Proposal Perbaikan Dari Bu Leni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 134

PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA

PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI


RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG

PROPOSAL

PENELITIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh

YELNIA TETRIANTI
171211317

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA

PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI

RSUP Dr.M.DJAMIL PADANG

PROPOSAL

PENELITIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh

YELNIA TETRIANTI
171211317

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
PENGARUH TERAPI MUROTAL TERHADAP KUALITAS TIDUR

PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI

RSUP.Dr.M.DJAMIL PADANG.

PROPOSAL

PENELITIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Dalam Program Studi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Oleh

YELNIA TETRIANTI
171211317

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Yelnia Tetrianti

NIM : 171211317

Menyatakan bahwa proposal yang berjudul

“Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Pasien Kanker Payudara Yang

Menjalani Kemoterapi Di RSUP Dr .M. Djamil Padang”

1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri

2. Penggunaan sumber/referensi adalah sesungguhnya bukan hasil rekayasa

3. Karna ini belum disampaikan pada kesempatan apapun dan oleh siapapun

4. Pertanggung jawaban atas karya ini sepenuhnya pada diri saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebarnar-benarnya. Jika nantinya

ditentukan ketidak sesuaian maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan

oleh pihak terkait.

Padang, Agustus 2021

Yelnia Tetrianti
171211317

PAGE \* MERGEFORMAT ix
PERYATAAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Murotal Terhadap

Kualitas Tidur Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di

RSUP.Dr.M.Djamil.Padang” ini telah diperiksa dan disetujui untuk

diseminarkan dihadapan Dewan Penguji Proposal Prodi S1 Keperawatan STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang.

Padang, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Weny Amelia, M.Kep. Sp.Kep.MB Refki Riyantori,S.T.,MBA


NIDN : 1024098902 NIDN : 1023058501

Program Studi S1 Keperawatan


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Ketua

Ns. Lenni Sastra, S.Kep., M.S


NIDN : 1014058501

PAGE \* MERGEFORMAT ix
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penelitian ucapkan kehadirat Allah SWT atas

rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan proposal tentang “Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Kualitas

Tidur Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di

RSUP.Dr.M.Djamil.Padang”

Dalam pembuatan proposal ini banyak hambatan yang peneliti hadapi,

namun berkat dorongan semua pihak, proposal ini dapat penelitian selesaikan.

Maka pada kesempatan ini penelitian ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Ibu Ns. Weny Amelia, M.Kep. Sp.Kep.MB sebagai pembimbing I

sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, yang telah mengarahkan dan

memberikan masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Bapak Refki Riyantori, S.T.,MBA sebagai pembimbing II yang telah

mengarahkan dan memberikan masukan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal ini.

3. Ibu Ns. Lenni Sastra, M.Kep., M.S selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan

kesempatan untuk peneliti melakukan penelitian.

4. Ibu Ises Reni, SKp., M.Kep selaku Ketua STIKes MERCUBAKTIJAYA

Padang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian.

PAGE \* MERGEFORMAT ix
5. Bapak Jasmarizal, SKp, MARS selaku Ketua pengurus Yayasan

MERCUBAKTIJAYA.

6. Seluruh staf dan dosen pengajar STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.

7. Yang teristimewa terimakasih kepada keluarga, orang tua, saudara, kakak

dan sahabat yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa yang

tulus kepada peneliti.

8. Semua rekan-rekan seperjuangan tingkat IV A dan IV B S1 Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan bantuan

pemikiran dan semangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan proposal

ini, semoga bantuan yang diberikan akan mendapatkan balasan yang

berlimpah dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karna itu

penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi ksempurnaan proposal ini. Akhir kata penulisan berharap semoga

proposal ini dapat diterima dan bermafaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis

dan bagi peneliti selanjutnya.

Padang, Agustus 2021

Yelnia Tetrianti
171211317

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS.......................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

DAFTAR SKEMA...............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................11
C. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................12
D. MANFAAT PENELITIAN........................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................14


A. Konsep Kanker Payudara............................................................................14
B. Kemoterapi..................................................................................................31
C. Konsep Dasar Tidur....................................................................................39
D. Konsep Dasar Terapi murotal Al-quran......................................................52

BAB III KERANGKA KONSEP..........................................................................58


A. Kerangka Teori...........................................................................................58
B. Kerangka Konsep........................................................................................61
C. Hipotesis......................................................................................................62

BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................63


A. Jenis dan Desain Penelitian.........................................................................63
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................64
C. Populasi dan Sampel...................................................................................64

PAGE \* MERGEFORMAT ix
D. Variabel dan defenisi operational...............................................................67
E. Instrumen Penelitian...................................................................................69
F. Etika Penelitian...........................................................................................70
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................71
I. Teknik Pengolahan Data.............................................................................77
J. Analisa Data................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80

LAMPIRAN...........................................................................................................86

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1...........................................................................................................49

Tabel 4.2...........................................................................................................69

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Teori…………..........................................................60

Skema 3.2 Kerangka Konsep………………………...……………….....….61

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ghandchart

Lampiran 2. Format permohonan responden

Lampiran 3. Format pernyataan persetujuan menjadi responden

Lampiran 4. Surat izin pengumpulan data dan penelitian

Lampiran 5. Lembar Konsultasi

PAGE \* MERGEFORMAT ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terkendali dan terjadi secara

terus-menerus (Ματινα, 2019). Kanker terjadi akibat dari terganggunya

fungsi dari Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) yang menyebabkan

pertumbuhan sel meningkat secara signifikan dan terjadinya proliferasi

pada sel (P. F. Dewi et al., 2018). Kanker termasuk penyakit yang tidak

menular. Penyakit kanker terjadi diakibatkan karena kondisi fisik yang

tidak normal serta pola hidup yang tidak sehat (Supriyanto , 2014).

Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian

cukup tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO)

tahun 2018 angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit kanker

mencapai 18,1 juta kasus dan 9,6 juta kematian yang terjadi pada tahun

2018. Menurut WHO tahun 2020 angka kejadian kanker mengalami

peningkatan menjadi 19,3 juta kasus dengan angka kematian mencapai 10

juta jiwa.

