Gangguan mood seperti depresi dan bipolar memiliki gejala klinis seperti perubahan mood, aktivitas, dan berbagai disfungsi kognitif dan sosial. Diagnosis didasarkan pada kriteria DSM-V dan memerlukan penilaian yang komprehensif. Terapi kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi efektif untuk menangani gangguan ini.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
360 tayangan50 halaman
Gangguan mood seperti depresi dan bipolar memiliki gejala klinis seperti perubahan mood, aktivitas, dan berbagai disfungsi kognitif dan sosial. Diagnosis didasarkan pada kriteria DSM-V dan memerlukan penilaian yang komprehensif. Terapi kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi efektif untuk menangani gangguan ini.
Gangguan mood seperti depresi dan bipolar memiliki gejala klinis seperti perubahan mood, aktivitas, dan berbagai disfungsi kognitif dan sosial. Diagnosis didasarkan pada kriteria DSM-V dan memerlukan penilaian yang komprehensif. Terapi kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi efektif untuk menangani gangguan ini.
Gangguan mood seperti depresi dan bipolar memiliki gejala klinis seperti perubahan mood, aktivitas, dan berbagai disfungsi kognitif dan sosial. Diagnosis didasarkan pada kriteria DSM-V dan memerlukan penilaian yang komprehensif. Terapi kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi efektif untuk menangani gangguan ini.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 50
GANGGUAN MOOD
Oleh: dr. Ni Putu Ayu Werdhiatmi
Pembimbing: dr. IGA Endah Ardjana,SpKJ (K) Depresi Mayor dan Gangguan Bipolar Mood: suasana perasaan menetap dan pervasif penilaian dan sikap Tanda dan gejala : tingkat aktifitas, kemampuan kognitif, berbicara dan fungsi vegetatif ggn.interpersonal, sosial dan fungsi kerja Episode depresi mayor= ggn. Depresi mayor atau depresi unipolar Gangguan Bipolar: episode manik dan depresi Hipomania, siklotimia, distimia Depresi: min 2 mgg, min 4 gejala ( perubahan nafsu makan dan BB, perubahan dalam tidur dan aktifitas, mudah lelah, perasaan bersalah, masalah berpikir dan membuat keputusan, dan pikiran kematian atau bunuh diri berulang Mania: mood yg meningkat abnormal dan persisten, luas, mudah tersinggung, < 1 mgg Mania dan hipomania berhubungan dengan peningkatan harga diri, penurunan kebutuhan tidur, perhatian yang mudah beralih, kegiatan fisik dan mental yang berat, dan perilaku menyenangkan yang tidak biasanya Gangguan distimia : setidaknya 2 tahun mood yang tertekan yang tidak cukup parah sesuai dengan diagnosis dari episode depresi mayor. Gangguan siklotimia: setidaknya 2 tahun terjadi gejala hipomanik yang tidak dapat mendiagnosis episode manik dan gejala depresi yang tidak bisa mendiagnosis episode depresi mayor. Epidemiologi: Jenis kelamin: wanita depresi 2x > laki-laki (perbedaan hormon, efek melahirkan, perbedaan stressors psikososial untuk perempuan dan laki laki, model perilaku ketergantungan yang dipelajari) Gangguan bipolar I: wanita =laki-laki, episode manik>laki-laki, episode depresi >wanita Wanita >siklus cepat Usia: bipolar I (5-50 th, rerata 30 th), depresi (20-50 th , rerata 40 th) , dpt <20 th (penyalahgunaan zat) Status pernikahan: depresi (tanpa hub dekat,bercerai,berpisah), Bipolar I(bercerai dan tidak menikah daripada dengan orang yang menikah) onset awal dan hasil perselisihan perkawinan Faktor sosial ekonomi dan budaya: Tidak ada korelasi dg depresi, bipolar=sosek atas, bipolar > tdk lulus PT, depresi >di desa, prevalensi tdk ada perbedaan antar ras Komorbiditas: kecanduan alkohol atau ketergantungan, gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif ( OCD ), dan gangguan cemas Etiologi: 1. Faktor Biologi 2. Faktor genetik 3.Faktor Psikososial 4. Faktor Kepribadian 5. Faktor Psikodinamik depresi 6. Faktor Psikodinamikmania Formulasi lain depresi yaitu: 1. Teori kognitif (distorsi kognitif spesifik): postulat trias kognitif oleh Beck : (1) pandangan diri yang negatif; (2) dunia sebagai sesuatu yang memusuhi dan menuntut: (3) masa depan harapan mengenai penderitaan dan