Kualitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Pada Suhu Pengeringan Berbeda

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Biologi, Volume 4 No 2, April 2015

Hal. 51-59

Kualitas Daun Binahong (Anredera cordifolia) pada Suhu Pengeringan


Berbeda

Hesti Fajar Utami, Rini Budi Hastuti , Endah Dwi Hastuti


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika,Universitas
Diponegoro
Semarang 50275 Telepon (024) 7474754; Fax. (024)
76480690 email : hestifajarutami@gmail.com

ABSTRACT

Binahong leaf is one of the plants that can be used as a traditional medicine. An important
step in the use of leaf binahong as drugs is by drying. This study aims to determine the
effect of different drying temperature treatment on quality of leaf binahong. The research
is divided into two stages: 1. to investigate binahong leaf quality of weight loss changes,
the color and texture of the leaves binahong after different drying; 2. to investigate
flavonoid quality changes after different drying. The study design used was completely
randomized design (CRD) with one factor, namely the factor of temperature drying 270C,
300C temperature, the temperature of 400C and 500C temperature for 1 day. The
parameters of this study consisted of weight loss percentage, percentage of water content,
leaf color, leaf texture and flavonoid content analysis. Analysis of the data used is
Analysis of Variance (ANOVA) followed by Duncan's real different test at 95%
significance level. The results showed that the drying temperature tends to increase the
rate of weight loss, eliminating moisture, affect change in color and texture of the leaves
and reduce the content of flavonoids. Drying temperature 500C showed the best results in
reducing weight loss and moisture content, but is not able to maintain the color and
texture of the leaves and leaf flavonoid content binahong, while the temperature of 270C,
a temperature of 300C and 400C temperature is able to maintain the color and texture of
the leaves but slightly lowers weight loss and levels water. The highest binahong leaf
flavonoid produced at a temperature of 270C is equal to 10,729% followed by a
temperature of 300C at 1,305%, 0,753% temperature of 400C and 500C temperature of
0,651, so it is recommended to use as a traditional medicine, the leaves should be
consumed directly binahong.

Keywords: Anredera cordifolia, drying temperature, flavonoid

ABSTRAK

Daun binahong merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisonal. Langkah penting dalam penggunaan daun binahong sebagai obat-obatan
adalah dengan cara pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan suhu pengeringan yang berbeda terhadap kualitas daun binahong. Penelitian
terbagi menjadi 2 tahap: 1.mengkaji kualitas daun binahong dari perubahan susut bobot,
warna serta tekstur daun binahong setelah pengeringan berbeda; 2.mengkaji perubahan
kualitas kandungan flavonoid setelah pengeringan yang berbeda. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor, yaitu faktor
pengeringan suhu 270C, suhu 300C, suhu 400C dan suhu 500C selama 1 hari. Parameter
penelitian ini terdiri dari persentase susut bobot, persentase kadar air, warna daun, tekstur

1
daun dan analisis kandungan flavonoid. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of
Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan’s pada taraf
signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan cenderung
meningkatkan angka susut bobot, menghilangkan kadar air, mempengaruhi perubahan
warna serta tekstur daun dan menurunkan kandungan flavonoid. Suhu pengeringan 50 0C
menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan susut bobot dan kadar air, namun tidak
mampu mempertahankan warna serta tekstur daun dan kandungan flavonoid daun
binahong, sedangkan suhu 270C, suhu 300C dan suhu 400C mampu mempertahankan
warna dan tekstur daun tetapi sedikit menurunkan susut bobot serta kadar air. Kandungan
flavonoid daun binahong tertinggi dihasilkan pada suhu 270C yaitu sebesar 10,729%
kemudian diikuti suhu 300C sebesar 1,305%, suhu 400C sebesar 0,753% dan suhu 500C
sebesar 0,651, sehingga direkomendasikan untuk penggunaan sebagai obat tradisonal,
daun binahong sebaiknya dikonsumsi secara langsung.

