Kualitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Pada Suhu Pengeringan Berbeda
Kualitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Pada Suhu Pengeringan Berbeda
Kualitas Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Pada Suhu Pengeringan Berbeda
Hal. 51-59
ABSTRACT
Binahong leaf is one of the plants that can be used as a traditional medicine. An important
step in the use of leaf binahong as drugs is by drying. This study aims to determine the
effect of different drying temperature treatment on quality of leaf binahong. The research
is divided into two stages: 1. to investigate binahong leaf quality of weight loss changes,
the color and texture of the leaves binahong after different drying; 2. to investigate
flavonoid quality changes after different drying. The study design used was completely
randomized design (CRD) with one factor, namely the factor of temperature drying 270C,
300C temperature, the temperature of 400C and 500C temperature for 1 day. The
parameters of this study consisted of weight loss percentage, percentage of water content,
leaf color, leaf texture and flavonoid content analysis. Analysis of the data used is
Analysis of Variance (ANOVA) followed by Duncan's real different test at 95%
significance level. The results showed that the drying temperature tends to increase the
rate of weight loss, eliminating moisture, affect change in color and texture of the leaves
and reduce the content of flavonoids. Drying temperature 500C showed the best results in
reducing weight loss and moisture content, but is not able to maintain the color and
texture of the leaves and leaf flavonoid content binahong, while the temperature of 270C,
a temperature of 300C and 400C temperature is able to maintain the color and texture of
the leaves but slightly lowers weight loss and levels water. The highest binahong leaf
flavonoid produced at a temperature of 270C is equal to 10,729% followed by a
temperature of 300C at 1,305%, 0,753% temperature of 400C and 500C temperature of
0,651, so it is recommended to use as a traditional medicine, the leaves should be
consumed directly binahong.
ABSTRAK
Daun binahong merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisonal. Langkah penting dalam penggunaan daun binahong sebagai obat-obatan
adalah dengan cara pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan suhu pengeringan yang berbeda terhadap kualitas daun binahong. Penelitian
terbagi menjadi 2 tahap: 1.mengkaji kualitas daun binahong dari perubahan susut bobot,
warna serta tekstur daun binahong setelah pengeringan berbeda; 2.mengkaji perubahan
kualitas kandungan flavonoid setelah pengeringan yang berbeda. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor, yaitu faktor
pengeringan suhu 270C, suhu 300C, suhu 400C dan suhu 500C selama 1 hari. Parameter
penelitian ini terdiri dari persentase susut bobot, persentase kadar air, warna daun, tekstur
1
daun dan analisis kandungan flavonoid. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of
Variance (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan’s pada taraf
signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan cenderung
meningkatkan angka susut bobot, menghilangkan kadar air, mempengaruhi perubahan
warna serta tekstur daun dan menurunkan kandungan flavonoid. Suhu pengeringan 50 0C
menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan susut bobot dan kadar air, namun tidak
mampu mempertahankan warna serta tekstur daun dan kandungan flavonoid daun
binahong, sedangkan suhu 270C, suhu 300C dan suhu 400C mampu mempertahankan
warna dan tekstur daun tetapi sedikit menurunkan susut bobot serta kadar air. Kandungan
flavonoid daun binahong tertinggi dihasilkan pada suhu 270C yaitu sebesar 10,729%
kemudian diikuti suhu 300C sebesar 1,305%, suhu 400C sebesar 0,753% dan suhu 500C
sebesar 0,651, sehingga direkomendasikan untuk penggunaan sebagai obat tradisonal,
daun binahong sebaiknya dikonsumsi secara langsung.
PENDAHULUAN
Indonesia terkenal dengan alternatif bagi sebagian orang untuk
kekayaan alam yang memiliki berbagai dijadikan obat alami. Binahong dapat
jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai tumbuh di daerah dataran rendah maupun
obat. Obat tradisional telah dikenal dan dataran tinggi (Manoi, 2009). Binahong
digunakan secara turun-temurun oleh mengandung senyawa alkaloid, polifenol,
masyarakat Indonesia. Pemanfaatan obat flavonoid, saponin, dan antrakuinon
tradisional pada umumnya lebih (Katno, 2006).
