Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
Jurnal Keperawatan
DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf11301
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Dokumentasi Keperawatan: A Systematic Review
Sholihin
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga; sholihin-2018@fkp.unair.ac.id
Tintin Sukartini
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga; tintin-s@fkp.unair.ac.id (koresponden)
Aria Aulia Nastiti
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga; aria.aulia.n@fkp.unair.ac.id
ABSTRACT
Background: Nursing documentation is the most important part of the nursing profession, providing structured,
consistent and effective communication to give quality services to patients based on professional and legal
standards. Objective: To identify scientific evidence about the factors that influence the quality of nursing
documentation. Methods: This systematic review was compiled based on study of literature from various
journal data bases in the last 5 years, including Scopus, Sciencedirect, Proquest, and Google Scolar by
conducting a comprehensive review using the PRISMA guidelines. Keywords used were "nursing
documentation" OR "Standard Nursing Language" OR "quality of nursing documentation" AND "Quality
Diagnosis Intervention Outcome". The articles used to compile this systematic review were 13 original articles
on data base identification. Results : the factors affecting the quality of documentation were the level of
knowledge, abilities, facilities, patient and nurse ratios, workplace climate, leadership and organizational
models, training in nursing process standards, nursing language standards and accreditation. Conclusion: The
quality of documentation increased when the affecting factors were improved. Suggestion: This systematic
review can be used as a guideline in implementing nursing documentation in hospitals with the aim of
producing quality nursing documentation.
Keywords: nursing documentation; quality
ABSTRAK
Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan merupakan bagian terpenting pada profesi keperawatan,
menyediakan komunikasi secara terstruktur, konsisten dan efektif untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas pada pasien berdasarkan standar profesional dan legal. Tujuan: Untuk mengidentifikasi bukti ilmiah
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dokumentasi keperawatan. Metode: Systematic review ini
disusun berdasarkan studi literatur dari berbagai data base jurnal pada 5 tahun terakhir, meliputi Scopus, Science
Direct, Proquest, dan Google scholar dengan melakukan review secara komprehensif menggunakan pedoman
PRISMA. Kata kunci yang digunakan "nursing documentation" OR "Standard Nursing Language" OR "quality
of nursing documentation" AND "Quality Diagnosis Intervention Outcome". Artikel yang digunakan untuk
menyusun systematic review ini berjumlah 13 artikel original pada. Hasil: Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas dokumentasi adalah tingkat pengetahuan, kemampuan, fasilitas, rasio pasien dan perawat, iklim tempat
kerja, model kepemimpinan dan organisasi, pelatihan standar proses keperawatan, standar bahasa keperawatan
dan akreditasi. Kesimpulan: Kualitas dokumentasi meningkat apabila faktor-faktor yang mempengaruhi
tersebut ditingkatkan dan diperbaiki. Saran: Systematic review ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit dengan tujuan menghasilkan dokumentasi keperawatan
yang berkualitas.