Kata kunci: Anredera cordifolia, suhu pengeringan, flavonoid

PENDAHULUAN
Indonesia terkenal dengan alternatif bagi sebagian orang untuk
kekayaan alam yang memiliki berbagai dijadikan obat alami. Binahong dapat
jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai tumbuh di daerah dataran rendah maupun
obat. Obat tradisional telah dikenal dan dataran tinggi (Manoi, 2009). Binahong
digunakan secara turun-temurun oleh mengandung senyawa alkaloid, polifenol,
masyarakat Indonesia. Pemanfaatan obat flavonoid, saponin, dan antrakuinon
tradisional pada umumnya lebih (Katno, 2006).
diutamakan untuk menjaga kesehatan, Penggunaan utama sebagai obat
meskipun pemanfaatannya ada pula tradisional pada tanaman binahong adalah
ditujukan sebagai pengobatan suatu daun binahong. Daun binahong memiliki
penyakit (Suharmiati, 2003).Menurut keistimewaan yaitu dapat dikonsumsi
Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun secara langsung oleh konsumen sebagai
(2001) dari 30 ribu jenis tanaman yang ada obat, baik dimakan secaralangsung
di Indonesia 950 jenis diantaranya ataupun sebagai obat luar. Namun daun
memiliki fungsi penyembuhan yang sudah binahong yang dikonsumsi secara langsung
selayaknya bisa dikembangkan bagi mengeluarkan aroma yang menyengat dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah kurang disenangi oleh konsumen, sehingga
satu jenis tanaman yang layak untuk dalam penggunaannya sebagai obat
dikembangkan pemanfaatanya sebagai tradisional diperlukan proses pengolahan
daun binahong dengan cara dikeringkan
tanaman obat adalah Binahong
untuk mengurangi aroma yang menyengat
(Anredera cordifolia).
serta dapat mempertahankan kualitas
Binahong merupakan salah satu
tekstur dan warna daun.
tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
mengobati berbagai macam penyakit, Daun binahong memiliki salah satu
diantaranya untuk pengobatan luka bakar, senyawa utama yaitu flavonoid. Salah satu
penyakit tifus, radang usus, sariawan, faktor yang mempengaruhi kandungan
keputihan, pembengkakan hati, flavonoid adalah pengeringan. Pengeringan
pembengkakan jantung, meningkatkan bertujuan untuk mempertahankan masa
vitalitas dan daya tahan tubuh. Tanaman simpan daun karena pengeringan akan
binahong sudah lama ada di Indonesia, menurunkan kadar air sampai batas
namun khasiat tanaman tersebut baru akhir- teraman untuk pertumbuhan
akhir ini diketahui dan menjadi mikrorganisme.
Pengeringan merupakan salah satu Bahan penelitian yang digunakan
cara untuk pengawetan pasca panen dari dalam penelitian ini ialah daun tanaman
tanaman obat karena dapat menjaga binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
kualitas dari produk yang dihasilkan. Steen), NaNO2 5%, 1mol/L NaOH, etanol
Pengeringan menggunakan metode oven 30%, 10% AlCl3, Aquades dan quercetin
memiliki kekurangan dan kelebihan. standar.
Keuntungannya adalah suhunya dapat
ditentukan dan pengeringan dapat berjalan C. Cara Kerja
lebih cepat karena tidak tergantung cuaca.
Pengeringan dengan oven juga mempunyai Pemetikan dan Penyortiran
kelemahan, yaitu dapat mengubah sifat Daun binahong yang dipetik
fisik bahan pangan akibat suhunya yang memiliki tekstur dan warna daun sama.
tinggi seperti perubahan tekstur dan warna Warna daun ditentukan menggunakan leaf
daun. index colour pada nomor 4, karena pada
Berdasarkan uraian tersebut nomor tersebut daun binahong berwarna
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hijau segar. Daun dipetik pada pukul
kualitas daun binahong dilihat dari susut 16.00WIB dengan tujuan untuk
bobot, kadar air, perubahan warna dan
mengurangi laju penguapan sehingga
tekstur serta kandungan flavonoid dari
didapatkan sifat fisik dan kimia daun yang
daun binahong akibat pengaruh
baik, setelah itu dilakukan penyortiran
pengeringan pada suhu yang berbeda.
untuk mendapatkan bagian daun tanaman
binahong yang tidak cacat fisik.
METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan Suhu Pengeringan Berbeda
Daun binahong yang telah dipetik,