Prevalensi angka kejadian penyakit kanker di Indonesia mencapai

136,2 per 100.000 penduduk dan berada pada urutan ke 8 di Asia

Tenggara. Sedangkan di Asia urutan ke 23. Jenis kanker yang menyerang

masyarakat Indonesia berbeda pada setiap jenis kelaminnya. Jenis kanker

yang paling banyak menyerang laki-laki adalah kanker paru-paru sebanyak

19,4 per 100.000 penduduk. Sedangkan jenis kanker yang paling banyak

PAGE \* MERGEFORMAT 40
menyerang perempuan yaitu kanker payudara sebanyak 42,1 dengan rata-

rata kematian 17 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Kanker payudara merupakan suatu gejala penyakit yang

disebabkan oleh perkembangan sel atau jaringan yang tidak terkontrol

pada payudara (Liabalingka, 2020). Kanker payudara dapat tumbuh pada

jaringan kelenjer susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat

yang terdapat pada payudara. Fase awal yang biasanya terjadi pada kanker

payudara adalah terbentuknya benjolan atau terjadinya penebalan pada

payudara yang merupakan gejala umum pada kanker payudara (Apsari,

2021). Kanker payudara biasanya terjadi pada usia pasca menoupouse, dan

tidak sedikit juga terjadi pada usia mudah lebih kurang 25 tahun

(Kemenkes RI, 2015). Sedangkan menurut supriyanto, tahun (2014)

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada perempuan berusia diatas 50

tahun.

Menurut American Cancer Society (ACS) tahun 2016 didapatkan

data kasus in situ yang menjelaskan angka kejadian kanker payudara

60,290 kasus yang membutuhkan perawatan invasif sebanyak 231.840

kasus dan kematian yang di akibatkan oleh kanker payudara sebanyak

40.290 kasus, dan diperkirakan akan meningkat empat kali lipat di tahun

2020 (Mutiara et al., 2020).

Menurut GLOBOCAN International Agency for Research on

Cancer (IARC) tahun 2020 menyatakan jumlah penderita kanker payudara

di Indonesia mencapai sebanyak 65.858 juta kasus dengan persentase

16,6% juta kasus dengan angka kematian mencapai 22.430 dengan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
persentase 9,6%. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka

kejadian kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-

rata kematian 17 per 100.000 penduduk.

Angka kejadian kanker payudara di wilayah Indonesia salah

satunya di Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan pesat. Pada

tahun 2017 kejadian kanker payudara di Provinsi Sumatera Barat

mengalami peningkatan menjadi sebesar 9,34%, pada tahun 2018 berada

pada posisi nomor 2 mengalami peningkatan menjadi 2,47 per 100.000

penduduk. Sedangkan angka kejadian kanker payudara di Sumatera Barat

sekarang mencapai 11,6% dengan 2.089 juta kasus baru dan angka

kematian mencapai 8,2% dengan 783.000 juta kematian yang di sebabkan

oleh kanker payudara (Kemenkes RI, 2019).

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015

terjadi peningkatan angka kejadian kanker payudara setiap tahun. Pada

tahun 2015 angka kejadian kanker payudara yaitu sebanyak 69% dan pada

tahun 2016 meningkat menjadi 73% atau sekitar 438 kasus (Dinas

Kesehatan Kota Padang, 2016). Berdasarkan Profil Kesehatan Kota

Padang (2017) hasil dari tedeksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan

Clinical Breast Examination (CBE) terhadap 10.670 perempuan pada 30-

50 tahun didapatkan 1,33% atau sekitar 142 orang mengalami kanker

payudara. Angka kejadian kanker payudara meningkat pada 2018 menjadi

422 jiwa serta mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 479 jiwa

(Dinas Kesehatan Kota Padang, 2019).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Penatalaksanan pada pasien kanker payudara dapat dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya dengan mastektomi, radioterapi,

hormonoterapi, dan kemoterapi (Alifiyanti dkk, 2017). Kemoterapi

merupakan pengobatan dengan obat pembunuh kanker yang dapat

diberikan secara intravena (disuntikan ke pembuluh darah) atau dapat juga

diberikan secara oral melalui mulut. Kemoterapi merupakan terapi yang

melibatkan penggunaan zat kimia ataupun obat-obatan dalam pengobatan

kanker. Kemoterapi dapat bekerja dengan cara menghancurkan struktur

atau metabolisme dari sel-sel kanker. Pemberian kemoterapi merupakan

pilihan pertama untuk menangani kanker payudara dikarenakan pemberian

kemoterapi diantaranya melalui pembuluh darah sehingga lebih efektif

untuk menjangkau sel-sel kanker yang telah bermetastase ke jaringan

lainnya dan dapat memberikan prognosis yang baik pada pasien kanker

payudara (Anita, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2021), didapatkan

sebanyak (55,4%) dari 56 pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi. Penelitian yang dilakukan oleh Rita & susanti tahun 2021

didapatkan sebanyak 26 orang dari 46 (56,5%) pasien kanker payudara

yang menjalani kemoterapi. Menurut penelitian Rimawan, (2021) dari

data di RSUD Sanjiwani Gianyar didapatkan jumlah pasien kanker

payudara yang menjalani kemoterapi sebanyak 840 orang dengan rata-rata

kunjungan 80 dari (71%) orang per bulan.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Rumah Sakit Umum Pusat di daerah Sumatera Barat yaitu RSUP.

Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah

Sumatera Barat. RSUP. Dr. M. Djamil Padang memiliki sarana dan

Prasarana yang lengkap untuk tindakan pengobatan kemoterapi. Angka

kejadian pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP. Dr.

M. Angka kejadian kanker payudara kurang lebih tiga bulan terakhir pada

tahun 2021 sebanyak 221 pasien dengan kanker payudara yang menjalani

kemoterapi (Rekam Medis RSUP. Dr. M. Djamil tahun 2021) .

