Analisis Daya Saing

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

DAYA SAING KOPI INDONESIA DI PASAR

INTERNASIONAL

Dita Milih Anggraini 1 , Iwan Aminudin2, dan Acep Muhib3


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email : ditamilihanggraini@gmail.com, 2iwan.aminudin@uinjkt.ac.id,
1

3acepmuhib@uinjkt.ac.id

10.15408/saj.v2i1.26469

ABSTRACT

The scope of this research includes international coffee commodity


trading using the Harmonized System (HS) code 0901. The method used
in this study uses Herfindahl Index (HI), the Revealed Comparative
Advantage (RCA), the Diamond Porter Sistem and the Trade
Specialization Index (ISP). Results HS 0901 uses HI known to have a
monopolistic market structure with a value of 726.30. RCA method, the
four largest coffee exporter countries in Indonesia have values with an
average of 3.89. These values mean that Indonesia has a strong
comparative advantage but is still below the countries of Brazil,
Colombia and Vietnam. Indonesia has strong competitiveness in the
main coffee export destination countries with an average RCA value,
Morocco (146.49), Georgia (105.99), Egypt (29.65), UK (18.35),
Germany (10.95), Italy (8.66), Malaysia (8.29), US (6.32), Singapore
(5.26) and Japan (2.05). Results of the analysis with Diamond Porter
Sistem Indonesia has a competitive advantage with strong
competitiveness as proven by most of the main components supporting
each other. But there are links that are not mutually supportive, namely
the condition of resource-bound industries and supporting industries and
the conditions of resource-conditions of demand. Based on ISP analysis
of the position or stages of the development of Indonesia's coffee trade

33
with a value of 0.90. This value shows the coffee commodity is in the
fourth stage or at the maturity stage. Indonesian coffee is already at the
stage of standardization on the technology used. This shows Indonesia as
a coffee exporter in the international market.

Keywords: Coffee, Market Share, Competitive Advantage, Diamond Porter


System.

ABSTRAK

Ruang lingkup penelitian ini meliputi perdagangan komoditas kopi


internasional dengan menggunakan kode Harmonized System (HS)
0901. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Herfindahl Index (HI), Revealed Comparative Advantage (RCA),
Diamond Porter System dan Indeks Spesialisasi Perdagangan. (ISP).
Hasil analisis HS 0901 menggunakan HI diketahui memiliki struktur
pasar monopoli dengan nilai 726,30. Metode RCA, empat negara
pengekspor kopi terbesar di Indonesia memiliki nilai dengan rata-rata
3,89. Nilai tersebut berarti Indonesia memiliki keunggulan komparatif
yang kuat namun masih di bawah negara-negara Brazil, Kolombia dan
Vietnam. Indonesia memiliki daya saing yang kuat di negara tujuan
utama ekspor kopi dengan nilai RCA rata-rata, Maroko (146,49),
Georgia (105,99), Mesir (29,65), Inggris (18,35), Jerman (10,95), Italia
(8,66), Malaysia (8,29). ), AS (6,32), Singapura (5,26) dan Jepang (2,05).
Hasil analisis dengan Diamond Porter Sistem Indonesia memiliki
keunggulan kompetitif dengan daya saing yang kuat yang dibuktikan
dengan sebagian besar komponen utama saling mendukung. Namun ada
keterkaitan yang tidak saling mendukung, yaitu kondisi industri yang
terikat sumber daya dan industri pendukung dan kondisi sumber daya-
kondisi permintaan. Berdasarkan analisis ISP posisi atau tahapan
perkembangan perdagangan kopi Indonesia dengan nilai 0,90. Nilai ini
menunjukkan komoditas kopi berada pada tahap keempat atau pada
tahap kematangan. Kopi Indonesia sudah dalam tahap standardisasi
teknologi yang digunakan. Hal ini menunjukkan Indonesia sebagai
eksportir kopi di pasar internasional.

Kata kunci: Kopi, Pangsa Pasar, Keunggulan Kompetitif, Diamond Porter


Sistem.