diutamakan untuk menjaga kesehatan, Penggunaan utama sebagai obat
meskipun pemanfaatannya ada pula tradisional pada tanaman binahong adalah
ditujukan sebagai pengobatan suatu daun binahong. Daun binahong memiliki
penyakit (Suharmiati, 2003).Menurut keistimewaan yaitu dapat dikonsumsi
Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun secara langsung oleh konsumen sebagai
(2001) dari 30 ribu jenis tanaman yang ada obat, baik dimakan secaralangsung
di Indonesia 950 jenis diantaranya ataupun sebagai obat luar. Namun daun
memiliki fungsi penyembuhan yang sudah binahong yang dikonsumsi secara langsung
selayaknya bisa dikembangkan bagi mengeluarkan aroma yang menyengat dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah kurang disenangi oleh konsumen, sehingga
satu jenis tanaman yang layak untuk dalam penggunaannya sebagai obat
dikembangkan pemanfaatanya sebagai tradisional diperlukan proses pengolahan
daun binahong dengan cara dikeringkan
tanaman obat adalah Binahong
untuk mengurangi aroma yang menyengat
(Anredera cordifolia).
serta dapat mempertahankan kualitas
Binahong merupakan salah satu
tekstur dan warna daun.
tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk
mengobati berbagai macam penyakit, Daun binahong memiliki salah satu
diantaranya untuk pengobatan luka bakar, senyawa utama yaitu flavonoid. Salah satu
penyakit tifus, radang usus, sariawan, faktor yang mempengaruhi kandungan
keputihan, pembengkakan hati, flavonoid adalah pengeringan. Pengeringan
pembengkakan jantung, meningkatkan bertujuan untuk mempertahankan masa
vitalitas dan daya tahan tubuh. Tanaman simpan daun karena pengeringan akan
binahong sudah lama ada di Indonesia, menurunkan kadar air sampai batas
namun khasiat tanaman tersebut baru akhir- teraman untuk pertumbuhan
akhir ini diketahui dan menjadi mikrorganisme.
Pengeringan merupakan salah satu Bahan penelitian yang digunakan
cara untuk pengawetan pasca panen dari dalam penelitian ini ialah daun tanaman
tanaman obat karena dapat menjaga binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
kualitas dari produk yang dihasilkan. Steen), NaNO2 5%, 1mol/L NaOH, etanol
Pengeringan menggunakan metode oven 30%, 10% AlCl3, Aquades dan quercetin
memiliki kekurangan dan kelebihan. standar.
Keuntungannya adalah suhunya dapat
ditentukan dan pengeringan dapat berjalan C. Cara Kerja
lebih cepat karena tidak tergantung cuaca.
Pengeringan dengan oven juga mempunyai Pemetikan dan Penyortiran
kelemahan, yaitu dapat mengubah sifat Daun binahong yang dipetik
fisik bahan pangan akibat suhunya yang memiliki tekstur dan warna daun sama.
tinggi seperti perubahan tekstur dan warna Warna daun ditentukan menggunakan leaf
daun. index colour pada nomor 4, karena pada
Berdasarkan uraian tersebut nomor tersebut daun binahong berwarna
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hijau segar. Daun dipetik pada pukul
kualitas daun binahong dilihat dari susut 16.00WIB dengan tujuan untuk
bobot, kadar air, perubahan warna dan
mengurangi laju penguapan sehingga
tekstur serta kandungan flavonoid dari
didapatkan sifat fisik dan kimia daun yang
daun binahong akibat pengaruh
baik, setelah itu dilakukan penyortiran
pengeringan pada suhu yang berbeda.
untuk mendapatkan bagian daun tanaman
binahong yang tidak cacat fisik.
METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan Suhu Pengeringan Berbeda
Daun binahong yang telah dipetik,
A. Waktu dan Tempat Penelitian
disortir, ditimbang dan dilihat tekstur serta
warnanya kemudian dilakukan
Penelitian dilakukan dari bulan pengeringan pada suhu berbeda. Suhu
Oktober 2014 sampai Januari 2015. pengeringan ditentukan berdasarkan bahan
Penelitian untuk penyortiran,proses yang dikeringkan, menurut Joyce dan Reid
pengeringan, pengukuran susut bobot dan (1986) bahwa daun dan bunga dikeringkan
kadar air serta pengukuran perubahan pada kisaran suhu 200-400C, sehingga
warna dan tekstur daun binahong diambil 4 perlakuan suhu pengeringan
(Anredera cordifolia) dilakukandi untuk penelitian yaitu pada suhu ruang
Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi 270C (kontrol), 300C, 400C dan 500C.
