Preskas Anak Omfalitis
Preskas Anak Omfalitis
Preskas Anak Omfalitis
Oleh :
G99142026 / I-13
G99142027 / I-14
Pembimbing :
Yulidar Hafidh, dr., Sp.A, M.Kes
BAB I
LAPORAN KASUS
II.1. SUBJECTIVE
Telah lahir bayi secara spontan, jenis kelamin laki-laki, apgar score 8/9/10,
berat badan 2800 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada
30 cm, dengan air ketuban keruh. Pada tanggal 13 Desember 2012.
Usia di dalam kandungan: 38 minggu. Nama ibu: Nur Setiani.
II.2. OBJECTIVE
-
APGAR SCORE:
0
Tidak
1
<100
Apgar
10
>100
score
Denyut
menit
2
menit
2
menit
2
1
2
2
2
2
2
ada
Tidak
Tidak
Baik
jantung
Pernafasan
ada
Lemah
Tidak
teratur
Sedang
Meringis
Baik
Menangis
Tonus otot
Peka
ada
rangsang
2
Biru / Merah
Merah
putih
jambu
jambu,
Warna
TOTAL
10
ujung
biru-biru
II.3. ASSESSMENT
-
Neonatus aterm
II.4. PLANNING
Planning diagnostik:
-
Planning terapi:
-
Planning monitoring:
-
Keadaan umum
Vital sign
II.5. Follow Up
Tanggal
Subjective
14 Desember 2012 -
Objective
Assessment
- Vital sign
:
- Neonatus aterm
o Suhu
: 36.4C
- Omphalitis
o Nadi
: 120 kali/menit
o RR
: 44 kali/menit
- Berat badan : 2800 gram
- Kepala :
o Sianosis (-), ikterik (-), anemis (-),
dispneu (-)
o Caput suksadeneum (-)
o Cephalhematom (-)
- Toraks :
o Simetris, retraksi dinding dada (-)
o Jantung : bunyi jantung I>II, regular
o Paru
: suara nafas vesikuler,
Planning
Planning diagnostik:
- PCR
Planning terapi:
-
ASI/PASI ad libitum
Termoregulasi
Injeksi picyn 2x150 mg
Rawat tali pusat
Planning monitoring:
- Keadaan umum
- Vital sign
15 Desember 2012 -
Planning diagnostik:
- Bilirubin direk
- Bilirubin total
- BAB/BAK normal
bilirubinemia
dispneu (-)
o Caput suksadeneum (-)
o Cephalhematom (-)
- Toraks :
o Simetris, retraksi dinding dada (-)
o Jantung : bunyi jantung I>II, regular
o Paru
: suara nafas vesikuler,
rhonki (-), wheezing (-)
- Abdomen
: soefl, bising usus (+),
-
16 Desember 2012 -
Planning terapi:
- Infus D10 150 ml/24
-
jam
ASI/PASI ad libitum
Termoregulasi
Injeksi picyn 2x150 mg
Rawat tali pusat
Planning monitoring:
- Keadaan umum
- Vital sign
Planning diagnostik:
Planning terapi:
- Infus D10 150 ml/24
17 Desember 2012 -
jam
ASI/PASI ad libitum
Termoregulasi
Injeksi picyn 2x150 mg
Fototerapi 1x24 jam
Rawat tali pusat
Planning monitoring:
- Keadaan umum
- Vital sign
Planning diagnostik:
- Bilirubin direk
- Bilirubin total
- DL
Planning terapi:
- ASI/PASI ad libitum
- Termoregulasi
- Cefixim 2x1 gr
- Toraks :
o Simetris, retraksi dinding dada (-)
o Jantung : bunyi jantung I>II, regular
o Paru
: suara nafas vesikuler,
rhonki (-), wheezing (-)
- Abdomen
: soefl, bising usus (+),
18 Desember 2012 -
Planning diagnostik:
- Bilirubin direk
- Bilirubin total
- DL
Planning terapi:
-
ASI/PASI ad libitum
Termoregulasi
Cefixim 2x1 gr
Fototerapi 1x24 jam
Rawat tali pusat
Planning monitoring:
- Keadaan umum
- Vital sign
(+)
- Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-)
- Kulit : Kramer IV
- Hasil lab:
- Bilirubin direk: 2.38 mg/dl
- Bilirubin total: 13 mg/dl
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Definisi
Omfalitis didefinisikan sebagai infeksi umbilikus, khususnya tali
pusat, pada bayi baru lahir. Hal ini terutama mempengaruhi neonatus, di
antaranya kombinasi dari tunggul tali pusat dan penurunan kekebalan yang
ditemukan saat infeksi. Hal ini jarang dilaporkan di luar masa neonatus.