34 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


A. PENDAHULUAN
Sektor perkebunan Indonesia memiliki kopi sebagai komoditas
unggulan nasional. Indonesia sebagai negara pengekspor kopi dunia
menduduki posisi ke empat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia
(International Coffe Organization, 2019). Kopi merupakan komoditas
yang paling populer untuk diperdagangkan di dunia. Salah satunya
sebagai tulang punggung ekonomi di Amerika Latin, Asia dan Afrika
(Rainforest Alliance, 2016). Direktorat Jenderal Perkebunan dalam
renstra 2015-2019 menempatkan komoditas kopi menjadi salah satu
komoditas yang dijadikan pokok subagenda prioritas peningkatan
agroindustri yaitu peningkatan produksi komoditas andalan dan
prospek ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di
pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh, dan kelapa.
Indonesia adalah pemain terkemuka di pasar dunia setidaknya
menyumbang 7% dari total produksi kopi dunia dan sekitar 6% dari
ekspor global setelah Brazil 33%, Vietnam 18.5% dan Kolombia 8.7%.
Namun terlepas dari keberhasilan menjadi eksportir terbesar di dunia,
masih banyak hambatan yang ditemukan Indonesia sebagai
pengekspor kopi ke pasar dunia. (Canada-Indonesia Trade and Private
Sector Assistance Project, 2017).

Kelemahan Indonesia yang paling menonjol adalah


produktivitas rendah, kualitas kopi, dan iklim yang mempengaruhi
penurunan hasil panen kopi. Produktivitas kopi Indonesia sebesar 500
kg perHa dengan luas areal mencapai 1.2 juta Ha, kalah dibandingkan
Vietnam yang produktivitasnya mencapai 2,7 Ton perHa dengan luas
lahan 630 ribu Ha. Tingkat kecenderungan membudidayakan kopi jenis
robusta lebih tinggi dibanding jenis arabika. Jenis robusta Indonesia
umumnya memperoleh harga yang lebih rendah dari kopi lain yang
diproduksi oleh Brazil dan Kolombia. Permintaan dunia atas jenis
robusta sebesar 30%, sisanya sebesar 70% adalah jenis arabika. Kopi
Indonesia memiliki mutu yang didominasi oleh mutu kelas IV yang

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 35


memiliki jumlah nilai cacat 45-60 untuk kelas 4a dan 61-80 untuk kelas
4b (Hasibuan, 2012). Meningkatnya harga kopi di pasar domestik dan
melemahnya harga kopi dunia menjadi hambatan yang dihadapi
Indonesia. Berdasarkan NewYork Arabica Coffee Price harga rata-rata
kopi arabika di pasar global tahun 2019 tercatat 2.74 US$ perKg.
Sedangkan berdasarkan Bursa Liffe London harga kopi jenis robusta
tercatat 1.40 US$ perKg ditahun yang sama. Harga ini menurun jika
dibandingkan dengan tahun 2017. Pada perdagangan kopi saat ini
pembeli memiliki standar tinggi pada produk yang diperjualbelikan.
Kebijakan pangan terbaru dalam perdagangan internasional
untuk kopi salah satunya adalah Ochratoxin A (OTA) (Nugroho, 2014).
OTA sendiri merupakan racun alami atau mikotoksin yang tidak dapat
sepenuhnya dihilangkan saat kopi dipanggang (Food and Agriculture
Organization, 2020). Kebijakan ini berdampak pada kegiatan ekspor
Indonesia ke negara Eropa. Negara Eropa merupakan salah satu negara
importir terbesar kopi dari Indonesia. Negara tersebut menerapkan
pembatasan OTA pada kopi panggang sejak pertengahan 2005. Negara
Eropa mengeluarkan peraturan terbaru tentang OTA adalah European
Commision (EC) No. 1881/2006 tanggal 19 Desember 2006. Selain itu
negara Jepang juga mengeluarkan Japan Positive List of Regulation on Food
Safety Standard serta penjabaran tentang Maximal Residual Level (MRL)
yang dikeluarkan pada tahun 2006. Peraturan ini ditunjukkan langsung
terhadap eksportir dan petani Indonesia.
Berdasarkan data UN Comtrade (2018), impor kopi Indonesia
mengalami kenaikan menjadi 78.847.137 Kg dengan nilai perdagangan
mencapai 155.778.331 US$. Indonesia mengimpor kopi dari negara
Vietnam, Brazil dan Timor Leste. Walaupun Indonesia merupakan
negara pengekpor kopi hijau terbesar di dunia namun laju
pertumbuhan impor kopi sendiri semakin signifikan. Peningkatan nilai
impor ini dikarenakan potensi pertumbuhan yang dimiliki kopi
Indonesia tidak diikuti dengan kapasitas dan perbaikan produksii serta

36 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


regulasi yang mampu mendorong ekspor produk kopi (Purnadi dan
Riris, 2018).
Prospek perkebunan khususnya kopi memberikan peluang
untuk meningkatkan kontribusi usaha perkebunan terhadap
pembangunan ekonomi nasional, melalui peningkatan ekspor sebagai
devisa, penyediaan lapangan tenaga kerja, dan pengembangan wilayah.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis struktur pasar kopi
Indonesia di pasar internasional, 2) Menganalisis keunggulan
komparatif yang dimiliki oleh kopi Indonesia di pasar internasional, 3)
Menganalisis keunggulan komparatif yang dimiliki oleh kopi Indonesia
di negara tujuan utama, 4) Menganalisis keunggulan kompetitif yang
dimiliki oleh kopi Indonesia di negara tujuan, dan 5) Menganalisis
posisi atau tahapan perdagangan kopi Indonesia di pasar internasional.

B. METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Okktober 2019-Maret 2020.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan kode HS 0901 untuk dianalisis.
Kode HS 0901 yang digunkan merupakan data dari tahun 2008-2018
(Sepuluh tahun). Penelitian ini menggunakan data sekunder dan sata
primer. Data sekunder berupa data time series dan cross-section. Sumber
data sekunder antara lain
Luas Areal Perkebunan Kopi (Ha) dari Kementan RI, Produksi Dan
Produktivitas Kopi Nasional (Ton/Ha) dari Kementan RI, Harga Kopi
Nasional (Rp) dari BPS, Harga Kopi Arabika Dunia ( US$) dari New York
Coffe Price, Harga Kopi Robusta Dunia (US$) dari Bursa Liffe London, dan
Nilai Perdagangan Ekspor Impor Kopi (US$) serta Volume Ekspor
Impor Kopi (Kg) yang berasal dari UN Comtrade. Data Primer sendiri
dugunakan untuk mendapatkan judge expert melalui wawancara yang
digunakan untuk memperkuat Analisa.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 37


Analisis Data
Herfindahl Index (HI)
Pangsa pasar dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Febriyanthi, 2008):
𝑿𝒊𝒋
𝑺𝒊𝒋= ......................................................................................................(𝟏)
𝑻𝑿𝒋
Keterangan:
𝑆𝑖𝑖𝑗 : Pangsa Pasar Penghasil Kopi Negara ke-j ke Pasar Internasional
𝑋𝑖𝑗 : Nilai Ekspor Kopi Negara ke-j ke Pasar Internasional
𝑇𝑋 : Total Nilai Ekspor Kopi Dunia ke Pasar Internasional
Tahapan pertama untuk menganalisis pangsa pasar adalah
dengan menghitung pangsa pasar setiap negara penghasil kopi di pasar
internasional dengan formulasi berikut (Arsyad, 2008: 365):
𝟐 𝟐 𝟐 2
𝑯𝑰 = 𝑺𝒊𝒋 1 + 𝑺𝒊𝒋 2 + 𝑺𝒊𝒋 3 + ⋯ + 𝑺𝒊𝒋 n ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ….... ... . . (𝟐)
Keterangan:
HI : Herfindahl Index
𝑆𝑖𝑗 : Pangsa Pasar Penjualan Negara ke I dalam perdagangan kopi
N : Jumlah Negara yang terlibat dalam perdagangan kopi

Revealed Comparative Advantage (RCA)


Secara sistematis, indeks RCA dapat dirumuskan sebagai
berikut (Basri, 2010):
𝑿 ⁄𝑿
𝑹𝑪𝑨= 𝒊𝒌 𝒊 .................................................................................................(𝟑)
𝑾𝒌⁄𝑾𝒕
Keterangan:
𝑋𝑖𝑘 : Nilai Ekspor Kopi Indonesia ke Pasar Internasional
𝑋𝑖 : Nilai Total Ekspor Indonesia ke Pasar Internasional
𝑊k : Nilai Ekspor Kopi Dunia ke Pasar Internasionl
𝑊t : Nilai Total Ekspor Dunia ke Pasar Internasional

38 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


Diamond Porter Sistem
Komponen tersebut meliputi empat atribut luas dari sebuah
negara, atribut yang secara individual dan sebagai suatu sistem
menyatakan diamond dari keunggulan nasional, bidang permainan
yang dibentuk dan dioperasikan setiap negara untuk industrinya.
Atribut ini adalah (Cho dan Moon. 2003: 81):
1. Keunggulan karena kondisi terhadap faktor sumber daya (factor
condition).
2. Keunggulan karena kondisi permintaan (demand condition).
3. Keunggulan karena industri terkait dan industri pendukung (related
and supporting industry).
4. Keunggulan karena strategi perusahaan dan bentukan persaingan
pasar (firm strategy, structure and rivaly).

Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP)


Secara matematis, ISP dapat dirumuskan sebagai berikut:
(𝑿𝒊𝒂 −𝑴𝒊𝒂)
𝑰𝑺𝑷= ........................................................................................(𝟒)
(𝑿𝒊𝒂 + 𝑴𝒊𝒂)
Keterangan:
𝑋𝑖𝑎 : Nilai Ekspor Komoditi Kopi Indonesia
𝑀𝑖𝑎 : Nilai Impor Komoditi Kopi Indonesia

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Komoditas kopi di pasar internasional selama 2008-2018 adalah


726.30 dengan partisipasi rata-rata 143 negara. Rata-rata nilai HI
komoditas kopi di pasar internasional berstruktur monopolistik.
Diartikan bahwa kondisi pasar kopi internasional kompetitif yang
memiliki tingkat persaingan penjualan kopi tinggi. Memiliki hambatan
masuk pasar kopi dunia yang relatif rendah karena pedagang bebas
keluar masuk dalam pasar komoditi tersebut. Profit yang dihasilkan
dalam perdagangan kopi dunia stabil atau normal. Serta keterbukaan

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 39


baik informasi maupun akses tentang perdagangan kopi internasional
yang diterima oleh negara- negara yang melakukan perdagangan
cukup terbuka dan membantu negara tersebut.

Keunggulan komparatif kopi di pasar internasional


menunjukan Indonesia memiliki keunggulan kuat namun berada di
bawah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Nilai RCA Kolombia memiliki
nilai tertinggi yaitu 31.38. Kopi Kolombia hanya dapat diekspor jika
memenuhi parameter kualitas minimum di negaranya, yang akan
ditinjau di semua pelabuhan tempat kopi diekspor. Pengawasan ini
dilakukan oleh Almacafé. Almacafé sendiri merupakan perusahaan
logistik nasional milik Kolombia yang salah satu fungsinya untuk
mengawasi ekspor kopi dari Kolombia. Agar biji kopi dapat diekspor,
harus melalui berbagai analisis kualitas sensorik, granulometri, dan
kelembaban sesuai dengan peraturan. Melalui Program 100%
Kolombia, pembeli biji kopi hijau dari Kolombia mereka harus menjual
kembali dengan merek Kolombia 100% terhadap konsumen diseluruh
dunia (Café de Colombia, 2020). Nilai RCA Brazil menempati urutan ke
dua dengan nilai 14.38. Nilai RCA terkecil dimiliki negara tersebut
tahun 2017 yaitu 11.89. Pada tahun ini Brazil mengalami masalah
internal politik yang mengakibatkan perlemahan pertumbuhan
ekonomi dan kehilangan investor. Menurunnya nilai mata uang Brazil
hingga 15% juga dialami pada tahun 2013 yang mengakibatkan
penurunan nilai RCA hinga 12.99 tahun 2013 (Husein, 2013). RCA
terendah yang dimiliki oleh Vietnam sebesar 7.93 pada tahun 2015.
Vietnam merupakan negara pengekspor kopi jenis robusta terbesar
dunia. Jenis ini pada empat tahun mengalami pelemahan harga jual jika
dilihat dalam Bursa Liffe London yang mengakibatkan nilai perdagangan
menurun. Keadaan ini jga membuat petani kopi Vietnam tidak mau
menjual dengan harga rendah. Indonesia sendiri merupakan negara ke
empat yang menempati nilai RCA dengan rata-rata 3.82. Nilai RCA
Indonesia dapat dikatakan stabil pada sebelas tahun berada pada
kisaran nilai 5.33 – 2.57. Nilai terkecil RCA 2.57 pada tahun 2011 yang

40 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


disebabkan penurunan volume ekspor kopi Indonesia yang hanya
346.492.592 Kg ke pasar internasional (UN Comtrade, 2019). Penurunan
volume ekspor ini diakibatkan penurunan produksi kopi nasional
sebesar 48.274 Ton dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi
nasional disebabkan lahan perkebunan rakyat khususnya jenis robusta
dialih fungsikan perkebunan kakao dan kelapa sawit yang
mengakibatkan produksi kopi jenis robusta menurun sebesar 18.598
Ton (BPS, 2018).