A. Waktu dan Tempat Penelitian
disortir, ditimbang dan dilihat tekstur serta
warnanya kemudian dilakukan
Penelitian dilakukan dari bulan pengeringan pada suhu berbeda. Suhu
Oktober 2014 sampai Januari 2015. pengeringan ditentukan berdasarkan bahan
Penelitian untuk penyortiran,proses yang dikeringkan, menurut Joyce dan Reid
pengeringan, pengukuran susut bobot dan (1986) bahwa daun dan bunga dikeringkan
kadar air serta pengukuran perubahan pada kisaran suhu 200-400C, sehingga
warna dan tekstur daun binahong diambil 4 perlakuan suhu pengeringan
(Anredera cordifolia) dilakukandi untuk penelitian yaitu pada suhu ruang
Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi 270C (kontrol), 300C, 400C dan 500C.
Tumbuhan Fakultas Sains dan Matematika Lama pengeringan disesuaikan menurut
Universitas Diponegoro dan penelitian Hernani dan Nurdjanah (2009), bahwa
untuk mengetahui kandungan flavonoid kandungan flavonoid yang tertinggi
dilakukan di Unversitas Katolik (UNIKA) dihasilkan dari lama pengeringan suhu
Soegijapranata Semarang. oven selama 1 hari.
B. Alat dan Bahan Pengamatan Hasil Pengeringan Suhu
Alat yang digunakan yaitu Lux Berbeda
meter, hygometer, thermometer, loyang, a. Perubahan Tekstur Daun
oven, neraca analitik, aluminium, blender, Perubahan tekstur daun diamati dengan
cawan porselin, Spektrofotometer, cara melihat perubahan tekstur daun
mikropipet, leaf index colour, pipet ukur, yang terjadi setelah proses pengeringan
pipet tetes, labu takar, gelas beker dan dan dibandingkan dengan tekstur daun
ayakan ukuran 65 mesh. sebelum proses pengeringan secara
kualitatif
b.Perubahan Warna Daun HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan warna daun diamati dengan
cara melihat perubahan warna daun yang Susut Bobot dan Kadar Air
terjadi sebelum dan setelah proses Pemeriksaan susut bobot dan kadar air
pengeringan menggunakan leaf colour dilakukan untuk menentukan langkah
index. dalam standarisasi mutu bahan baku yang
c. Penentuan Kandungan Flavonoid digunakan dalam pembuatan obat-obatan
Penentuan kandungan total flavonoid tradisonal.
dilakukan menggunakan metode Bushra a. Susut Bobot
et al, (2009). Hasil penentuan flavonoid Pengamatan susut bobot dilakukan
dinyatakan dalam persen (%). Adapun setelah proses pengeringan selesai.
cara penentuan kandungan flavonoid Perhitungansusut bobot dilakukan
sebagai berikut: dengan membandingkan bobot awal dan
1) Daun binahong ditumbuk bobot akhir, susut bobot daun binahong
sebanyak 5 g kemudian diencerkan dinyatakan dengan persen (%). Hasil
sebanyak 1mL menggunakan NaNO2 analisis ANOVA setelah data
5% (0,7 mL) dan ethanol 30% (10 mL) ditransformasi menggunakan
dicampur selama 5 menit. 2) Kemudian transformasi akar menunjukkan bahwa
ditambahkan dan dicampur sekaligus perlakuan perbedaan suhu pengeringan
dengan AlCl3 10% (0,7 mL) didiamkan berpengaruh nyata terhadap susut bobot
selama 6 menit, selanjutnya ditambahkan daun binahong (Lampiran 1b). Tabel 4.1
1 mol/L NaOH 5 mL. 3) Larutan dan Gambar 4.1 memperlihatkan
kemudian diencerkan sampai 25 ml perbedaan persentase susut bobot yang
dengan ethanol 30% selama 10 menit. 4) terjadi pada daun binahong:
Kemudian dibaca pada panjang
gelombang 430 nm menggunakan
Tabel 4.1 Hasil Transformasi
spektrofotometer digital Shimadzu 1240.
Perbandingan menggunakan kurva ( √ ) Persentase Susut Bobot
Daun Binahong pada Suhu yang Berbeda
standar quercetin yang dibuat dalam
kondisi yang sama. Persamaan kurva Suhu Susut Bobot (%)
standar yang di dapat y = 0,0003x + Suhu 27⁰C 0,5d
0,0088 (y = absorbansi dan x =
Suhu 30⁰C 3,43c
konsentrasi).
d. Susut Bobot Suhu 40⁰C 4,92b
Susut Bobot diukur dengan menimbang Suhu 50⁰C 8,1a
berat awal dan berat kering setelah Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf
proses pengeringan dengan suhu berbeda superskrip yang berbeda dalam kolom
menggunakan neraca digital. menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan
uji Duncan’s pada taraf kepercayaan 95%.
e. Kadar Air
Kadar air daun binahong ditentukan
Susut Bobot (%)

