamhudi, tasawuf memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1) kepasrahan dan kepatuhan kepada agama
2) Menggunakan nalar spekulatif
3) Patuh pada Imam
4) Kadang menyalahi tradisi kemanusiaan .
Prinsip konseling sufistik adalah bicara dari hati ke hati dan konselor mampu
menemukan titik permasalah yang dihadapi konseli dan menetapkan solusinya. Pada
dialog di atas, diperoleh gambaran bahwa konseli mengalami kesulitan dalam membuat
karya ilmiah, sehingga karena waktu yang tidak memungkinkan, dan tugas harus segera
dikumpulkan, ia melakukan perbuatan negatif. Titik permasalahannya adalah belum
bisa menulis makalah, maka konselor harus bisa memberikan solusi atas permasalahan
tersebut secara fisik/konkrit. Selain itu, konselor juga harus menindaklanjutinya dengan
praktek spiritual, setelah hati (ranah emosional disentuh).
Dari beberapa pengertian tasawuf dan sufi di atas selanjutnya dirumuskan
pengertian “Bimbingan dan konseling sufistik sebagai upaya membantu individu
mengembangkan “potensi” yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya dan atau
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya mendasarkan pada ajaran Islam
dengan meneladani kehidupan kaum sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah, agar
bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang ‘alim dan saleh , dan pada akhirnya
bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Dari rumusan pengertian di atas bisa difahami, bahwa inti bimbingan dan konseling
sufistik adalah
1) Hakekat bimbingan adalah upaya pemberian bantuan kepada individu oleh konselor
kepada individu yang membutuhkan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah
SWT semata. Dikatakan bantuan karena pada dasarnya individu sendiri yang harus aktif
“memahami” dan “mentaati” aturan Allah SWT dalam kehidupan sehari-sehari.
2) Fokus pemberian bantuan itu adalah; Pertama; untuk mengembangkan potensi
(jasmani, rohani, nafs, dan iman) yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia
(developmental guidance). Kedua; penyelesaian masalah yang sedang dihadapi
individu agar bisa hidup tenang, dan terhindar dari penyelesaian masalah yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam.
6
3) Cara membimbing adalah dengan mendasarkan pada ajaran Islam, dengan
meneladani kehidupan kaum sufi yaitu dengan cara (a) mengokohkan iman yang
tercermin dalam ketaatan terhadap aturan Allah dan menjauhi syirik, (b) mengenalkan
syari’at Islam yang tercantun dalam al-Quran dan hadits, (c) memperbaiki amal yang
tercermin dalam perilaku berakhlaq mulia, (d) mensucikan niat yaitu mengikhlaskan
semua amal hanya untuk Allah SWT
7
tubuh serta memuaskan kebutuhan-kebutuhannya dalam batas-batas yang telah
digariskan syariat.
Dasar-dasar nilai kehidupan agar bisa bertindak secara efektif, baik dan tenang
dengan menjadikan agama islam untuk bimbingan dan nasehat. agama islam juga
mengajarkan agar manusia selalu dijalan ilahi dan semua pihak yang harus terlibat,
dibimbing dan menasehati untuk menemukan jalan kebenaran. Jika merujuk kepada
ayat-ayat yang ada didalam Alquran, sebenarnya sangat banyak sekali ayat yang
mengisyaratkan pelaksanaan konseling. Oleh karenanya, Alquran merupakan refrensi
wajib ketika hendak menggali lebih dalam lagi mengenai konseling Islami. Karena
itulah, pemahaman terhadap cabang-cabang ilmu lainnya merupakan hal cukup
penting. Al-qur’an mendidik umat manusia yang mengharuskan adanya bimbingan dan
konseling dalam mengarahkan dan menasehati yaitu:
• Maka jangan sekali-kali membiarkan kehidupan dunia ini memperdayakan kamu.