Keunggulan komparatif kopi indoneis di sepuluh negara tujuan


kopi Indonesia yang merujuk data BPS 2018 adalah Maroko (146,49),
Georgia (105,99), Mesir (29,65), Inggris (18,35), Jerman (10,95), Italia
(8,66), Malaysia (8,29). ), AS (6,32), Singapura (5,26) dan Jepang (2,05).
ilai RCA tertinggi adalah negara Maroko hal ini ditunjukan dengan nilai
rata- rata RCA mencapai 146.5 dan terendah adalah Jepang dengan nilai
rata-rata 2.0. Indonesia merupakan negara utama impor kopi di
Maroko. Produk ekspor Indonesia ke Maroko yang mencatat nilai
terbesar adalah kopi (Kementerian Luar Negeri, 2013). Jika berdasarkan
data UN Comtrade 2018 keempat negara memiliki empat tiga negara
tujuan utama dalam perdaingan pasar kopi yaitu Amerika Serikat,
Jerman, Jepang dan Italia. Menurut Kemendag (2017) Amerika Serikat
merupakan negara yang paling besar dalam mengkonsumsi kopi dan
pembeli terbesar untuk produk-produk industri dunia. Amerika Serikat
mampu membeli kopi dengan harga tinggi terutama pada produk kopi
yang berkualitas dan berciptarasa tinggi yang menghasilkan ketahanan
produk. Secara umum permintaan akan kopi sendiri dinegara ini cukup
tinggi, namun letak geografis yang dimiliki tidak mendukung untuk
budidaya kopi yang mengharuskan impor dari negara lain. Posisi negra
Jerman dalam impor produk kopi yang cukup besar itu dikarenakan
statusnya sebagai negara re-export terbesar dalam biji kopi yang sudah
diolah ke dunia. Kopi yang diimpor oleh jerman lebih banyak pada
produk kopi yang belum diroasting (panggang) mengingat jerman
memiliki teknologi dan sistem termodern didalam proses roasting.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 41


Selain itu Jerman merupakan salah satu negara re-eksportir terbesar di
Eropa. Keunggulan kompetitif Diamond Porter Sistem memiliki
keterkaitan komponen utama berdasarkan Diamond Porter System saling
mendukung dalam beberapa aspek penting. Namun ada beberapa
keterkaitan yang tidak saling mendukung antara SDA dengan Industri
terkait dan pendukung dan Faktor SDA dengan Kondisi Permintaan.
Kondisi ini diperkuat berdasarkan hasil wawancara, infrastuktur
khususnya pada hulu untuk perkebunan kopi sendiri masih sangat jauh
dari kondisi layak. Areal perkebunan banyak berada dilereng gunung
atau pegunungan yang memiliki tingkat kemiringan curam. Hal ini
mengakibatkan petani kesulitan mendapatkan hasil akhir yang
maksimal. Ketimpangan pembangunan saat ini masih dirasakan oleh
petani baik didalam Pulau Jawa maupun diluar Pulau Jawa.
Kementerian Pertanian memiliki beberapa program pembangunan
infrastruktur pertanian mulai dari rehabilitasi, penyediaan alat dan
mesin pertanian dan perluasan lahan dengan program--program
tersebut diharapukulan pengembangan disektor pertanian dapat
tercapai dan optimalisasi infrastruktur pertanian meningkatkan
produktifitas hasil pertanian.
Komoditas kopi memiliki nilai ISP sebesar 0.90. Nilai tersebut
mengartikan bahwa komoditas kopi Indonesia sudah memasuki tahap
keempat atau tahap kematangan. kopi Indonesia berada pada tahap
standarisasi pada teknologi yang digunakan. Badan Standarisasi
Nasional mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk
kopi dan olahannya ahap kematangan berkisar pada nilai 0.81 sampai
dengan 1.00 yang artinya kopi Indonesia berada pada tahap
standarisasi pada teknologi yang digunakan. Badan Standarisasi
Nasional mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk
kopi dan olahannya. Adapun SNI yang telah ditetapukulan BSN antara
lain SNI 2907:2008 Biji Kopi, SNI 01-3188:1992 Penentu kopi lolos
ayakan, nilai cacat dan kotoran kopi biji, SNI 01-4282:1996 Kopi celup,
SNI 01-3542:2004 Kopi bubuk, SNI 2983:2014 Kopi Instan, SNI 01-

42 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


4314:1996 Minuman kopi dalam kemasan, SNI 01-4446:1998 Kopi mix,
SNI 6685:2009 Kopi gula susu, SNI 7708:2011 Kopi gula krimmer, SNI
ISO 11292:2015 Kopi instan – penentu total karbohidrat dan karbohidrat
bebas – Metode kromatografi pertukaran aion kinerja tinggi dan SNI
ISO 24114:2015 Kopi Instan – Kriteria untuk autentisitas. Indonesia
merupakan net exporter yang artinya nilai ekspor kopi lebih besar
dibandingkan nilai impor kopi itu sendiri, hal ini menunjukan
Indonesia menjual lebih banyak kopi ke luar negeri daripada membeli
kopi dari negara lain.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, kesimpulan yang


diperoleh dari penelitian ini adalah Struktur pasar kopi di pasar
internasional berstruktur monopolistik. Indonesia memiliki
keunggulan komparatif kuat di pasar kopi internasional dengan nilai
RCA dengan rata-rata 3.89. Indonesia memiliki keunggulan komparatif
kuat di negara tujuan ekspor yaitu di negara Maroko. Indonesia
memiliki keunggulan kompetitif yang kuat dalam berdaya saing yang
dibuktikan dengan banyaknya komponen utama saling mendukung.
Posisi perdagangan kopi Indonesia berada pada tahap kematangan.