Variasi pada keadaan kongenital merupakan faktor predisposisi terjadinya
infeksi pada tali pusat.
Omfalitis dapat menyebar ke vena porta dan menyebabkan berbagai
macam komplikasi akut yang memerlukan intervensi medis serta bedah.
Meskipun kondisi ini jarang terjadi di negara maju, maka tetap menjadi
penyebab morbiditas dan mortalitas yang signifikan di Afrika dan bagian
lain di dunia, dimana perawatan kesehatan kurang tersedia. Infeksi tali pusat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap infeksi bayi baru lahir dan
kematian neonatus di Afrika, terutama bagi bayi yang dilahirkan di rumah
tanpa bidan yang terampil dan berada pada kondisi yang tidak higienis.
II.
Epidemiologi
Omfalitis jarang terjadi di negara maju, dengan angka kejadian 0.2
0.7 %. Untuk kejadian di negara berkembang, terjadi antara 2 7 dalam
setiap 100 kelahiran hidup. Namun, kejadian ini bahkan lebih tinggi di
masyarakat dengan aplikasi praktek di rumah yang tidak steril. Rumah sakit
berbasis penelitian memperkirakan bahwa 2 54 bayi per 1000 kelahiran
akan mengembangkan kejadian omfalitis.
III.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat menyebabkan omfalitis yakni:
-
10
Etiologi
Organisme yang dapat menyebabkan omfalitis yaitu:
-
Bakteri aerob:
o Staphylococcus aureus (penyebab tersering): ada dimana-mana dan
didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir,
atau selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering
dijumpai pada
kulit,
saluran
pernafasan,
dan
saluran
cerna
Patofisiologi
Tali pusat menyajikan substrat yang unik untuk kolonisasi bakteri,
tanpa penghalang normal pertahanan kulit, dan mengalami iskemia dan
degradasi sehingga tali pusat mengering dan lepas. Biasanya, daerah tali
pusat menjadi tempat kolonisasi bakteri patogen intrapartum atau segera
11
Klasifikasi
a. Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk,
dan di sekitar tali pusat berwarna kemerahan dan pembengkakan terbatas
pada daerah kurang dari 1 cm di sekitar pangkal tali pusat local atau
terbatas.
b. Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area
1 cm atau kulit di sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta
bayi mengalami pembengkakan perut, disebut sebagai infeksi tali pusat
berat atau meluas.
Gejala Klinik
- Gejala lokal:
o Discharge yang purulen dan berbau busuk dari umbilicus atau tali
pusat.
o Eritema, edema, dan nyeri tekan di daerah periumbilikal
- Gejala sistemik:
o Takikardi (denyut jantung lebih dari 180 kali per menit)
o Hipotensi dan capillary refill menurun
o Takipneu (nafas lebih dari 60 kali per menit)
o Tanda-tanda gagal nafas atau apneu
12
Diagnosis
Usap mikrobiologi dari umbilikus harus dikirim untuk kultur aerob
dan anaerob. Kultur darah harus disertakan pada saat yang tepat. Pada
pemeriksaan laboratorium darah, dapat ditemukan neutrofilia (kadangkadang neutropenia).
Diagnostik dapat ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang berupa:
-
dapat mengarah ke obstruksi adhesi tapi dapat pula dijumpai pada ileus.
USG abdomen berguna untuk memberikan gambaran mengenai dinding
abdomen jika dicurigai terjadi kista. Sangat berguna untuk mendiagnosis
X.
Penatalaksanaan
a. Farmakologi
- Antibiotik: ampiclox, cloxacillin, flucloxacillin, methicillin yang
-
diberikan
antibiotik
berupa
metronidazole.
13
tangan.
Bersihkan
antiseptik
(misalnya
bersih.
Oles sekitar tali pusat dengan antiseptik (misalnya gentian violet 0,5%
atau iodium povidon 2,5%) 8x/hari sampai tidak ada nanah lagi.
Anjurkan Ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan. Jika
kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm,
sensivitasi.
Dapat diberikan pemberian antibiotik sesuai indikasi seperti
Kloksasilin oral selama lima hari jika terdapat pustule / lepuh kulit
XI.
Komplikasi
14
15
Jika bayi terlalu sakit untuk anastesi umum, debridement dapat dilakukan
dengan menggunakan parasetamol parenteral atau perrektal. Luka yang
dihasilkan nantinya akan memerlukan penutupan sekunder (atau
pencangkokan kulit jika cacat besar). Namun, luka skrotum dapat
sembuh dengan baik tanpa penutupan sekunder atau pencangkokan kulit.