Meningkatnya pemberian obat kemoterapi dapat memiliki dampak

yang buruk serta juga dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa sel

yang normal yang dapat menimbulkan efek samping baik secara fisiologis

maupun psikologis. Efek samping fisiologis ditandai dengan hilangnya

selera makan, lemas, mual, muntah, gangguan pencernaan, gangguan otot

syaraf, penurunan sel darah putih, gangguan body image dan rambut

rontok. Sedangkan Efek samping secara psikologisnya ditandai dengan

cemas, mudah lelah, lesu dan stress yang berlebihan (Soelastri et al.,

2017).

Frekuensi pemberian kemoterapi dapat menimbulkan beberapa

efek yang dapat memperburuk status fungsional pasien. Efek kemoterapi

lainnya yaitu supresi sum-sum tulang, gejala gastrointestinal seperti mual,

muntah, kehilangan berat badan, perubahan rasa, konstipasi, diare, dan

gejala lainya alopesia, fatigue, perubahan emosi dan perubahan pada

system saraf, tidur adalah kebutuhan yang harus dipenuhi secara cukup

yaitu 7-9 jam perhari. Apabila pada pasien kanker payudara terjadi

PAGE \* MERGEFORMAT 40
gangguan tidur maka mempengaruhi terhada penyembuhan kankernya

Beberapa penelitian menujukkan bahwa efek kemoterapi dapat

memperburuk status fungsional mencakup ketidak mampuan dalam

menjalankan peran setelah pemberian kemoterapi periode ke dua

Penurunan status fungsional ini termasuk juga pemenuhan kebutuhan

istirahat tidur (Handayani & Udani, 2016).

Berdasarkan penelitian Krisdiyanti tahun 2016 dalam penelitian

Amelia tahun 2021 didapatkan pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi mengalami gangguan tidur sebanyak 69 orang (83,13%) dari

83 pasien yang menjalani kemoterapi. Menurut penelitian Anggraini,

(2021) menyatakan 33%-50% gangguan tidur terjadi pada orang dengan

kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Gangguan tidur yang terjadi

akibat dari rasa nyeri, mual muntah, dan kelelahan karena efek dari

kemoterapi sehingga menyebabkan seseorang sulit untuk tidur kembali.

Menurut penelitian Alifiyanti, (2017) pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 100% dari

31 pasien yang diakibatkan dari efek samping kemoterapi seperti

kelelahan, nyeri dan stress serta gangguan pola tidur.

Apabila tidur pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

terganggu maka fungsi fisiologisnya juga akan terganggu seperti

terjadinya penurunan selera makan, penurunan berat badan, cemas, mudah

tersinggung, dan gagal dalam pengambilan keputusan (Alifiyanti et al.,

2017). Gangguan tidur yang dialami oleh pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh yang

PAGE \* MERGEFORMAT 40
berfungsi sebagai melawan sel kanker yang sedang berkembang sehingga

dapat memperburuk kondisi tubuh pasien kanker payudara. Fungsi tidur

adalah memulihkan penyakit, serta mengontrol nyeri, meningkatkan

sirkulasi darah ke otak membantu perbaikan dan penyembuhan sel oleh

karena itu tidur yang baik sangat dibutuhkan oleh pasien kanker payudara

yang menjalani kemoterapi (Handa Gustiawan, 2019).

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kualitas tidur pada pasien kanker payudara adalah terapi farmakologi dan

non farmakologi. Terapi farmakologi memiliki efek yang cepat namun

memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan (Oktora & Purnawan,

2018). Terapi farmakologi adalah terapi yang digunakan dengan obat-

obatan. Namun pemakaian berlebihan pada obat-obatan dapat memberikan

efek samping seperti kecanduan dan overdosis (Handa G ustiawan, 2019).

Sedangkan terapi non farmakologi adalah terapi yang tidak menggunakan

obat-obatan, seperti terapi musik, massage terapi perilaku kognitif, terapi

aktivitas fisik, terapi musik, yoga, hidroterapi dan terapi murotal Al-

Qur’an (Solehati et al., 2020).

Murotal adalah bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh pembaca

Al-Qur’an sesuai dengan tartil dan tajwid yang mengalun indah dan

dikemas dalam media audio seperti kaset, CD atau data digital (R. Dewi et

al., 2021). Terapi murotal Al-Qur’an tidak hanya menggunakan tempo dan

harmoni nada untuk memberikan efek rileks tetapi juga melibatkan aspek

spiritual (Pamungkas, 2021).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Menurut Oktarasada (2020) terapi murotal merupakan rekaman

suara Al-Qur’an yang dilantunkan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur’an).

Mendengarkan ayat suci Al-Qur’an salah satunya yaitu surat AR-Rahman

memiliki pengaruh mendatangkan ketenangan dan menurunkan

ketegangan urat syaraf (Oktarosada et al., 2020).

AR-Rahman sendiri diambil dari Nama Allah sendiri yang berarti

“Maha pemberi nikmat dunia dan akhirat”. Surah Ar-Rahman diturunkan

sebagai pengingat manusia yang kufur nikmat atas nikmat Allah

(Oktarosada et al., 2020). Isi kandungan dari surat ini adalah uraian nikmat

yang diberikan oleh Allah baik dari nikmat kecil sampai pada nikmat yang

besar yaitu Al-Qur’an. Menurut penelitian Sutrisno tahun 2018

mengangkat pendapat dari Thabathaba’i dalam penelitian nya mengatakan

bahwa surat ini mengandung isyarat tentang ciptaan Allah dengan sekian

banyaknya nikmat baik dilangit dan dibumi, darat dan laut, manusia dan

jin serta memiliki manfaat untuk kehidupan manusia di dunia dan akhirat

(Oktarosada et al., 2020).

Terapi murotal ini akan diberikan setelah dilakukan 24 jam

kemoterapi. Terapi ini bekerja pada otak, ketika otak didorong oleh

rangsangan dari luar (Al-Qur’an), maka otak akan memproduksi suatu zat

kimia yang disebut neuropeptide. Molekul-molekul ini akan menyangkut

pada reseptor yang ada didalam tubuh dan akan memberikan umpan balik.