dengan pemanasan oven, sampel di 10 8,1a


timbang sebanyak 3 g, dimasukkan 4,92b
5 3,43c
dalam oven dengan suhu pemanasan 0,5d
1050C sampai mencapai berat konstan 0
(Sudarmadji dkk., 2003). Suhu Suhu Suhu Suhu
27⁰C30⁰C40⁰C50⁰C
Suhu
Gambar 4.1 Diagram Perbedaan Rata-rata
Persentase Susut Bobot Daun Binahong pada
Suhu yang Berbeda
Susut bobot terjadi karena Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf
sebagian air dalam jaringan daun hilang superskrip yang berbeda dalam kolom
disebabkan oleh panas yang dihasilkan menunjukkan perbedaan yang nyata
selama proses pengeringan. Berdasarkan berdasarkan uji Duncan’s pada taraf
tabel 4.1 dan gambar 4.1 bahwa kepercayaan 95%
perlakuan suhu 50⁰C mengalami susut

Kadar Air (%)


bobot yang paling tinggi, semakin besar
100
angka maka semakin besar daun
95 94,44a 93b 91,89b
mengalami kehilangan susut bobotnya.
90
Hal ini menunjukkan perlakuan 86,22c
85
pengeringan suhu 50⁰C menghasilkan 80
panas yang mampu menghilangkan
bobot daun binahong lebih besar bila
dibandingkan dengan perlakuan suhu Suhu Suhu SuhuSuhu
27⁰C 30⁰C 40⁰C 50⁰
30⁰C dan suhu 40⁰C yang menahan dan
menekan kehilangan susut bobot dan Suhu
juga pada perlakuan suhu 50⁰C mampu Gambar 4.2 Diagram Perbedaan Kandungan
menghilangkankandungan flavonoid Kadar Air Daun Binahong pada Suhu yang
paling banyak, karena semakin tinggi Berbeda
suhu pengeringan, maka kecepatan aliran Kadar air merupakan salah
udara pada proses pengeringan makin satu sifat kimia dari bahan yang
cepat pula dan kandungan flavonoid menunjukkan banyaknya air yang
yang ada pada daun binahong akan cepat terkandung di dalam bahan pangan.
terdegradasi dan rusak bahkan hilang. Penentuan kadar air pada tabel 4.2 dan
Hal ini dikarenakan pada proses gambar 4.2 adalah dengan menghitung
pengeringan terjadi penguapan air selisih berat sebelum dan sesudah
menuju udara karena adanya perbedaan pengeringan yang menunjukkan
kandungan uap air antara udara dengan banyaknya air diuapkan. Perhitungan
daun binahong. selisih berat tersebut disebabkan karena
b. Kadar Air hilangnya air dan zat-zat menguap
Hasil analisis ANOVA kadar lainnya, sehingga kekurangan berat
air pada penelitian ini menunjukkan tersebut dianggap sebagai kadar air.
bahwa perlakuan perbedaan suhu Hasil dari tabel dan gambar 4.2
pengeringan berpengaruh nyata pada menunjukkan bahwa perlakuan suhu
taraf uji 5% (P<0,05 Lampiran 2b) pengeringan mempengaruhi hilangnya
terhadap kadar air daun binahong. kadar air dalam bentuk penguapan,
Perbedaan hasil analisis kandungan karena pada saat daun dikeringkan air
kadar air daun binahong dapat dilihat akan menguap berdifusi melalui
pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 di bawah permukaan daun ke udara. Semakin
ini: tinggi suhu pengeringan maka
menyebabkan melebarnya stomata daun
Tabel 4.2 Rata-Rata Kadar Air (%) Daun dan dengan demikian mempercepat
Binahong pada Suhu yang Berbeda
penguapan. Suhu permukaan pada daun
Suhu Kadar Air (%) berbeda dengan suhu udara, sehingga
Suhu 27⁰C 94,44a saat suhu dinaikkan maka penguapan
Suhu 30⁰C 93ab akan cepat terjadi (Loveless, 1991).