Kata kunci: dokumentasi keperawatan; kualitas
PENDAHULUAN
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian terpenting pada profesi keperawatan, menyediakan
komunikasi secara terstruktur, konsisten dan efektif untuk memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien
berdasarkan standar profesional dan legal(1). Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu keutamaan
dari proses keperawatan, akan tetapi pada umumnya dokumentasi keperawatan tidak diselesaikan dengan baik,
proses dalam memberikan perawatan, pengelolaan intervensi, dan observasi outcome tidak ditulis secara
konsisten sehingga hasil dokumentasi keperawatan tidak akurat, tidak terbaca dan tidak lengkap(2). Proses dalam
pelaksanaan dokumentasi yang buruk terjadi karena dokumentasi keperawatan dianggap membuang waktu dan
merupakan beban kerja tambahan(3). Masalah tambahan yang masih sering muncul pada pelaksanaan
dokumentasi adalah dokumentasi keperawatan yang sesuai standar bahasa keperawatan (Standarized Nursing
Language), khususnya keseragaman dalam menggunakan bahasa diagnosis dan intervensi keperawatan(4).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya pelaksanaan dokumentasi keperawatan terjadi di
seluruh dunia, seperti dokumentasi yang tidak lengkap, tidak akurat dan tidak berkualitas(5). Pelaksanaan
dokumentasi di Rumah Sakit Jamaika dilaporkan hanya sekitar 15%-25% perawat yang melakukan dokumentasi
keperawatan pada masing-masing shift(1). Penelitian di Rumah Sakit Pendidikan Gondar Ethiopia lebih dari
sepertiga responden 74 (36%) mengungkapkan alasan tidak melakukan dokumentasi keperawatan karena, waktu
yang pendek 19%, pasien yang banyak 22%, tidak ada waktu dan pasien banyak 62%, tidak ada format 2,2%,
serta tidak ada tempat 4,3 %(3). Hasil penelitian di Ghana menjelaskan bahwa 46% asuhan keperawatan yang
diberikan tidak di dokumentasikan, dan 63 % catatan perkembangan pasien tidak dikomentasikan setelah hari
pertama penerimaan pasien, sedangkan di Nigeria perawat mempunyai pengetahuan dan dapat melakukan
dokumentasi keperawatan dilaporkan sejumlah 44%(6). Penelitian Felege Hiwot Referral Hospital di Barat Laut
Ethiopia mendapatkan hasil, hampir 87 % pelayanan kesehatan mengalami kesalahan dokumentasi(7). Penelitian
di Indonesia, hasil wawancara dengan 4 dari 13 perawat (30%) Ruang Rawat Inap Teratai RS Amelia Pare
Kediri, yaitu dari 4 perawat menyatakan bahwa kadang mereka belum sempat menulis pada format yang telah
disediakan karena banyaknya tindakan yang harus dilakukan kepada pasien daripada menulis pada format yang
ada.(4)
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian integral dari perawatan pasien, pentingnya dokumentasi
keperawatan berhubungan dengan kepatuhan melaksanakan syarat dokumentasi yang merupakan aspek kunci
profesionalisme perawat(8). Dokumentasi keperawatan yang berkualitas dapat meningkatkan komunikasi yang
efektif dengan tim kesehatan lain tentang pasien dan perawatannya(9). Kualitas perawatan pasien yang baik,
penelitian keperawatan dan pendidikan memerlukan proses dokumentasi keperawatan yang baik. Tindakan
keperawatan yang tidah didokumentasikan dapat menyebabkan dampak negati pada perawatan kesehatan
pasien. buruknya dokumentasi keperawatan berhubungan dengan pencegahan kesalahan pengobatan yang dapat
merugikan pasien. Dokumentasi keperawatan yang tidak lengkap tidak hanya berhubungan dengan pelayanan
yang kurang optimal, pemberi pelayanan kesehatan akan dituntut atas kesalahan dalam pelaksanaan
dokumentasi. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dokumentasi yang kurang optimal adalah waktu yang
pendek, pasien yang banyak , tidak ada waktu dan pasien banyak, tidak ada format, serta tidak ada tempat untuk
melakukan dokumentasi(3). Tantangan pada pelaksanaan dokumentasi adalah kurangnya perawat, pengetahuan
yang kurang tentang pentingnya dokumentasi, banyaknya jumlah pasien, tidak adanya pelatihan, dan tidak
adanya dukungan dari kepala ruangan.(5)
Berdasarkan evidence based dari beberapa literatur tentang dokumentasi keperawatan maka systematic
review ini dibuat untuk mengidentifikasi bukti ilmiah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
dokumentasi keperawatan.
Systematic review ini disusun dengan tujuan mengidentifikasi bukti ilmiah tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas dokumentasi keperawatan.