Adapun pengaruh lain dari terapi murotal Al-Qur’an yaitu berupa

terdapatnya perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,

perubahan detak jantung, dan darah dalam kulit, perubahan tersebut

PAGE \* MERGEFORMAT 40
menujukkan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat syaraf.

Terapi murotal Al-Qur’an memberikan efek ketenangan dan mengandung

unsur meditasi, autosugesti berserta relaksasi.

Terapi murottal Al Qur’an AR-Rahman dengan tempo yang

lambat serta harmonis dapat menurunkan hormon-hormon stress,

merangsang hipotalamus mengaktifkan hormon endorphin alami

(serotonin) yang membuat seseorang merasa bahagia. Selanjutnya

amigdala akan merangsang pengaktifkan sekaligus pengendalian syaraf

otonom yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Rangsangan

saraf otonom yang terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan

norepinefrin oleh medulla adrenal menjadi terkendali. Terkendalinya

hormon Epinefrin dan Norepinefrin akan menghambat terhambatnya

pembentukan Angiostensin yang dapat menurunkan tekanan darah

(Oktarosada et al., 2020).

Terapi murotal Al-Qur’an dapat menimbulkan stimulan yang baik

terhadap otak, ketika seseorang mendengarkan Al-Qur’an dapat

memberikan respon rileks, tenang dan nyaman. Terapi dengan alunan

bacaan Al-Qur’an yang dapat dijadikan alternatif terapi yang digunakan

untuk relaksasi bahkan lebih baik dibandingkan dengan terapi audio lainya

karena stimulus Al-Qur’an dapat memunculkan gelombang delta sebesar

63,11% (Utomo, 2021).

Terjadinya penurunan hormon stress akibat aktifnya hormon

endorphin seperti serotonin yang dirangsang oleh hipotalamus, mekanisme

PAGE \* MERGEFORMAT 40
ini dapat meningkatkan perasaan rileks, mengurangi perasaan takut, cemas

dan tegang, serta memperbaiki sistem kimia tubuh, sehingga menurunkan

tekanan darah, memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan

aktivitas gelombang otak. Oleh karena itu terapi murottal Al qur’an

memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas tidur (Oktora , 2018).

Terapi murottal Al-Quran selain menurunkan ketegangan

fisiologis, terapi murotal juga dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual

(IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spriritual (SQ).

Seseorang dengan spiritual tinggi, sakit dan penderitaan yang dialaminya

tidak dirasakan sebagai beban karena mampu melupakan dan

mengarahkan pikiran dan perhatiannya pada hal positif. Pikiran positif

dapat berpengaruh pada fisik dan kondisi kesehatan. Pasien yang

berfikiran positif sekama sakitnya mampu mengubah respon emosional

sehingga rasa sakit yang di derita dapatnya berkurang hingga 60%

(Ματινα, 2019). Terapi murotal dapat dilakukan 15 menit, hal tersebut

menjelaskan bahwa terapi murotal apabila didengarkan selama 15 menit

juga efektif menurunkan intensitas nyeri pada pasien kanker paska bedah

(Rochmawati, 2018).

Hal ini juga didukung oleh penelitian Oktora , (2018) tentang

terapi murottal Al qur’an terhadap kualitas tidur yang diberikan selama 15

menit berturut-turut memberikan adanya perbedaan yang bemakna kualitas

tidur sebelum dan sesudah terapi murottal Al qur’an yang diberikan

terhadap pasien paska manstektomi dengan insomnia (Tari, 2021).

Pemberian terapi selama kurang lebih 15 menit menggunakan earphone

PAGE \* MERGEFORMAT 40
kemudian pasien dirilekskan selama 5 menit diberikan selama 3 hari

berturut-turut (Lutfiani , 2021).

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti tanggal 21

juni 2021 pada 5 orang pasien kanker payudara diruang kemoterapi RSUP.

Dr. M Djamil padang, hampir semua pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi atau 5 orang yang sudah di wawancarai memiliki

keluhan yang sama setelah di lakukan kemoterapi yaitu merasa mual,

muntah, lemas, kelelahan, nafsu, makan menurun, dan gangguan tidur. 5

orang yang telah di wawancarai mengatakan telah menjalani kemoterapi

dan merasakan kesulitan tidur akibat stress dan penyakit yang di deritanya,

dari ke 5 orang tersebut mengatakan penatalaksanaan yang di dapatkan

sebelumnya yaitu mendapatkan pemberian secara farmakologi dengan

kemoterapi, dan untuk penatalaksaan lainya yang pernah di dapatkan

adalah terapi lumpectomy atau sayatan lebar yang digunakan untuk

mengangkat tumor payudara serta pernah mendapatkan terapi radiasi atau

radioterapi yang bertujuan untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa

di payudara setelah operasi.

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pasien

kanker yang menjalani kemoterapi di RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas dapat rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh terapi murotal

terhadap kualitas tidur pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

di RSUP. M. Djamil Padang tahun 2021”?.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap kualitas tidur

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr.M.

Djamil Padang?.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rerata skor kualitas tidur sebelum di lakukan

terapi murotal pada pasien kanker payudra yang menjalani

kemoterapi di RSUP Dr. M.Djamil Padang.

b. Untuk mengetahui rerata skor kualitas tidur sesudah di lakukan

terapi murotal pada pasien kanker payudra yang menjalani

kemoterapi di RSUP Dr.M.Djamil Padang.

c. Untuk mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap kualitas tidur

penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP

Dr.M.Djamil Padang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi pelayanan keperawatan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan,

organisasi, profesi terutama institusi yang terkait degan pengaruh

terapi murotal dengan penderita kanker payudara yang menjalani

kemoterapi dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi serta

pedoman dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan .

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat menambah informasi yang di sajikan sebagai referensi

mahasiswa atau mahasiswi STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG.

Dan dapat juga dijadikan sebagai bahan bacaan atau refensi bagi

mahasiswa di perpustakaan STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi acuan

pembelajaran atau pembandingan dalam penelitian selanjutnya tentang

pengaruh terapi murottal terhadap kualitas tidur pasien kanker

payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP .M. Djamil Padang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kanker Payudara

1. Defenisi

Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh

perkembangan sel atau jaringan yang tidak terkontrol pada payudara

(Liabalingka, 2020). Kanker payudara (carcinoma mammae)

merupakan tumor ganas yang menyerang payudara, jaringan payudara

tersebut terdiri dari kelenjer susu (kelenjer pembuat air susu), saluran

kelenjer (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara

(Setiawati. dkk 2021).