kegagalan 2. Ketidakberdayaan yang dipelajari ( defisit motivasi kognitif dan defisit emosi ) Diagnosis: Kriteria diagnostik depresi mayor menggunakan DSM -5: - Gangguan depresi mayor, Depresi Tunggal - Gangguan Depresi Mayor berulang - Gangguan Bipolar I - Gangguan Bipolar I, episode manik tunggal - Gangguan Bipolar I, berulang - Gangguan Bipolar II Gambaran klinis pada gangguan mood: depresi dan mania Episode depresi : gangguan depresi berat dan gangguan bipolar I : namun perbedaan tersebut sukar ditentukan Dibedakan dg : riwayat pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan gangguan masa mendatang Episode Depresi : - 2/3 berpikir utk bunuh diri - 10-15% melakukan bunuh diri - 97% mengeluh berkurangnya energi - 80% pasien mengeluh sulit tidur - 90 % mengalami ansietas - 50% dengan gejala diurnal - 84% ketidakmampuan berkonsentrasi - 67% hendaya dalam berpikir Ciri atipikal: mengalami peningkatan nafsu makan dan kenaikan berat badan dan tidur yang lebih lama dari biasanya Depresi pada anak-anak dan remaja: - Fobia sekolah dan menempel terus - Prestasi akademik yang rendah - penyalahgunaan zat - perilaku antisosial - pergaulan seksual bebas - bolos sekolah -melarikan diri Depresi pada orang lanjut usia: - prevalensi berkisar dari 25-50% - status sosioekonomi yang rendah, kematian pasangan, penyakit fisik ,serta isolasi sosial - depresi pada orang lanjut usia kurang terdiagnosis Episode Manik : mood yg meningkat, ekspansif, atau iritabel pasien manik sering meminum alkohol berlebihan, mungkin sebagai upaya mengobati diri sendiri Mania pada remaja sering salah didiagnosis sebagai gangguan kepribadian antisosial atau skizofrenia Gejala mania pada remaja dapat mencakup psikosis, penyalahgunaan alkohol atau zat lain, upaya bunuh diri, masalah akademi, pemikiran filosofis, gejala gangguan obsesif-kompulsif, berbagai keluhan somatik, iritabilitas yang jelas sehingga mengakibatkan perkelahian, dan perilaku antisosial lain. Gangguan Bipolar II Bukti juga menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan bipolar II memiliki risiko lebih tinggi untuk berusaha dan melaksanakan bunuh diri daripada pasien dengan gangguan bipolar I serta gangguan depresi berat. Gangguan yang timbul bersamaan - Ansietas. - Ketergantungan Alkohol - Gangguan Terkait Zat Lain - Keadaan Medis PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Episode Depresif - Gambaran Umum: Retardasi psikomotor >> - Mood, Afek, dan Perasaan: perasaan tertekan - Pembicaraan: < laju dan volume bicara - Gangguan Persepsi: halusinasi - Isi Pikir : pandangan negatif mengenai dunia dan diri mereka - Sensorium dan Kognisi (orientasi, memori ) - Kontrol impuls: bunuh diri paradoks - Daya nilai dan tilikan : melebih-lebihkan gejala, gangguan, masalah hidup - Taraf Dapat Dipercaya: melebih-lebihkan hal yang buruk Skala penilaian objektif depresi - Zung: skala pelaporan 20 hal, normal < 34 depresi > 50 - Raskin: tiga dimensi: laporan verbal, perilaku yang terlihat, gejala yang menyertai, normal <3, depresi >7 - Hamilton: HAM -D Episode Manik - Gambaran Umum :tereksitasi, banyak bicara, kadang menghibur, hiperaktif. - Mood, Afek, dan Perasaan: euforik, iritabel - Pembicaraan: tidak dapat disela sedang berbicara - Gangguan Persepsi : halusinasi - Isi Pikir: kepercayaan diri > - Sensorium dan Kognisi : "delirious mania. - Kontrol impuls: 75 % manik bersifat menyerang - Daya nilai dan tilikan: melanggar hukum dalam hal kartu kredit, aktivitas seksual,keuangan tgg - Taraf Dapat Dipercaya: menipu lazim DIFERENSIAL DIAGNOSIS Gangguan Depresi Berat - Gangguan Medis - Kondisi Neurologis - Pseudodemensia GANGGUAN MENTAL GANGGUAN MOOD LAIN GANGGUAN JIWA LAIN BERKABUNG TANPA PENYULIT Berbagai ciri gejala tambahan gangguan mood: - Dengan ciri psikotik - Dengan ciri melankolis - Dengan ciri atipikal - Dengan ciri katatonik - Awitan pasca melahirkan - Siklus cepat - Pola musiman - Tipe non DSM V Gambaran Klinis Episode Depresi : - penderitaan emosi yang depresi dan mendalam - 2/3 berpikir untuk melakukan bunuh diri - 