METODE
Metode dalam menyusun systematic review ini mengunakan pedoman pernyataan PRISMA. Pencarian
artikel dilakukan melalui data base Scopus, Science Direct, Proquest, dan Google Scholar, dengan kata kunci
"nursing documentation" OR "Standard Nursing Language" OR "quality of nursing documentation" AND
"Quality Diagnosis Intervention Outcome".
Artikel pada systematic review ini menggunakan metode penelitian yang berbeda-beda, sejumlah 6
penelitian menggunakan metode penelitian cross sectional dan cross sectional quantitative sejumlah 3 artikel,
descriptive cross sectional design mix method qualitative and quantitative sejumlah 1 artikel, institution based
cross sectional sejumlah 2 artikel. Metode retrospective sejumlah 3 artikel, quantitative design with
retrospective sejumlah 1 artikel, retrospective descriptive comparative sejumlah 1 artikel. Artikel dengan
metode convergent parallel mixed methods design, experience based co design, observational dan quasy
experiment masing-masing sejumlah 1 artikel. Artikel dengan proses penelitian 2 tahap dan metode penelitian
yang digunakan adalah collaborative action research sejumlah 1 artikel.
Sample penelitian pada artikel dalam systematic review ini adalah perawat, rekam medis, dan booklet.
Artikel yang menggunakan sample perawat sejumlah 5 artikel, sejumlah 2 artikel menggunakan booklet,
sejumlah 4 artikel menggunakan rekam medis sebagai sample, sejumlah 2 artikel menggunakan perawat, rekam
medis, dan booklet. Perawat digunakan sebagai sampel sejumlah 59-220 perawat, sampel booklet sejumlah 270-
406, sampel rekam medis sejumlah 90-240, sample dokumentasi kertas dan elektronik sejumlah 434. Penelitian
dilakukan mulai tahun 2010 sampai 2017 pada Februari sampai Desember.
Kriteria artikel yang kami masukkan pada systematic review ini adalah original artikel yang berkaitan
dengan dokumentasi keperawatan dan kualitas dokumentasi keperawatan, yang terbit pada 5 tahun terakhir
(tahun 2015-2019) dan original article. Kriteria artikel yang kami keluarkan pada systematic review ini adalah
artikel dalam bentuk systematic review dan artikel yang terbit sebelum tahun 2015.
HASIL
Hasil identifikasi artikel pada systematyc review ini sejumlah 250 artikel yang terdiri dari Scopus 93
artikel, Science Direct 60 artikel, Proques 57 artikel dan Google Scholar 40 artikel. Artikel yang original
tentang dokumentasi keperawatan sejumlah 174 artikel, dikeluarkan sejumlah 160 artikel karena terdapat artikel
yang sama pada data base, tidak membahas tentang kualitas dokumentasi dan terbit lebih dari 5 tahun terakhir.
Artikel terpilih dan dapat diterima pada systematic review ini sejumlah 13 artikel yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Mekanisme seleksi artikel terdapat pada Gambar 1.
1. Artikel double
2. Artikel terbit lebih dari 5
tahun terakhir
Artikel yang diterima(n=13)
3. Bukan kualitas dokumentasi
Inklusi
menyimpulkan bahwa setiap kegiatan keperawatan harus menghasilkan dokumentasi keperawatan melalui cara berfikir
kritis. Jika dokumentasi keperawatan tidak akurat dan jelas, komunikasi interpersonal dan evaluasi keperawatan tidak
optimal, kegiatan keperawatan dan dokumentasi keperawatan harus secara langsung dan berkelanjutan dilakukan kontrol,
dan evaluasi oleh manager keperawatan(19). Kegiatan keperawatan yang berkualitas dapat meningkatkan kepuasan
pasien, keamanan pasien dan pembayaran yang efektif.