2. Klasifikasi

Klasifikasi kanker payudara menurut Masriadi (2016)

berdasarkan sifat seranganya terbagi menjadi dua yaitu :

a. Kanker payudara invasif

Pada kanker payudara invasif, sel kanker merusak saluran serta

dinding kelenjer susu, menyerang lemak dam jaringan konektif

di sekitarnya. Kanker dapat bersifat invasif menyerang tampa

selalu menyabar (metastik) ke simpul limfe atau organ lain

dalam tubuh.

b. Kanker payudara Non-Invasif

Sel kanker terkunci di dalam susu dan tidak menyerang lemak

serta jaringan konektif disekitarnya. Ductal Carcinoma In Situ

PAGE \* MERGEFORMAT 40
(DCIS) merupakan bentuk kamker payudara non-invasif yang

paling umum yang terjadi sedangkan Lobural Carcinoma In

Situ (LCIS) adalah kanker yang jarang terjadi, namu kanker ini

jauh lebih di waspadai dan beresiko.

Kanker payudara jika ditinjau dari jenis kanker payudara yang

sering terjadi dibagi menjadi dua yaitu:

a. Jenis kanker payudara yang umum terjadi :

1) Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)

Istilah in situ mengarah kepada kanker yang tidak

menyebar. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel yang

tampak jelas yang berada didalam kelenjer susu (lobules).

Pada orang dengan LCIS ini di monitor dengan ketat setiap

empat bulang sekali oleh dokter dengan melakukan uji

klinis seperti biopsi payudara, dan mammogram setiap

tahunya. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah

memberikan obat-obat tertentu, misalnya Tamoxifen dan

Prophylactic Mastectomy.

2) Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)

DCIS adalah tipe kanker payudara Non- invasif

yang sering terjadi. DCIS terdekteksi oleh mammogram

sebagai tumpukan kalsium dalam jumlah kecil (microcalci-

fications). Jika dilakukan deteksi dini, rata-rata tingkat

bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100% dengan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
syarat kanker tidak menyebar dari saluran susu ke jaringan

lemak payudara ataupun bagian tubuh lainya. Adapun tipe

lsin dari DCIS ini adalah Ductal Comedocarcinoma yang

mengarah kepada penderita DCIS dengan Necrosis atau

area sel kanker yang mati dan mengalami degenerasi.

3) Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)

ILC dapat terjadi di dalam kelenjer susu (lobules)

pada payudara, akan tetapi sering ber metastase kebagian

tuabuh yang lain. ILC dapat terjadi sekitar 10 sampai 15%

dari seluruh kejadian kanker payudara. ILC ini juga di

kenal sebagai invasive lobular carcinoma.

4) Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)

IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling

umun terjadi, terdapat sekitar 80% dari seluruh diagnosis

kanker payudara. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)

juga di kenal sebagai invasive ductal carcinoma.

Disebabkan karena IDC sering terjadi didalam saluran susu

payudara dan menembus dinding saluran dan menyerang

jaringan lemak pada payu dara hingga memungkinkan

menyebar pada bagian tubuh yang lain.

b. Jenis kanker payudara yang jarang terjadi :

1) Medullary Carcinoma

Merupakan jenis kanker payudara yang bersifat

invasif yang membentuk pembatas antara jaringan tumor

PAGE \* MERGEFORMAT 40
dan jaringan normal. Medullary Carcinoma hanya terjadi

sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker.

2) Mucinous Carcinoma

Mucinous Carcinoma atau di sebut juga dengan

Calloid Carcinoma merupakan satu jenis kanker payudara

yang jarang terjadi yang terbentuk oleh sel kanker yang

memproduksi mucus (lendir). Perempuan yang terkena

kanker ini memiliki tingkat bertahan hidup yang cukup

lebih baik dibandingkan dengan perempuan berjenis kanker

invasive yang umum terjadi.

3) Tubular carcinoma

Tubular carcinoma merupakan merupakam suatu

tipe khusus kanker payudara yang bersifat invasive dan

wanita dengan jenis kanker payudara ini, biasanya memiliki

harapan kesembuhan yang cukup baik dibandingkan jenis

kanker payudara lainya.

4) Inflammatory breast cancer

Inflamantory breast cancer merupakan kondisi dimana

keadaan payudara tampak meradang terlihat merah dan

teraba hangat dengan adanya cekungan atau pinggiran yang

tebal di sebabkan oleh sel kanker yang menyumbat

pembulu limfe kulit pembungkus payudara. Jenis kanker

jarang terjadi sekitar 1% tetapi jika terjadi akan mengalami

perkembangan yang sangat pesat.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
5) Phylloides Tumor

Kanker jenis tumor phylloides ini berkembang

dalam jaringan konektif payudra serta dapat ditangani

dengan operasi pengangkatan. Tumor Phylloides adalah

kanker payudara yang bersifat jinak dan adapun bersifat

ganas dan sangat jarang terjadi.

6) Paget’s disease of the nipple

Jenis kanker ini memiliki tingkat kesembuhan yang

lebih baik dibandingkan jenis kanker payudara lainya. Jenis

kanker payudara ini hanya terjadi sekitar 1% pada wanita.

Jenis kanker ini berawal dari saluran susu kemudian

menyebar kekulit aerola dan puting. Ditandai dengan kulit

payudara pada pebderita kanker yaitu pecah-pecah, merah,

mengkoreng, dan mengeluarkan cairan (Masriadi, 2016).

3. Etiologi

Penyakit ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian

nomor lima di dunia, kanker payudara belum di temukan penyebab

pastinya sampai seseorang terserang penyakit ini (liabalingka., 2020).