Beberapa saran untuk peningkatan daya saing kopi adalah bagi


instansi pemerintah harus meningkatkan atau mempertahankan posisi
Indonesia sebagai negara ke empat yang menduduki posisi pasar kopi
dunia. Instansi pemerintah harus dapat mengkordinir dan mengawasi
secara pasti proses kopi dari hulu hingga hilir sesuai pedoman GHP,
GAP, dan SNI yang berlaku dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas. Perlunya penelitian selanjutnya untuk menganalisis secara
deskriptif untuk melihat daya saing kopi Indonesia berdasarkan
kualitas kopi bukan hanya secara kuantitas.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 43


DAFTAR PUSTAKA

Afriliana, Asmak. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. CV Budi


Utama. Yogyakarta.
Arifin, Sjamsul, Rae, Dian Edian dan Charles, P. Joseph. 2007. Kerja Sama
Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia.
PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arsyad, Lincolin. 2008. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan
untuk Manajemen Bisnis. BPFE, Yogyakarta
Aminah, Siti dan Farmayanti, Narni. 2014. Pemberdayaan Sosial Petani-
Nelayan, keunikan Agriekosistem, dan Daya Saing. Buku Obor.
Bogor.
Amir. 2004. Strategi Memasuki Pasar Ekspor. Lembaga Manajemen PPM.
Jakarta.
Anhar, Ashabul. Yusya Abubakar, Heru P Hidayat, Romano, Didy
Rachmadi, Rama Herawati, dan Arif Habibal Umam. 2018.
Pemerdayaan Masyarakat Hutan Berbasis Konservasi dan Budidaya
Kopi Ramah Lingkungan. Syiah Kuala University Press. Banda
Aceh.
Badan Pusat Statistik. 2018. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri
Menurut Kode ISIC 2017-2018: Ekspor. ISSN: 1979-3251. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2018. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri:
Ekspor. Katalog: 8202002. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2019. Indeks Pembangunan Desa 2018. Katalog BPS:
1105023. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Indonesia Statistical Yearbook of
Indonesia 2019. Katalog: 1101001. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2020. Produk Domestik Bruto Indonesia. Website
Online.https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/827.
Diakses pada 2 Mei 2020, pukul 18.36.
BAPPENAS. 2009. Perdagangan Dan Investasi Di Indonesia: Sebuah Catatan
Tentang Daya Saing Dan Tantangan Ke Depan. Kementerian
Negara Perencanaan Pembangunan Naisonal. Jakarta.
Feriyanto, Andri. 2015. Perdagangan Internasional: Kupas Tuntas Prosedur
Ekspor Impor. Mediatera. Bantul, Yogyakarta.
Firmansyah, Muhammad. 2017. Analisis Daya Saing Kopi Indonesia.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

44 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


Food and Agriculture Organization. 2020. Ochratoxin A.
http://www.fao.org/3/x6939e/X6939e04.htm. Diakses 15 Mei
2020 pukul.6.44 WIB.
Food and Agriculture Organization. 2020. World Coffee Consumption-
fao.org/publication. Diakses 1 Mei 2020, pukul 23.21 WIB.
Frynas, Jedrzej George, dan Kamel Mellahi. 2015. Global Strategic
Management- ISBN: 978-0-19-870659-5. Ebook. Oxford University
Press. Oxford, Inggris.
Global Agriculture Information Network. 2019. Coffee Annual: Indonesia
Coffee Annual Report 2019. GAIN Report Number: IDI1911.
Jakarta Indonesia.
Global Agriculture Information Network. 2019. Coffee Semi-annual.
Report Number ID2019-0022. Jakarta, Indonesia.
Griffin, Ricky W dan Pustay, Michael W. 2015. Bisnis Internasional:
Sebuah Perspektif Manajerial, Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.
Hadiarianti, Sri Venantia. 2019. Langkah Awal Memahami: Hukum
Perdagangan Internasional dalam Era Globalisasi. Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.
Hasibuan, Nurimanjah. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli dan
Regulasi. Cetakan kedua. LP3ES, Jakarta.
Hasibuan, Akmaludidin. 2012. Manajemen Perubahan: membalik arah
menuju usaha perkebunan yang tangguh melalui strategi optimal
efisiensi. CV. ANDI. Yogyakarta.
Ho, Thong Quoc, Viet-Ngu Hoang, Clevo Wilson, dan Trung-Thanh
Nguyen. 2017. Which farming systems are efficient for Vietnamese
coffee farmers? . ScienceDirect: Economic Analysis and Policy
(2017) 114- 125. Australia.
Husein. Mohamad Zaki. 2013. Krisis Mata Uang Rupiah 2013: Penyebab
dan Dampaknya. Didapat dari
https://indoprogress.com/2013/09/krisis- mata-uang-rupiah-
2013-penyebab-dan-dampaknya/. Diakses 04 Desember 2019,
pukul. 20:04
Ichsanuddin, Noorsy. Dani Setiawan, Shanti Darmastuti. 2016.
Ketimpangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). UI-Press.
Depok-Jawa Barat.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 45