Suhu 40⁰C 91,89b Perlakuan suhu 50⁰C mampu
Suhu 40⁰C 86,22c menurunkan kadar air paling tinggi
jika dibandingkan dengan perlakuan
suhu 27⁰C, suhu 30⁰C dan suhu 40⁰C.
Perlakuan suhu 27⁰C, suhu 30⁰C dan besarnya kandungan air di dalam daun
suhu 40⁰C kadar airnya masih tinggi, yang nantinya akan berkaitan dengan
sehingga pada suhu 27⁰C, suhu 30⁰C dan kemungkinan bertumbuhnya jamur atau
suhu 40⁰C tidak dapat digunakan untuk kapang.
pembuatan simplisia, pada suhu tersebut Analisis kadar air dalam daun
daun binahong hanya bisa digunakan binahongsangat penting dilakukan,
sebagai obat dalam bentuk sediaan, karena dihubungkan dengan indeks
karena kadar air simplisia yang kestabilan, khususnya saat penyimpanan
diinginkan oleh industri obat-obatan dan berkaitan dengan keawetan karena
maksimal adalah 10%. kadar airnya dikurangi sampai batas
Menurut Endrasari, dkk (2008) tertentu. Kadar air daun binahong
dalam penelitiannya yang berjudul memenuhi persyaratan bila kadar airnya
“Pengaruh Pengeringan Terhadap Mutu <10%. Kadar air yang >10% dapat
Simplisia Temulawak di Kecamatan menyebabkan pertumbuhan mikroba
Tembalang Kota Semarang” mengatakan karena air merupakan media pertumbuan
bahwa pengeringan merupakan proses mikroorganisme (Rukmana, 2003).
yang sangat penting dalam pembuatan
simplisia. Tujuan pengeringan adalah Perubahan Warna dan Tekstur Daun
menurunkan kadar air, sehingga tidak Binahong
mudah ditumbuhi kapang dan bakteri, Hasil pengamatan menunjukkan
menghilangkan aktivitas enzim yang bisa adanya perubahan pada kualitas warna
menguraikan kandungan zat aktif, serta tekstur daun binahong. Perubahan
memudahkan proses pengolahan kualitas warna pada daun dapat dilihat
selanjutnya, sehingga dapat lebih pada tabel 4.3 di bawah ini:
ringkas, tahan lama dan mudah
disimpan. Tabel 4.3 Perubahan warna daun binahong
Suhu 50⁰C memiliki kadar air setelah perlakuan
paling rendah, artinya daun binahong Suhu Warna
cukup aman disimpan apabila pengaruh Suhu 27⁰C Hijau segar
lingkungan tidak merusak, karena panas Suhu 30⁰C Hijau layu
yang dihasilkan akibat respirasi daun Suhu 40⁰C Hijau layu
maupun jasad renik tidak cukup mampu
untuk menaikkan suhu dan kelembaban Suhu 50⁰C kecoklatan
daun, namun memiliki kandungan Perubahan warna daun terjadi pada
flavonoid paling rendah. Berbeda halnya perlakuan suhu 50⁰C karena pada suhu
dengan perlakuan suhu 27⁰C, suhu 30⁰C tersebut terjadi oksidasi pigmen-pigmen
yang ada pada daun binahong terutama
dan suhu 40⁰C yang masih memiliki
pigmen klorofil, sehingga perlakuan suhu
kadar air tinggi. Kadar air yang tinggi,
30⁰C dan suhu 40⁰C tidak terjadi
membuat daun binahong masih lunak
perubahan warna. Warna daun binahong
dan basah, sehingga menyebabkan daun
sebelum penelitian adalah hijau dan segar,
akan cepat rusak karena faktor
kaku, mengandung banyak air. Warna
lingkungan dan akan mudah ditumbuhi
hijau pada daun disebabkan oleh adanya
kapang serta bakteri. Berdasarkan pada
pigmen klorofil. Pigmen klorofil bersifat
kondisi tersebut daun binahong tidak
peka terhadap panas dan tidak stabil.
akan bertahan lama saat disimpan,