Menurut Liabalingka (2020) terdapat beberapa faktor penyebab

terjadinya kanker payudara yaitu :

a. Faktor Genetik

Angka kejadian kanker payudara menigkat menjadi dua

kali lipat pada seseorang yang memiliki riwayat kanker payudara

pada keluarga primer seperti ibu, saudara atau anak BRCA-1 dan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
BRCA-2 merupakan tumor suppressor genes yang jika dalam

keadaan normal berfungsi sebagai mengidentifikasi DNA yang

abnormal sehingga dengan demikian keduanya akan

mengendalikan pertumbuhan sel yang abnormal. Adanya mutasi

pada gen yang berperan pada kejadian kanker payudara sebesar

55% sampai 8% pada pria, mutasi BRCA-1 memegang peranan

penting dalam kejadian kanker payudara.

b. Faktor Usia

Menurut olfah dkk (2013) dalam penelitian Iqmi (2021)

wanita dengan umur 30 tahun keatas akan lebih beresiko untuk

mendapatkan kanker payudara sampai umur 50 tahun setelah

menoupose. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi di usia

muda dan sekitar 75% kasus kanker terjadi pada umur setelah 50

tahun.

c. Jenis kelamin

Pada umumnya kanker payudara menyerang kaum wanita

dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pada kaum pria, dan

angka kejadian kanker payudara lebih banyak dialami di

bandingkan laki laki yaitu 80% .

d. Terpapar Radiasi

Wanita dengan riwayat pernah terpapar dengan pada usia

remaja dan usia muda, akan mengalami resiko kanker payudara.

Paparan radiasi berpotensi terjadinya penyimpangan normal pada

jaringan paudara yang sedang dalam masa perkembangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
e. Faktor Homonal

Hormon estrogen memiliki peranan terhadap kejadian

kanker payudara minsalnya hormone replacement therapy (HRT)

yang dapat menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit

kanker payudara (Liabalingka, 2020).

f. Riwayat Kanker Payudara

Seseorang yang memiliki riwayat kanker payudara dan

mendapatkan terapi terkait dengan kanker payudara memiliki

resiko terjadi kanker payudara.

g. Kegemukan (Obesitas)

Seseorang wanita yang mengalami obesitas setelah

menoupose akan beriko 1,51 kali lebih besar terkana kanker

payudara di bandingkan dengan wanita berat badan normal. Di

sebabkan karena jaringan lemak tubuh merupakan sumber lemak

utama estrogen setelah ovarium berhenti menghasilkan hormone.

Memiliki lemak lebih banyak berarti memiliki esterogen lebih

tinggi yang dapat meningkat kan resiko kanker payudara (Sari,

2021).

h. Usia Menarche

Siklus ovarium wanita setiap bulanya akan berubah menjadi

karsinogeneik bagi payudara jika itu berlangsung lebih awal. Hal

ini di pengaruhi oleh siklus hormonal yang terjadi pada organ

reproduksi wanita dan reseptor estrogen yang ada pada payudara.

Menarche pada usia dini dapat menimbulkan kanker di bandingkan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
menarche yang datang nya terlambat di sebabkan karena umur

menstruasi yang dating lebih awal dan menopause lebih lambat

berhubungan dengan lamanya paparan hormone estrogen dan

progerteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses

proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara (Sari, 2021).

i. Merokok

Terdapat beberapa studi menjelaskan wanita yang pada

masa mudanya merokok, memiliki resiko terjadi kanker payudara.

Dan merokok setelah menopause berhubungan positif dengan

resiko kanker payudara, dan merokok setelah menopause dapat di

kaitkan dengan sedikit penurunan resiko kanker. Perbedaan ini

menunjukkan efek antiestrogenik merokok diantara wanita pasca

menopause yang selanjutnya dapat mengurangi tingkat estrogen

endogen. Sebaliknya, diantara wanita pramenonopouse, efek

antistrogenik terhadap merokok mungkin tidak cukup kuat untuk

secara signifikan mengurangi kadar estrogen dan endogen. Tingkat

estrogen yang lebih rendah akan menurunkan resiko kanker

payudara, sementara pada saat bersamaan zat karsinogenik dalam

asap rokok meningkatkan risiko perokok terkena kanker payudara.

j. Pemakaian pil KB

Salah satu yang dapat meningkatkan resiko terjadi kanker payudara

adalah penggunaan pil KB yang tergantung kepada usia, lamanya

pemakaian pil KB. Peningkatan risiko kanker payudara sebagai

efek pil KB terjadi akibat tingginya kadar estrogen dan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
progesterone yang menyebabkan jaringan kelenjer payudara terjadi

sangat cepat. Pertumbuhan jaringan ini dapat berwujud sebagai sel

abnormal atau tumor sehingga akan beresiko berkembang menjadi

kanker.

k. DES (dietilstilbestrol)

Salah satu pemicu terjadinya kanker payudara yaitu

mengosumsi DES. Wanita yang mengkosumsi DES untuk

mencegah keguguran yang memiliki risiko tinggi penderita kanker

payudara. Beberapa penelitian menunjukan bahwa kanker raahim,

ovarium, dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam

keluarga bisa meningkatan resiko terjadinya kanker payudara.

l. Mengkosumsi Alkohol

Alkohol merupakan salah satu pemicu terjadi nya kanker

payudara, karena alcohol menyebabkan perlemakan di hati,

sehingga hati bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses

estrogen agar keluar dari tubuh. Kosumsi alcohol lebih dari satu

kaleng bir atau segelas anggur (200-300 cc) bisa meningkatkan

resiko kanker payudara karena alcohol bisa meningkatkan estrogen

pada tubuh. Perempuan yang mengkomsumsi lebih dari satu galas

alkohol per hari memiliki risiko terkena kanker payudara yang

lebih tinggi (Lindra Anggorowati, 2016).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
4. Tanda dan gejala

Fase awal kanker payudara adalah asimtomatik atau tampa

gejala. Adanya benjolan atau penebalan pada payudara merupakan

tanda atau gejala awal yang umum terjadi. Tanda dan gejala lebih

lanjut dari kanker payudara yaitu adanya kulit cekung, retraksi atau

deviasi putting susu dan rasa nyeri, nyeri tekan dan cairan yang

keluar dari putting, kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama

dengan kulit jeruk dan atau ulserasi pada payudara. Kanker yang

sudah menjalar ka bagian lain tubuh akan menimbulkan tanda dan

gejala anoreksiam berat badan menurun, nyeri pada bahu, pinggang

dan punggung bagian bawah atau pelvis, gangguan pencernaan,

pusing, penglihatan kabur dan sakit kepala (Apsari, 2021).