10-15% melakukan bunuh diri - 97% mengeluh berkurangnya energi - 80% pasien mengeluh sulit tidur - 90% dengan ansietas - 84% ketidakmampuan berkonsentrasi - 67% hendaya dalam berpikir DSM V: peningkatan nafsu makan dan kenaikan berat badan dan tidur yang lebih lama dari biasanya (ciri atipikal) Depresi pada anak-anak dan remaja Depresi pada orang lanjut usia Episode Manik - Mood yang meningkat, ekspansif, atau iritabel - Mania pada Remaja. - Gangguan Bipolar II Gangguan yang timbul bersamaan: - Ansietas - ketergantungan alkohol - Gangguan Terkait Zat Lain - Keadaan Medis, PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSIS perjalanan gangguan lama, cenderung kambuh Gangguan depresi berat - Awitan: 50%, Episode depresi pertama usia 40 - Lama Gangguan: 6- 13 bulan tdk diobati, diobati bertahan 3 bulan - Perkembangan Episode Manik: rerata 32 tahun - Prognosis: 25% kekambuhan pada 6 bulan, sekitar 30 sampai 50 % pada 2 tahun pertama, dan sekitar 50 sampai 75 % dalam 5 tahun - Indikator Prognostik: Episode ringan, gejala psikotik, lama opname, persahabatan, fungsi sosial, fungsi keluarga, komorbid dg gangguan lain, laki-laki > buruk Gangguan Bipolar I - Perjalanan Gangguan - Gangguan Bipolar I pada Anak dan Orang Tua - Prognosis Gangguan Bipolar II TERAPI Tujuan terapi: 1. keamanan pasien harus terjamin 2. evaluasi diagnostik lengkap pada pasien harus dilakukan 3. rencana terapi yang ditujukan tidak hanya gejala pada saat itu tetapi kesejahteraan pasien dimasa mendatang harus dimulai Rawat Inap Indikasi untuk rawat inap : - kebutuhan diagnosis, - risiko bunuh diri atau membunuh - kemampuan pasien yang menurun dratis untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal. - Riwayat gejala yang berkembang cepat serta rusaknya sistem dukungan pasien gangguan mood sering tidak ingin masuk rumah sakit dengan sukarela dan mungkin harus dipaksa masuk Pasien manik sering sama sekali tidak memiliki tilikan terhadap gangguan mereka sehingga rawat inap tampak sangat tidak masuk akal bagi mereka Terapi Psikososial kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi adalah terapi yang paling efektif untuk gangguan depresif berat Tiga jenis psikoterapi jangka-pendek: -terapi kognitif (disfungsi kognitif rendah) -terapi interpersonal (disfungsi sosial rendah) -terapi perilaku (gangguan depresif berat) The National Institute of Mental Health (NIMH) Teratment of Depression Collaborative Research Program menemukan variasi respon terhadap terapi depresi yaitu: - disfungsi sosial rendah (terapi interpersonal ) - disfungsi kognitif rendah ( Cognitive Behavior Therapy ) - farmakoterapi (disfungsi kerja yang tinggi ) - depresi yang berat disarankan terapi interpersonal dan farmakoterapi Terapi Kognitif Aaron Beck: memfokuskan pada distorsi kognitif Tujuan terapi kognitif adalah meringankan episode depresif dan mencegah kekambuhan dengan membantu pasien mengidentifikasi dan menguji kognisi negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif fleksibel, dan positif; serta melatih respons perilaku dan kognitif yang baru. Terapi lnterpersonal Gerald Klerman, memfokuskan pada satu atau dua masalah interpersonal pasien saat ini. Terapi ini didasarkan pada dua asumsi: 1. masalah interpersonal saat ini cenderung memiliki akar pada hubungan yang mengalami disfungsi sejak awal 2. masalah interpersonal saat ini cenderung terlibat dalam mencetuskan atau melanjutkan gejala depresif saat ini Terapi Perilaku didasarkan pada hipotesis bahwa pola perilaku maladaptif mengakibatkan seseorang menerima sedikit umpan balik positif dan mungkin sekaligus penolakan dari masyarakat Terapi Berorientasi Psikoanalitik. - Pendekatan psikoanalitik pada gangguan mood didasarkan pada teori psikoanalitik mengenai depresi dan mania. - Tujuan psikoterapi psikoanalitik adalah memberi pengaruh pada perubahan struktur atau karakter kepribadian seseorang, bukan hanya untuk meredakan gejala (Perbaikan kepercayaan interpersonal, keintiman, mekanisme koping, kapasitas berduka, serta kemampuan mengalami kisaran luas emosi ). Terapi Keluarga - gangguan merusak perkawinan pasien - memeriksa peranan anggota keluarga Stimulasi Nervus Vagal - alat elektronik yang ditanam di bawah kulit - peptide yg beraksi sebagai neutrotransmiter Stimulasi Magnetik Transkranial - Energi gelombang >> pendek merangsang sel syaraf pada otak Perubahan pola tidur Fototerapi Farmakoterapi : Farmakoterapi Gangguan Depresi Berat - antidepresan yang saat ini tersedia membutuhkan 3 sampai 4 minggu - Pedoman Klinis Umum: kadar maksimum yang direkomendasikan , selama 4 atau 5 minggu - Lama Pemakaian dan Profilaksis: Terapi antidepresan harus dipertahankan setidaknya 6 bulan , menurunkan dosis secara bertahap 1 sampai 2 minggu Seleksi awal pengobatan tergantung : - kondisi, - perjalanan penyakit - riwayat penyakit keluarga - respon pengobatan -beratnya gejala -kondisi medis umum atau kondisi psikiatri yang menyertai, -respon pengobatan awal -potensial obat dan interaksi obat -preferensi pasien Terapi dari depresi subtipe Episode depresi mayor : MAOIs atau SSRIs. Depresi musim dingin lebih efektif dengan terapi cahaya. Depresi berat dengan gejal psikotik memerlukan kombinasi antidepresan dan antipsikotik, ECT lebih efektif. Depresi atipikal paling efektif adalah MAOIs, SSRIs dan bupropion (Wellbutrin) Gangguan Komorbid Abstinensia sering mengurangi gejala depresi pada depresi yang diinduksi zat Peningkatan morbiditas terkait kondisi-kondisi medis ( misalnya, penyakit kardiovaskular, diabetes, cerebrovascular, dan kanker ) Efek samping penggunaan obat Tambahan obat-obatan ( misalnya, obat tidur atau anxiolitik) untuk membantu mengurangi efek samping sehingga pasien lebih bisa beradaptasi Kegagalan pengobatan akut Tidak berespon karena : ( 1 ) mereka tidak mentolerir efek samping, bahkan jika respon klinis baik; ( 2 ) jika terjadi efek idiosinkrasi; ( 3 ) respon klinis tidak memadai; atau ( 4 ) kesalahan diagnosis Pengobatan generasi kedua Pergantian lebih disukai daripada terapi augmentasi setelah kegagalan terapi awal. Di sisi lain, strategi augmentasi membantu pasien dari perawatan awal yang belum mendapatkan remisi Pengobatan Kombinasi: Farmakoterapi dan psikoterapi seringkali dikombinasikan Gangguan bipolar: gangguan bipolar akut dan tahapan pemeliharaan, berbagai strategi untuk pasien yang mengalami mania atau hipomania atau depresi. Pengobatan mania akut: Pasien dengan mania berat dirawat di rumah sakit yang mungkin mengalami agresif Litium karbonat: karena onset antimania lambat, biasanya dilengkapi pada tahap awal pengobatan dengan antipsikotik atipikal, antikonvulsan, mood stabilizer, atau high- potency benzodiazepines Valproate: hanya diindikasikan untuk mania akut, juga memiliki efek profilaksis Carbamazepine dan Oxcarbazepin: Dosis mengobati mania akut berkisar antara 600 sampai 1.800 mg per hari Clonazepam dan Lorazepam: pengobatan tambahan manik agitasi, insomnia, agresi, dan dysphoria, serta panik Antipsikotik tipikal dan atipikal : antipsikotik atipikal mempunyai kemampuan mengeksitasi postsinap dan tardive diskinesia Pengobatan bipolar depresi akut: Kombinasi tetap olanzapine dan fluoxetine ( Symbyax ) telah terbukti efektif dalam merawat bipolar depresi akut selama 8 minggu untuk periode tanpa menginduksi peralihan mania atau hipomania. Terapi lain: Antagonis channel Calsium Verapamil ( Calan, Isoptin) efektif pada mania akut. Gabapentin, topiramade, zonisamide, levetiracetam, dan tiagabin tidak memiliki efektifitas pada antimania akut Lamotrigin bukan sebagai antimania akut tetapi mencegah episode berulang penitoin pada mania akut dan profilaksis. ECT efektif pada mania akut. Terapi pemeliharaan untuk gangguan bipolar: Sedasi, gangguan kognitif, tremor, penambahan berat, dan ruam adalah efek samping yang dapat menyebabkan putus pengobatan Litium, carbamazepine, dan asam valproat, sendiri atau kombinasi, paling banyak dipakai dalam pengobatan jangka panjang. Lamotrigine sebagai antidepresan profilaksis, berpotensi, sebagai mood-stabilizer. Suplemen thyroid sering diperlukan selama terapi. Terima kasih