Klorofil pada daun terdapat dalam bentuk
sehingga pada kontrol dan suhu tersebut
ikatan kompleks antara molekul protein
daun binahong hanya bisa dijadikan
dan lemak. Saat daun dipanaskan, maka
sebagai bahan obat sediaan. Penetapan
protein akan terdenaturasi dan klorofil
kadar air pada penilitan bertujuan untuk
dilepaskan. Pemanasan juga dapat merusak
menentukan batas minimal atau rentang
ikatan antara senyawa nitrogen dan
magnesium yang terdapat pada klorofil. hidup. Tekanan turgor adalah tekanan dari
Saat Mg dilepaskan maka akan digantikan isi sel terhadap dinding sel yang memiliki
oleh dua molekul hidrogen sehingga sifat plastis (irreversible) yang artinya
terbentuk formasi baru yaitu feofitin yang tidak dapat kembali seperti keadaan
berwarna kecoklatan (Fennema, 1996). semula. Isi sel membesar karena menyerap
Perubahan-perubahan yang terjadi air dari lingkungan sekelilingnya. Saat
pada daun binahong disebabkan oleh daun dikeringkan, maka air dalam isi sel
pengaruh pemanasan oven. Perbedaan bermigrasi ke dinding sel daun yang
pengaruh suhu yang diberikan pada bersifat permeabel atau dapat dilewati oleh
masing-masing perlakuan menyebabkan air. Jika air di dalam sel daun berkurang
perbedaan hasil setelah pengeringan. Daun maka daun akan menjadi lunak, lemas,
yang diberi perlakuan suhu 30⁰C dan suhu layu dan mengkerut. Semakin lama daun
40⁰C tidak mengalami perubahan warna dikeringkan dan semakin tinggi suhu
daun. Hal ini disebabkan karena panas pengeringan, maka air yang berada di
yang dikeluarkan pada suhu tersebut dinding sel akan semakin cepat keluar dari
mampu mempertahankan ikatan Mg sel daun, sehingga kadar air daun semakin
(Fennema, 1996). Berbeda dengan sedikit dan daun akan semakin mengkerut
pengeringan pada perlakuan suhu 50⁰C, dan kering. Hal inilah yang terjadi pada
setelah 1 hari pengeringan terjadi perlakuan suhu 30⁰C dan suhu 40⁰C tekstur
perubahan warna, warna daun yang semula daun menjadi layu dan lemas, sedangkan
hijau berubah menjadi warna kecoklatan. pada perlakuan suhu 50⁰C tekstur daun
Hal ini disebabkan karena pengeringan menjadi kering dan mengkerut setelah
merusak ikatan antara senyawa nitrogen lama pengeringan 1 hari.
dan Mg yg terdapat pada klorofil.
Perubahan tekstur daun terjadi Pengaruh Suhu Pengeringan Terhadap
pada semua perlakuan, perubahan tersebut Kandungan Flavonoid Daun Binahong
dapat dilihat pada tabel 4.4. Perlakuan Hasil analisis kandungan flavonoid
suhu 30⁰C dan suhu 40⁰C mengalami menunjukkan hasil yang berbeda
pelayuan daun karena air yang terkandung (Lampiran 5). Perbedaan hasil analisis
pada daun tersebut hanya menguap sedikit, kandungan flavonoid daun binahong dapat
sedangkan pengeringan di suhu 50⁰C daun dilihat pada Tabel 4.5 dan gambar 4.5 di
menjadi kering dan saat diremas daun bawah ini:
menjadi hancur berbeda dengan daun di
perlakuan suhu 30⁰C dan suhu 40⁰C. Tabel 4.5 Rerata Hasil Analisis Kandungan
Perbedaan pada tekstur daun dapat dilihat Flavonoid Daun Binahong
pada tabel 4.4 di bawah ini: Kandungan Flavonoid
Suhu (%)
Tabel 4.4 Perubahan Tekstur daun setelah
perlakuan