Menurut Putra (2015). Ciri-ciri lain dari kanker payudara adalah:

a. Pendarahan pada putting susu

b. Rasa gatal dan ruam merah yang tidak kunjungan sembuh di

putting

c. Terdapat benjolan di daerah lengan bawah

d. Perubahan ukuran atau bentuk payudara (asimetris)

e. Putting susu tertekan ke dalam (sebagian atau deluruhnya)

f. Pada umumnya, rasa sakit atau nyeri baru timbul bila tumor

sudah membesar,sudah timbul borok, atau ada metastase ke

tulang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
g. Timbunya pembesaran kelenjer getah bening di ketiak,

bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker seluruh

tubuh.

5. Stadium Kanker Payudara

Menurut American Join Commite on Cancer staging (penentu

stadium kanker) membagi stadium kanker menjadi empat stadium

a. Stadium 0

Kanker In situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam

jaringan payudara yang normal.

b. Stadium 1

Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan sebelum dapat

menyebar keluar payudara

c. Stadium IIA

Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjer

getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm

tetap sudah menyebar kekelenjer getah bening.

d. Stadium IIB

Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar

ke kelenjer getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm

tetapi sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak.

e. Stadium IIIA

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke

kelenjer getah bening ketiak disertai pelengketan satu sama lain atau

pelengketan ke struktur lainya, atau tumor dengan garis tengah lebih

dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjer getah bening ketiak.

f. Stadium IIIB

Tumor sudah menyusup keluar yaitu kedalam kulit payudara atau ke

dinding dada atau telah menyebar ke kelenjer getah bening didalam

dinding dan tulang dada.

g. Stadium IV

Tumor yang telah menyebar keluar di daerah payudara dan dinding

dada, minsalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

6. Patofisiologi

kanker payudara merupakan suatu penyakit yang memiliki banyak

faktor terkait dan tergantung pada tempat lokasi jaringan serang.

Kanker payudara sering terjadi pada wanita yang telah mencapai umur

40-50 tahun namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia

remaja. Namun berdasarkan penyebab kanker payaudara tidak dapat di

ketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung yaitu

hormon, virus, dan genetik. Kanker payudara dapat menjalar langsung

pada struktur tubuh terdekat atau jarak pada emboli sel kanker yang di

bawa melalui kelenjer getah bening atau pembuluh darah (Masriadi,

2016).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Kelenjer getah bening di axilla, supra clavicula atau mediastinal

merupakan tempat penyebaran pertama, sedangkan struktur tubuh lain

adalah : paru, hati, tulang belakang dan tulang pelvis. Diagnosis dini

sangat di perlukan untuk keberhasilan pengobatan dan prognosa

penyakit ini tergantung dari luasnya daerah yang di serang (Masriadi,

2016).

Sel kanker berawal dari sel normal yang terjadi akibat

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi

a. Fase Inisiasi

Difase ini terjadi suatu perubahan dalam genetik sel yang

membuat sel menjadi ganas. Perubahan dalam genetik sel ini

disebabkan oleh suatu agen yang di sebut karsinogen, yang bisa

berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.

Tidak semua sel yang memiliki kepekaan yang sama terhadap

suatu karsinogen. Kelainan geneti dalam sel atau bahan lainya

yang di sebut promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap

suatu karsinogen, bahkan gangguan fisik menahun bisa membuat

sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan

(Masriadi, 2016).

b. Fase promosi

Pada fase ini terjadi apabila sel telah mengalami inisiasi

yang akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap

inisasi tidak akan terpengaruh oleh promosi, oleh sebab itu di

PAGE \* MERGEFORMAT 40
perlukan faktor terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka

dan suatu karsinogen) (Masriadi, 2016).

7. Penatalaksanaan

Pengobatan kanker payudara dapat dimulai setelah di lakukan

penelaian secara penyeluruh terhadap kondisi pasien, sekitar satu

minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatan terdiri dari pembedahan,

radioterapi, dan kemoterapi dan hormonoterapi. Radioterapi digunakan

membunuh sel kanker di tempat pengangkatan tumor dan sekitarnya,

termasuk kelenjer getah bening. Kombinasi obat-obatan untuk

membunuh sel yang berkembang biak dengan cepat dan menekan

perkembanganya (kemoterapi) dan obat yang menghambat hormone

atau obat yang mempengaruhi kerja horman yang menyokong

pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh (Masriadi, 2016).

Menurut Putra (2015), ada beberapa penanganan secara medis

untuk pasien kanker payudara, diantaranya :

a. Tindakan Operasi

1) Manstektomi adalah operasi yang di gunakan untuk

pengangkatan payudara dan semua jaringan payudara diangkat,

bisa dengan jaringan lain di dekatnya. Terdapat 6 macam

manstektomi, yaitu :

PAGE \* MERGEFORMAT 40
a) Manstektomi preventif

Operasi ini di lakukan untuk mengangkatan payudarah total

atau mengangkat seluruh payudara dan putting atau berupa

subcutaneous mastectomy yaitu dimana seluruh payudara

diangkat namun putting tetap dipertahankan.

b) Manstektomi sederha atau total

Manstektomi ini dilakukan untuk mengankat payudara

beserta kulit dengan putingnya, namun simpul limfa masih

di pertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy

terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga

simpul limfa pertama.

c) Manstektomi radikal termodifikasi

Prosedur ini banyak di lakukan di Amerika karena

memberikan trauma lebih ringan dari pada manstektomi

radikal. Payudara akan diangkat beserta simpul limfa

dibawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor), otot

penggantung payudara masih tetap di pertahankan.