Penelitian kesepuluh menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi dokumentasi keperawatan adalah rasio
perawat dan pasien, pelatihan tentang standar proses keperawatan, pengetahuan dan softskill perawat. Hasil penelitian
menyatakan bahwa 206 perawat yang diberikan kuesioner hanya 34,7 % perawat yang melakukan dokumentasi
keperawatan dengan baik. Penelitian kesebelas mendapatkan hasil yang signifikan pada kualitas dokumentasi
keperawatan rumah sakit sebelum dan sesudah akreditasi yang dilakukan oleh JCI (Joint Commission International)(20).
Instrumen yang digunakan adalah QDIO versi Brazil (Quality of Nursing Diagnoses, Interventions and Outcomes –
Brazilian version (Q-DIO- Brazilian version)) dengan hasil peningkatan kualitas dokumentasi keperawatan setelah
akreditasi.
Penelitian keduabelas mendapatkan hasil bahwa dokumentasi elektronik lebih baik daripada dokumentasi dalam
bentuk kertas pada proses dan struktur, dokumentasi dalam bentuk kertas lebih baik daripada dokumentasi elektronik
pada kualitas dan kuantitas dokumentasi(21). Kurangnya kualitas dokumentasi elektronik dan dokumentasi kertas
dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dan kemampuan perawat tentang proses keperawatan serta aplikasinya.
Kualitas dokumentasi keperawatan seharusnya difokuskan pada peningkatan ilmu pengetahuan, kemampuan dalam
melakukan proses keperawatan, memperbaiki lingkungan kerja dan beban kerja perawat serta meningkatkan kapasitas
kemampuan keperawatan untuk memperbaiki kualitas pelayanan keperawatan dan kondisi pasien. Penelitian ketigabelas
mendapatkan hasil bahwa dokumentasi elektronik dan dokumentasi dalam bentuk kertas sama-sama meningkatkan
kualitas dokumentasi setelah menggunakan perencanaan keperawatan yang sesuai dengan standar (Standardized Nursing
Care Plans (SNCPs))(22). Penggunaan standar perencanaan keperawatan pada dokumentasi elektronik maupun
dokumentasi kertas dapat meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan secara kritis.
PEMBAHASAN
Systematic review ini sudah melakukan telaah 13 original article tentang dokumentasi keperawatan, kualitas
dokumentasi keperawatan, dan kualitas pelayanan dalam keperawatan pada 5 tahun terakhir.
Hasil telaah artikel tersebut menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dokumentasi keperawatan
adalah tingkat pengetahuan dan kemampuan perawat, pelatihan standar proses keperawatan, penggunaan standar bahasa
keperawatan, menggunakan standar tindakan keperawatan, rasio perawat dan pasien, iklim tempat kerja, fasilitas,
manajemen organisasi, model kepemimpinan, evaluasi dokumentasi keperawatan secara berkelanjutan, dan akreditasi
Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut akan dapat meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan apabila dilaksanakan,
dievaluasi dan diperbaiki, sehingga kualitas pelayanan keperawatan akan lebih baik.
Perawat melakukan banyak aktivitas di Rumah Sakit mulai dari pasien masuk Rumah Sakit sampai pasien keluar
rumah sakit, perawat memberikan perawatan secara berkelanjutan selama 24 jam kepada pasien yang dibagi menjadi
beberapa shift(23). Perawatan pasien yang dilakukan perawat meliputi pengkajian, menentukan diagnosis keperawatan,
mengembangkan rencana intervensi, melakukan tindakan perawatan, dan melakukan evaluasi untuk memodifikasi atau
melakukan terminasi terhadap perawatan selanjutnya(24). Aktivitas perawat yang sudah lengkap atau sudah dilakukan
harus didokumentasikan, dokumentasi dan pelaporan yang akurat berperan sangat penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan(25). Dokumentasi sangat diperlukan untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan yang sudah diberikan pada
pasien dan untuk mengetahui perkembangan pasien selama dirawat di Rumah Sakit(26). Dokumentasi juga merupakan
indikator tindakan keperawatan dan kualitas pelayanan keperawatan di Rumah Sakit, dokumentasi keperawatan
memberikan penjelasan secara menyeluruh tentang kondisi pasien, tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan
respon pasien terhadap tindakan keperawatan tersebut(27). Dokumentasi keperawatan juga digunakan sebagai sarana yang
efektif dalam melakukan komunikasi interpersonal antara perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain untuk
memberikan pelayanan kesehatan, evaluasi perkembangan pasien dan hasilnya, serta memberikan perlindungan kepada
pasien(28). Kualitas dokumentasi yang tinggi dapat memperbaiki komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan
profesional pada awal dan tingkat tertinggi fasilitas perawatan kesehatan(29). Dokumentasi harus disimpan sesuai dengan
waktu yang ditentukan dan harus ringkas dan jelas, lengkap, akurat, dan selalu diperbarui sebagai perlindungan perawat
terhadap hukum(30).