Indonesia Eximbank Institute dan UNIED. 2019. Proyeksi Ekspor
Berdasarkan Industri: Komoditas Unggulan. Indonesia Eximbank.
Jakarta.
Indonesian Trade Promotion Center. 2013. Market Brief Kopi: Speciality
growing Indonesia. Chicago 60654.
International Coffee Organization. 2019. Coffee Data Base 2019. Online.
http://www.internationalcoffeorganization.org. Diakses 01 Agustus
2019, pukul. 20.39 WIB.
Jaya, Wijaya. 2001. Ekonomi Industri. PT BPFE. Yogyakarta. Kementerian
Luar Negeri. 2019. KBRI Cairo Gelar Seminar Kopi Nasional.
Diakses pada 8 Desember 2019.
Journal of the European Union. 2018. Commision Regulation (EU)
2008/78.Online. http://www.fsai.ie/ . Diakses 10 Agustus 2019,
pukul. 01.12 WIB.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2015. Rencana
Strategis Tahun 2015-2019: Deputi Bidang Kordinasi Pangan Dan
Pertanian. Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Daring. Online.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sumber%20daya%20Manus
ia. Diakses pada 17 Januari 2010, pukul 15.35 WIB.
Kementerian Perdagangan. 2014. Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP).
Online. http://www.kemendag.go.id/addon/isp. Diakses pada
12 Agustus 2019, pukul .20.06 WIB.
Kementerian Perdagangan. 2018. Neraca Perdagangan dengan Negara
Mitra Dagang. Online. http://www.kemendag.go.id/, 01 Agustus
2019, pukul. 15.19 WIB.
Kementerian Perdagangan. 2018. Panduan Ekspor. Online.
http://www.kemendag.go.id/. 27 Agustus 2019. pukul.
Pukul.16.07 WIB. Kementerian Perdagangan. 2020. Indikator
Ekonomi Indonesia.Online.
http://satistil.kemendag.go.id/economic-nidicators. 17 Mei 2020.
Pukul.22.10 WIB. Kementerian Perindustrian. 2009. Roadmap
Industri Pengolahan Kopi. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2017.
Outlook Komoditas Coffee. ISSN 1907- 1507. Pusat dan Sistem
Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal, Jakarta.

46 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


Kementerian Pertanian. 2019. Outlook Komoditas Coffee. ISSN 1907- 1507.
Pusat dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal,
Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2017-2019.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2016. Rencana Strategis Kementerian Pertanian
2015-2019. Edisi Revisi. Jakarta. Kementerian Pertanian. 2020.
Peraturan Perundang-undangan Pertanian. Online.
http://jdih.pertanian.go.id/. Diakses 12 Januari 2020, pukul 12.00
WIB.
Kusuma, Rahma Linda. 2015. Daya saing dan Faktor Yang Mempengaruhi
Volume Ekspor Sayuran Indonesia Terhadap Negara Tujuan Utama.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Jurnal Manajemen dan
Agribisnis. Vol. 12 No. 3. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lubis, Husnan Nashuha. 2017. Daya saing Komoditas Tembakau Indonesia
di Pasar Internasional. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Olivia, Femi. 2014. Khasiat Bombastis Kopi. Gramedia. Jakarta.
Piao, Roberta Souza. Lyon Fonseca. Eder Carvalho. Maria Sylvia
Macchione Saes. dan Florencio de Aleida Luciana. 2019. The
adoption of Valuntary Sustainability Standards (VSS) and value
Chain upgrading in the Brazilian coffee production context.
ScienceDirect: Jurnal of Rular Studies.
Purnadi, Felicitas, dan Riris Loisa. 2018. Analisis Daya Saing ekspor Kopi
Indonesia di Pasar Internasional. Jurnal. Universitas
Tarumanegara.
Purnamasari, Meidiana, Nuhfil Hanani, dan Wen-Chi Huang. 2014.
Analisis Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia di Pasar Dunia. Jurnal.
AGRISE Volume XIV No 1 Bulaan Januari 2014. Universitas
Brawijaya. Malang.
Nalurita, Sari., Ratna Winandi., dan Siti Jahroh. Analisis Daya Saing dan
Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Indonesia. Jurnal Agribisnis
Indonesia (Vol 2 No.1, Juni 2014): halaman 63-74.
Nazir, Muhammad. 2011. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta.
NewYork Coffee Price. 2020. Arabica Coffee Price:
https://www.ycharts.com. Diakses 12 Januari 2020, pukul 15.08
WIB.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 47