Suhu Tekstur
Suhu 27⁰C Segar
Suhu 30ºC Layu
Suhu 40ºC Layu
Suhu 50ºC Kering
Perubahan yang terjadi pada
tekstur daun tersebut disebabkan oleh
tekanan turgor dari sel-sel daun yang
hidup. Menurut Muchtadi dan Sugiono
(1992), bahwa tekstur daun dipengaruhi
oleh tekanan turgor dari sel-sel daun yang
Suhu 270C 10,729
Suhu 300C 1,305
Suhu 400C 0,753
Suhu 500C 0,651
(%) Flavonoid
yang ketika daun dikeringkan maka
10.729 kandungan flavonoid akan berkurang
Kandungan karena sensitif terhadap suhu (termolabil).
10
5 Mekanisme penurunan senyawa flavonoid
1.305 0.753 0.651
akibat suhu pengeringan belum
sepenuhnya diketahui tetapi kemungkinan
0 disebabkan oleh perubahan dekomposisi
Suhu Suhu Suhu Suhu senyawa flavonoid. Hal ini diduga
27⁰C30⁰C40⁰C50⁰ disebabkan karena saat pengeringan terjadi
Suhu
pelebaran stomata, sehingga kontak
permukaan daun dengan udara semakin
Gambar 4.5 Diagram Rerata Hasil Analisis tinggi yang memungkinkan proses oksidasi
Kandungan Flavonoid Daun Binahong Pada lebih mudah terjadi. Selain itu peningkatan
Suhu yang Berbeda suhu lebih lanjut menyebabkan penurunan
Berdasarkan hasil di atas, yang disebabkan dekomposisi senyawa
kandungan flavonoid daun binahong flavonoid karena flavonoid memiliki sifat
menunjukkan bahwa kandungan flavonoid yang termolabil (tidak tahan terhadap suhu
tertinggi dihasilkan pada suhu perlakuan panas) dan mudah teroksidasi pada suhu
suhu 27⁰C kemudian diikuti dengan suhu tinggi (Lusivera, 2002).
30⁰C, suhu 40⁰C dan suhu 50⁰C. Metabolit sekunder memiliki nilai
Perlakuan suhu 27⁰C memiliki hasil ekonomi yang tinggi karena dihasilkan
tertinggi, hal ini dikarenakan pada sampel dalam jumlah kecil dan dalam kondisi
segar tidak dilakukan pengeringan, karena khusus seperti kondisi tertekan, tidak
proses pengeringan dapat membuat diproduksi secara universal atau hanya
kandungan flavonoid berkurang. Hal ini diproduksi oleh tumbuhan tertentu serta
sesuai dengan pernyataan Lusivera (2002) bersifat bioaktif spesifik untuk proses
yang menyatakan bahwa proses pertahanan. Selain itu karena kefektifan
pengeringan dapat menurunkan kandungan senyawa metabolit sekunder dalam sistem
flavonoid hingga 15-78%. Perbandingan pertahanan tumbuhan memberikan
hasil penurunan kandungan flavonoid implikasi bahwa senyawa metabolit
akibat pengeringan antara suhu30⁰C, suhu sekunder memiliki peranan penting dalam
40⁰C dan suhu 50⁰C sangat jauh dunia industri pengobatan yang akhirnya
dibandingkan dengan suhu 27⁰C. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati
sesuai dengan pernyataan Lusivera (2002) berbagai penyakit yang menyerang
yaitu
k a n sekitar
d u n g15-78%. a n Penurunan manusia (Mans, 2013).
s fe lbda va on gny aok kiadn 87p p Flavonoid memiliki fungsi yang
% a d , a su ph eu r la4k0u ⁰aCndasesbu
sa un hyua k 3 90 2⁰%C sangat penting bagi manusia yaitu salah
h u 5 0 ⁰ C
sebanyak 93%. Hal ini menunjukkan satunya sebagai radikal bebas atau
bahwa untuk mendapatkan senyawa antioksidan yang saat ini sangat
flavonoid pada daun binahong tidak dibutuhkan oleh manusia untuk menahan
diperlukan pengeringan, karena pengaruh efek dari pemanasan global. Namun