Faktor yang mempengaruhi dokumentasi keperawatan salah satunya adalah Standardised nursing languages
(SNLs), bahasa standar keperawatan mencoba untuk menciptakan konsistensi pada kata-kata yang digunakan perawat
dalam menyusun asuhan keperawatan(31,32). Menggunakan bahasa standar keperawatan merupakan faktor yang
berkontribusi terhadap kualitas keperawatan, sebagai komunikasi keperawatan yang berkelanjutan dan
berkesinambungan, informasi dokumentasi, meningkatkan keamanan pasien dan pemberi pelayanan. Bahasa standar
keperawatan memberikan fasilitasi tujuan dan hasil yang berorientasi pada perencanaan dan evaluasi yang terbaik pada
praktik keperawatan di lapangan(33–35). Kualitas dokumentasi memperlihatkan standar perawatan yang diberikan dengan
pengetahuan dan kemampuan perawat(36). Melakukan dokumentasi keperawatan dengan baik akan mengurangi
kesalahan dalam proses keperawatan(37). Faktor-faktor selanjutnya yang mempengaruhi tindakan keperawatan tidak
dilakukan dengan baik meliputi kurangnya pengetahuan, pelatihan yang tidak adekuat, rasio perawat dan paien tidak
sesuai, pendapatan yang rendah dan kurangnya promosi keperawatan(5,38–40). Terdapat juga beberapa faktor yang
mempengaruhi implementasi keperawatan adalah struktur organisasi dan fasilitas baik material maupun sumberdaya
manusia, faktor lain yang mempengaruhi adalah pengetahuan, khususnya dalam pengambangan intervensi dan
perencanaan keperawatan, kemampuan, pengalaman, ketertarikan dan kepercayaan(41–45). Akreditasi institusi juga
merupakan salah satu faktor yang mempenaruhi kualitas dokumentasi keperawatan, tujuan utama akreditasi Rumah Sakit
adalah untuk meningkatkan keamanan dan kualitas suatu institusi dalam rangka memperbaiki proses perawatan
pasien(46).
Keterbatasan dari systematic review ini adalah tidak semua artikel membahas langsung tentang kualitas
dokumentasi, artikel yang terkumpul membahas tentang proses keperawatan dan implementasi keperawatan. Systematic
review ini terdiri dari kesimpulan hasil dari artikel yang sudah diidentifikasi, metode penelitian yang digunakan pada
setiap artikel yang terpilih juga tidak semua sama. Keterbatasan lain pada systematic review ini adalah sumber pustaka
masih menggunakan literatur artikel yang terbit lebih dari 5 tahun terakhir, akan tetapi artikel yang ditelaah adalah artikel
terbit pada 5 tahun terakhir.
KESIMPULAN
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dokumentasi keperawatan baik dari perawat, pasien,
organisasi, manajemen rumah sakit, sarana prasarana, lingkungan kerja dan pendapatan. Kualitas dokumentasi
keperawatan meningkat jika semua faktor yang mempengaruhi dilaksanakan dengan baik, dan selalu dievaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lindo J, Stennett R, Stephenson-wilson K, Barrett KA, Bunnaman D, Anderson-johnson P, et al. An Audit of
Nursing Documentation at Three Public Hospitals in Jamaica. 2016;508–16.