(Q.S Fatir: 5)
ِ ّٰللا َح ٌّق فَ ََل تَغُ َّرنَّ ُك ُم ْال َح ٰيوة ُ الدُّ ْن َي ۗا َو ََل َيغُ َّرنَّ ُك ْم ِب ه
اّٰلل ْالغ َُر ْو ُر ُ َّٰ ٰٓيا َ ُّي َها الن
ِ اس ا َِّن َو ْع َد ه
‘’Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan
kamu tentang Allah.’’ (Q.S Fatir: 5)
8
rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-
orang kafir.” (Al-Baqarah: 286)
Makna:
Dalam ayat ini, manusia yang beriman harus optimistis dan tidak boleh berputus asa
dalam berusaha. Sebab, Rahmat Allah sangat luas.
9
• Sosiodrama
Sosiodrama dipergunakan sebagai teknik dalam memecahkan masalah dengan melalui
kegiatan bermain peran. dala kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung
situasi masalah yang dihadapinya.
• Psikodrama
Jika sosiodrama merupakan teknik memecahkan masalah social, maka psikodrama
adalah untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. bagi
murid yang mengalami ketegangan , permainan dalam peranan itu dapat mengurangi
ketengangannya.
• Penyucian Jiwa
Bimbingan, nasehat dan pembinaan yang dapat digunakan dalam konseling islami
sebagimana disebutkan ayat al-qur’an. Jiwa yang buruk tersebut perlu adanya
penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), agar jiwa kita bisa tenang dan selalu menjalankan
perbuatan terpuji. Shalat merupakan salah satu cara untuk penyucian jiwa, karena shalat
yang dilakukan secara khusyuk, dan benar menurut syariat islam akan menimbulkan
jiwa yang tenang dan tidak dikuasai oleh hawa nafsu sehingga manusia berperilaku
dengan akhlak terpuji. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam banyak ayat Al Qur-an,
di antaranya firman Allah Ta’ala,
10
ار َ س َنةً َّوقِنَا
َ َ عذ
ِ اب ال َّن ٰ ْ س َنةً َّوفِى
َ اَل ِخ َرةِ َح َ َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن َّيقُ ْو ُل َر َّب َنا ٰٓ ٰا ِتنَا فِى الدُّ ْن َيا َح
“ Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka” (QS. Al-Baqarah
Ayat 201)
صا لَهُ الدِينَ * َوأ ُ ِم ْرتُ ِِل َ ْن أ َ ُكونَ أَو َل ْال ُم ْس ِل ِمينَ *قُ ْل
قُ ْل إِ ِني أ ُ ِم ْرتُ أ َ ْن أ َ ْعبُدَ ّللاَ ُم ْخ ِل ا
ع ِظيم *قُ ِل ّللاَ أ َ ْعبُدُ ُم ْخ ِل ا
صا لَهُ دِي ِني َ اب َي ْوم َ َ عذ
َ صيْتُ َر ِبي َ ع َ َاف إِ ْن ُ إِ ِني أَخ
Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh
keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agama. (11) Dan aku diperintahkan agar
menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.” (12) Katakanlah, “Sesungguhnya
aku takut akan azab yang akan ditimpakan pada hari yang besar jika aku durhaka
kepada Tuhanku.” (13) Katakanlah, “Hanya kepada Allah aku menyembah dengan
11
rida,dan cinta. 2) mengarahkan seluruh perasaaan sehingga bertumpu pada suatu
puncak yaitu kesimpulan kisah, dan 3) melibatkan pembaca atau mendengar ke dalam
kisah tersebut, sehinga ia terlibat secara emosional.
12
pendidikan Islam masih langka. Dibutuhkan upaya bersama yang sistematis dan
berkesinambungan dari berbagai pihak dalam melakukan evaluasi dan
pengembangan bimbingan dan konseling baik pada aspek program layanan
bimbingan dan konseling pada berbagai lingkungan pendidikan (rumah, sekolah, dan
masyarakat), media layanan bimbingan dan konseling yang efektif pada berbagai
fase perkembangan, dan pendekatan-pendekatan konseling (konsep dan praktik yang
belum islam)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15