Gambar 4. Necrotising fasciitis awal yang dimulai dari umbilikus
b. Evisceration
16
namun
sering
17
(PVT)
adalah
komplikasi
dengan
XII.
Prognosis
Omfalitis uncomplicated yang diterapi dengan baik biasanya sembuh
tanpa morbiditas serius. Namun, jika lambat diketahui dan pengobatan
tertunda, angka kematian bisa tinggi mencapai 7 15%. Morbiditas dan
mortalitas yang serius dapat terjadi akibat komplikasi seperti necrotizing
fasciitis, peritonitis, dan eviserasi. Thrombosis vena portal dapat berakibat
fatal.
Kematian dapat mencapai 38 87 % mengikuti necrotizing fasciitis
dan
mionekrosis.
Selain
itu,
faktor-faktor
risiko
tertentu
seperti
18
19
BAB III
ANALISIS KASUS
Berdasarkan hasil subjective yang diperoleh dan pemeriksaan yang
dilakukan terhadap bayi Nur, diperoleh diagnosis neonatus aterm dan tidak
ditemukan kelainan lainnya. Pada hari kedua pemeriksaan, ditemukan tali pusat
bau. Hal tersebut menunjukkan bahwa tali pusat tersebut terinfeksi, dimana
penyebab infeksi bukan karena ketuban berwarna hijau, tetapi kemungkinan besar
disebabkan oleh perawatan tali pusat yang kurang baik.
Pada hari pertama kelahiran, diberikan injeksi picyn sebagai profilaksis
untuk bayi karena air ketuban berwarna hijau. Pada hari kedua (ditemukan tali
pusat yang bau), diberikan picyn sebagai terapi antibiotik.
Picyn merupakan antibiotik yang mengandung sulfamicillin (ampicillin dan
sulbactam), diindikasikan untuk infeksi saluran nafas atas dan bawah, pneumonia
bacterial, UTI dan pielonefritis, infeksi intraabdomen, septicemia bakterialis,
kolesistitis, selulitis pelvic dan endometritis, infeksi kulit dan jaringan lunak,
infeksi tulang dan sendi, dan infeksi gonokokus. Diberikan dengan dosis 150
mg/kgBB/hari (untuk anak-anak), sedangkan untuk neonatus diberikan 1.5 3
gram, dapat diulang tiap 6-8 jam. Kontraindikasi: hipersensitif terhadap penisilin.
Efek samping yang dapat timbul berupa gangguan pada gastrointestinal,
kemerahan pada kulit, gatal-gatal, kelainan pada darah, serta reaksi anafilaksis dan
superinfeksi.
Terapi lain yang diberikan untuk bayi Nur yaitu:
-
Resusitasi
Begitu bayi lahir tidak menangis, maka dilakukan langkah awal
yang terdiri dari:
o Hangatkan bayi di bawah pemancar panas
o Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi
o Isap lendir dari mulut kemudian hidung
o Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok
punggung atau menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain yang
basah dengan yang kering
o Reposisi kepala bayi
o Nilai bayi: usaha, warna kulit, dan denyut jantung
20
VTP dilanjutkan
o Pemasangan pipa ET bisa dilakukan pada setiap tahapan resusitasi
o Selanjutnya lihat bagan (bagan algoritma asfiksia neonatal)
Injeksi Neo K
Kandungan: Phytomenadione.
Indikasi: pencegahan dan pengobatan pada penyakit hemoragik pada
bayi baru lahir.
Efek samping: hiperbilirubinemia jika overdosis, reaksi hipersensitif
seminggu.
Termoregulasi (pengaturan suhu tubuh)
o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan
suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother
care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia
di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o Ukur suhu tubuh sesuai jadwal.
21
Selain omfalitis, pada bayi Nur juga ditemukan kadar bilirubin direk dan
total yang meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa bayi Nur mengalami
hiperbilirubinemia dimana keadaan tersebut ditatalaksana dengan fototerapi.
Prognosis pada bayi Nur adalah dubia ad bonam karena infeksi yang terjadi
masih merupakan infeksi tali pusat local dan tidak menunjukkan tanda-tanda
infeksi sistemik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ameh EA, Nmadu PT. 2002. Major Complications of Omphalitis in Neonates and
Infant.
Brook, Itzhak. 2002. Pediatric Anaerobic Infections. Diagnosis and Management.
Edisi ketiga. Washington DC: Georgetown University
Gary F Cunningham, etc. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.
Farrer Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC.
Sawardekar KP. 2004. Changing Spectrum of Neonatal Omphalitis. Pediatric
Infectious Disease.
23