Tumbuhan Fakultas Sains dan Matematika Lama pengeringan disesuaikan menurut
Universitas Diponegoro dan penelitian Hernani dan Nurdjanah (2009), bahwa
untuk mengetahui kandungan flavonoid kandungan flavonoid yang tertinggi
dilakukan di Unversitas Katolik (UNIKA) dihasilkan dari lama pengeringan suhu
Soegijapranata Semarang. oven selama 1 hari.
B. Alat dan Bahan Pengamatan Hasil Pengeringan Suhu
Alat yang digunakan yaitu Lux Berbeda
meter, hygometer, thermometer, loyang, a. Perubahan Tekstur Daun
oven, neraca analitik, aluminium, blender, Perubahan tekstur daun diamati dengan
cawan porselin, Spektrofotometer, cara melihat perubahan tekstur daun
mikropipet, leaf index colour, pipet ukur, yang terjadi setelah proses pengeringan
pipet tetes, labu takar, gelas beker dan dan dibandingkan dengan tekstur daun
ayakan ukuran 65 mesh. sebelum proses pengeringan secara
kualitatif
b.Perubahan Warna Daun HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan warna daun diamati dengan
cara melihat perubahan warna daun yang Susut Bobot dan Kadar Air
terjadi sebelum dan setelah proses Pemeriksaan susut bobot dan kadar air
pengeringan menggunakan leaf colour dilakukan untuk menentukan langkah
index. dalam standarisasi mutu bahan baku yang
c. Penentuan Kandungan Flavonoid digunakan dalam pembuatan obat-obatan
Penentuan kandungan total flavonoid tradisonal.
dilakukan menggunakan metode Bushra a. Susut Bobot
et al, (2009). Hasil penentuan flavonoid Pengamatan susut bobot dilakukan
dinyatakan dalam persen (%). Adapun setelah proses pengeringan selesai.
cara penentuan kandungan flavonoid Perhitungansusut bobot dilakukan
sebagai berikut: dengan membandingkan bobot awal dan
1) Daun binahong ditumbuk bobot akhir, susut bobot daun binahong
sebanyak 5 g kemudian diencerkan dinyatakan dengan persen (%). Hasil
sebanyak 1mL menggunakan NaNO2 analisis ANOVA setelah data
5% (0,7 mL) dan ethanol 30% (10 mL) ditransformasi menggunakan
dicampur selama 5 menit. 2) Kemudian transformasi akar menunjukkan bahwa
ditambahkan dan dicampur sekaligus perlakuan perbedaan suhu pengeringan
dengan AlCl3 10% (0,7 mL) didiamkan berpengaruh nyata terhadap susut bobot
selama 6 menit, selanjutnya ditambahkan daun binahong (Lampiran 1b). Tabel 4.1
1 mol/L NaOH 5 mL. 3) Larutan dan Gambar 4.1 memperlihatkan
kemudian diencerkan sampai 25 ml perbedaan persentase susut bobot yang
dengan ethanol 30% selama 10 menit. 4) terjadi pada daun binahong:
Kemudian dibaca pada panjang
gelombang 430 nm menggunakan
Tabel 4.1 Hasil Transformasi
spektrofotometer digital Shimadzu 1240.
Perbandingan menggunakan kurva ( √ ) Persentase Susut Bobot
Daun Binahong pada Suhu yang Berbeda
standar quercetin yang dibuat dalam
kondisi yang sama. Persamaan kurva Suhu Susut Bobot (%)
standar yang di dapat y = 0,0003x + Suhu 27⁰C 0,5d
0,0088 (y = absorbansi dan x =
Suhu 30⁰C 3,43c
konsentrasi).
d. Susut Bobot Suhu 40⁰C 4,92b
Susut Bobot diukur dengan menimbang Suhu 50⁰C 8,1a
berat awal dan berat kering setelah Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf
proses pengeringan dengan suhu berbeda superskrip yang berbeda dalam kolom
menggunakan neraca digital. menunjukkan perbedaan nyata berdasarkan
uji Duncan’s pada taraf kepercayaan 95%.
e. Kadar Air
Kadar air daun binahong ditentukan
Susut Bobot (%)