Nugroho, Agus. 2014. The Impact of Food Safety Standard on Indonesia’s
Coffee Export. ScienceDirect: Procedia Environmental Sciences
20(2014) 425-433.
Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing. PT. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Rahardja, P dan Manurung, Mandala. 2015. Pengantar Ilmu Ekonomi:
Edisi 3. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Rahardjo, Pudji. 2017. Berkebun Kopi. Penebar Swadaya. Jember.
Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi: Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi
Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Depok.
Raharjo, Tri Weda. 2018. Strategi Pemasaran dan Penguatan Daya Saing
Produk Batik UMKM. CV Jakad Pusblishing .Surabaya.
Rainforest Alliance. 2016. Rainforest Alliance Certified Coffee, Artikel
Online:https://www.rainforest-alliance.org/articles/rainforest-
alliance-certified-coffee. Diakses Pada 18 April 2020, Pukul 19.53
WIB.
Sari, Desi Ratna Sari dan Ermi Tety. 2017. Export Competitiveness Analysis
of Coffee Indonesia in The World Marke. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan
Bisnis Vol.14. No.1, maret 2017: 105-114. Universitas Riau. Riau.
Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Internasional. CV Budi Utama.
Yogyakarta.
Sattar dan Wijayanti, S. K. 2018. Buku Ajaran Teori Ekonomi Makro. CV
Budi Utama. Yogyakarta.
Sattar. 2018. Buku Ajar Perekonomian Indonesia. CV Budi Utama.
Yogyakarta.
Salvatore, Dominick. 2005. Ekomoni Manajerial dalam Perekonomian
Global. Saleba Empat. Jakarta.
Salvatore, Dominick. 2012. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian. Edisi
9. Salemba Empat. Jakarta.
Silitonga, Ribka BR, Zulkarnain Ishak, dan Mukhlis. 2017. Pengaruh
Ekspor, Impor, dan Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Pembangan. Vol.15 (1):53-59. Palembang,
Indonesia.
Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

48 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)


Sunandi, Eris dan Untung Prastio. 2019. Coffe Roasting: Karena Seduhan
Kopi Nikmat Berasal Dari Proses Yang Tepat. PT AgroMedia
Perkasa. Jakarta.
Sutedi, Adrian. 2014. Hukum Ekspor Impor. Raih Asa Sukses, Swadaya
Grup. Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2004. Globalisasi dan Perdagangan Internasional. Ghalia
Indonesia. Bogor.
United Nation Comodity Trade. 2020. UNCOMTRADE Database.
[UNCOMTRADE online]. https://comtrade.un.org/data/.
Diakses pada 12 April 2020, pukul. 10.23 WIB.
United Nation Forum on Sustainability Standards. 2020. Voluntary
Sustainability Standards (VVS): https://unfss.org/home/about-
unfss/ . Diakses 14 Mei 2020, Pukul 7.29 WIB.
United Nation Comodity Trade. 2019. UNCOMTRADE Database.
[UNCOMTRADE online]. https://comtrade.un.org/data/.
Diakses pada 29 Juli 2019, pukul. 23.28 WIB.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian: Ekonomi dan Bisnis. Graha
Ilmu, Jakarta
World Bank. 2020. Logistic Performance Index (LPI). Online
https://lpi.worldbank.org/international/scorecard/radar/254/C/I
DN/20 18#chartarea. Diakses pada 18 Januari 2020, pukul 10.01
WIB.

Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022) - 49


50 - Sharia Agribusiness Journal. Vol.2 No.1 (2022)

You might also like