2. Ball J, Murrells T, Rafferty A, Morrow E, Griffiths P. Care left undone during nursing shifts: associations with
workload and perceived quality of care. BMJ Qual Saf. 2014;23(3):116–25.
3. Kebede M, Endris Y, Zegeye DT. Nursing care documentation practice : The unfinished task of nursing care in the
University of Gondar Hospital Nursing care documentation practice : The unfinished task of nursing care in the
University of Gondar Hospital. Inform Health Soc Care [Internet]. Taylor & Francis; 2017;42(3):290–302.
Available from: https://doi.org/10.1080/17538157.2016.1252766
4. Rachmania D, Nursalam, Yunitasari E. Development of Nursing Diagnosis & Intervention Instrument Based on
Standardized Nursing Language ( Nanda-I , NOC , NIC ). J Ners. 2016;11 (2):157–64.
5. Tasew H, Mariye T, Teklay G. Nursing documentation practice and associated factors among nurses in public. BMC
Res Notes [Internet]. BioMed Central; 2019;1–6. Available from: https://doi.org/10.1186/s13104-019-4661-x
6. Oseni OM AP. Nurses’ reportedpractice and knowledge of wound assessment, assessment tools and documentation
in a selected hospital in Lagos, Nigeria. Afr J Med Med Sci. 2014;43(2):149–57.
7. Feleke S, Mulatu M, Yesmaw Y. Medication administration error: magnitude and associated factors among nurses
in Ethiopia. BMC Nurs. 2015;14:53.
8. Forrester K. Nursing documentation: a valuable clinical activity. J Law Med. 2014;22(2):302–7.
9. Wang N, Bjorvell C, Hailey D, Yu P. Development of the Quality of Australian Nursing Documentation in Aged
Care ( QANDAC ) instrument to measure paper-based and electronic resident records. 2013;(April).
10. Vafaei SM, Manzari ZS, Heydari A, Froutan R, Farahani LA. Improving Nursing Care Documentation in
Emergency Department : A Participatory Action Research Study in Iran. 2018;6(8):1527–32.
11. Adubi IO, Olaogun AA, Adejumo PO. Effect of standardized nursing language continuing education programme
on nurses ’ documentation of care at University College Hospital , Ibadan. 2018;(October 2016):37–44.
12. Albsoul R, Borkoles E, Fitzgerald G, Finucane J. Factors influencing missed nursing care in public hospitals in
Australia : An exploratory mixed methods study. 2019;(August):1–13.
13. Rabelosilva ER, Carla A, Cavalcanti D, Cristina M, Goulart R, Almeida MDA, et al. Advanced Nursing Process
quality : Comparing the International Classification for Nursing Practice ( ICNP ) with the NANDA- International (
NANDA-I ) and Nursing Interventions Classification. 2016;379–87.
14. Cranwell K, Polacsek M, Services C, Lead W, Manager P, Health W. Improving care planning and coordination
for service users with medical co-morbidity transitioning between tertiary medical and primary care services.
2016;1–11.
15. Region T, Baraki Z, Girmay F, Kidanu K, Gerensea H, Gezehgne D, et al. A cross sectional study on nursing
process implementation and associated factors among nurses working in selected hospitals of Central and
Northwest zones ,. BMC Nursing; 2017;1–9.
16. Miskir Y, Emishaw S. Determinants of Nursing Process Implementation in North East Ethiopia : Cross-Sectional
Study. Hindawi; 2018;2018.
17. Aseratie M, Murugan R, Molla M. Nursing and Care Assessment of Factors Affecting Implementation of Nursing
Process Among Nurses in Selected Governmental Hospitals , Addis Ababa , Ethiopia ; Cross Sectional Study.
2014;3(3).