variasi suhu, pada saat suhu dinaikkan pemanfataan senyawa flavonoid pada daun
menyebabkan senyawa flavonoid rusak binahong tidak dapat menggunakan
serta menguap dan kadar kandungan dalam metode pengeringan karena cenderung
daun binahong semakin rendah (Green, akan menurunkan senyawa tersebut,
2004). pemanfaatan daun binahong lebih
Senyawa flavonoid yang dianjurkan untuk dikonsumsi secara
terkandung dalam daun binahong langsung.
merupakan hasil metabolisme sekunder
SIMPULAN DAN SARAN Katno. 2006. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, edisi VI. Departemen
Perlakuan pada suhu pengeringan Kesehatan Badan Penelitian dan
yang berbeda memberikan pengaruh Pengembangan Kesehatan Balai
terhadap kualitas daun binahong seperti Penelitian Tanaman Obat. Jakarta.
susut bobot, kadar air, warna, tekstur serta Lusivera, T.K. 2002. Mempelajari
kandungan flavonoid daun binahong. Suhu Pengaruh Pemanasan Terahadap
ruang (27⁰C) memberikan hasil paling kadar Flavonoid. Skripsi, Fakultas
tinggi terhadap kandungan flavonoid daun Tegnologi Pertanian, Institut
binahong (Anredera cordifolia), diikuti pertanian Bogor.
suhu 300C, 400C dan 500C. Suhu Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip
pengeringan 300C dan 400C dapat Biologi Tumbuhan untuk Daerah
mempertahankan warna dan tekstur daun Tropik 1. PT Gramedia Pustaka
binahong (Anredera cordifolia). Utama. Jakarta.
Manoi. 2009. Binahong Sebagai Obat.
DAFTAR PUSTAKA
WARTA Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri
Bushra, S.; Farooq, A.; Muhammad, A.
Volume 15 No. 1 Pusat Penelitian
2009. Effect of Extraction
dan Perkembangan Perkebunan.
Solvent/Technique on the
Yogyakarta.
Antioxidant Activity of Selected
Mans, Dennis R. A. 2013. From Forest to
Medicinal Plant Extracts.
Pharmacy: Plant Based Traditional
Molecules, 14, 2167–2180.
Medicines as Sources for Novel
Endrasari, Retno, Qanytah dan Bambang
Therapeutic Compounds. Academia
Prayudi. 2008. Pengaruh
Pengeringan Terhadap Mutu Journal of Medicinal Plants 1(6):101-
Simplisia Temulawak Di 110.
Kecamatan Tembalang Kota Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu
Semarang. Balai Pengkajian Pengetahuan Bahan Pangan. IPB.
Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Bogor.
Semarang. Sudarmadji, S. dkk. 2003. Prosedur
Green,R.J.2004.http://www.lib.ncsu.edu/th Analisa Untuk Bahan Makanan
eses/available/etd-11242004- danPertanian. Liberty. Yogyakarta.
075813/unrestricted/edt.pdf. diakses Suharmiati, Maryani, 2003. Daun Dewa
pada tanggal 24 Agustus 2014. Fennema, dan Sambung Nyawa. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
O.R. (ed). 1996. Food
Chemistry. 3rd edition. Marcel
Dekker, Inc. New York.
Hernani dan R. Nurdjanah. 2009. Aspek
Pengeringan dalam
Mempertahankan Kandungan
Metabolit Sekunder Pada Tanaman
Obat. Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Pascapanen
Pertanian. Bogor
Joyce, D. and M. Reid. 1986. Postharvest
handling of fresh culinary herbs.
The herb, spice, and medicinal plant
digest Vol. 4(2): 1-2. Backhuys
Publishers. Leiden.

You might also like