d) Manstektomi radikal

Pengangkatan payudara komplet, termasuk putting, kulit

payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfa ( getah

bening). Prosedur ini merupakan bentuk manstektomi yang

lebih ekstrem dan jarang di lakukan saat ini.

e) Manstektomi parsial dan segmental

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Tindakan ini diberikan kepada wanita dengan kanker

payudara stadium I dan II. Dimana merupakan terapi

penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian

payudara dimana tumor bersarang dan di ikuti dengan

terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan

payudara yang tersisa.

f) Quandrantectomy

Tipe manstektomi ini adalah mengankat seperempat bagian

payudara, termasuk kulit dan jaringan konektif (breast

fascia) dan dilakukan prosedur terpisah untuk mengangkat

beberapa atau seluruh simpul limfa, dengan axillary node

dissection atau sentinel node biobsy.

g) Lumpectomy atau sayatan lebar

Pembedahan tipe ini digunakan untuk mengangkat tumor

payudara dan sedikit jaringan normal sekitarnya. Terkadang

pembedahan lanjutan tidak perlu dilanjutkan jika biobsy

dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.

2) Radiasi atau Radioterapi

Proses memberikan sinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel

kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.

Radioterapi dilakukan sesudah operasi mengurangi angka

kekambuhan sebesar 50-75%. Radioterapi dalam

penatalaksanaan kanker payudara dapat diberikan sebagai

PAGE \* MERGEFORMAT 40
kuratif adjuvant dan paliatif. Pada radioterapi kuratif adjuvant

terbagi atas radioterapi seluruh payudara dan radioterapi

dinding dada. Sedangkan pada radioterapi paliatif diberikan

pada kanker payudara inoperable yang disertai ulkus berdarah

dan berbau serta setelah kemoterapi dosis penuh (Kemenkes

RI, 2014).

3) Hormonoterapi

Terapi ini disarankan untuk kanker payudara invasive dengan

jenis kanker reseptor hormon (estrogen atau progesterone)

Positif dengan aromatase inhibitor (anatrozole, lestrozole,

exemestane) atau tamoxifen selama minimal 5 tahun yang

paling sering digunakan untuk penderita yang belum

menopause sehingga menghambat efek estrogen.

4) Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang di lakukan dengan

cara memberikan zat atau obat yang mempunyai khasiat

membunuh sel kanker. kemoterapi bermanfaat untuk

mengecilkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua

sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi serta mengobati

beberapa macam kanker darah (Lestari, 2019).

Efek samping yang ditimbulkan oleh pengobatan kemoterapi

berupa fisik dan psikologis dari segi fisik akan mengalami

gangguan pada sum-sum tulang belakang, gangguan saliran

PAGE \* MERGEFORMAT 40
cerna (anoreksia), bersifat tosik pada orang lain seperti jantung,

hati dan ginjal, rambut rontok hingga mengalami alopesia.

Efek samping yang sering di laporkan adalah hiponatremi,

neutropenia, infeksi paru-paru, leukopenia (Oktastikaa et al.,

2021).

B. Kemoterapi

1. Pengertian

Kemoterapi adalah suatu pengobatan bagi penderita kanker

payudara selain bedah, terapi radiasi, terapi hormone dan pengobatan

lainya. Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker dengan

memberikan zat atau obat yang memiliki khasiat pembunuh sel

(Lestari, 2019). Kemoterapi adalah suatu metode untuk membunuh sel

kanker dengan cara menggangu fungsi dan reproduksi sel dengan

menggunakan preparat antineoplastik (Novianty Elisabeth et al., 2021).

2. Klasifikasi

Kemoterapi dapat di manfaatkan dengan efektif pada penyakit

bauk yang bermetastase maupun yang masih terokalisir. Kemoterapi

secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu kemoterapi yang biasanya di

terapkan setelah operasi yang bertujuan untuk menghancurkan sel-sel

kanker atau disebut dengan kemoterapi adjuvant. Sedangkan

kemoterapi yang diberikan sebelum operasi yang digunakan untuk

mengecilkan tumor atau disebut dengan kemoterapi neodjuvan (Astrid,

2015).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Terdapat agen kemoterapi tertentu (obat-obatan spesifik siklus sel)

menghancurkan sel dalam fase spesifik dalam siklus sel. Kebanyakan

mempengaruhi sel dalam fase S dengan menggangu sintesa Deoxyribo

Nucleic Acid (DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA). Agen

kemoterapeutik yang beraksi secara mandiri pada fase siklus disebut

obat-obatan non spesifik siklus sel. Agens kemoterapi juga di

klasifikasikan berdasarkan bebagai kelompok kimiawi, masing-masing

dengan mekanisme aksi yang berbeda, seperti agens akilating,

nitrosuoreas, anti metabolit, antibiotic antitumor. Agen kemoteraupetik

digunakan untuk menggunakan meningkatkan pembunuhan sel-sel

tumor selama terapi dengan membuat lesi multiple pada sel (Smelltzer,

2013).

3. Mekanisme Kerja Kemoterapi

Tujuan pemberian obat kemoterapi terhadap kanker yaitu

mencegah atau menghambat multiplaksi sel kanker dan menghambat

invasi dan metastase. Karena poliferasi juga merupakan proses yang

terjadi pada beberapa proses yang terjadi pada beberapa sel organ

normal, kemoterapi juga berefek toksik terhadap sel-se normal tertentu

pada jaringan yang mempunyai siklus sel yang cepat seperti sumsum

tulang, epitel mukosa dan folikel rambut. Oleh karena itu, kemoterapi

yang ideal harus mempunyai efek penghambat yang maksimal

terhadap pertumbuhan sel kanker, tetapi mempunyai efek yang

minimal terhadap sel- sel jaringan tubuh yang normal (Farid, 2009).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Pada proses inhibisi proliferasi sel dan pertumbuhan kanker dapat

terjadi pada beberapa tingkat proses dalam sel yaitu sintesis

makromolekuer, organ dalam sitoplasma dan fungsi sintesis membrane

sel. Pada dasarnya obat sitotoksik mempunyai efek yang utama pada

proses sintesis dan fungsi molekul makroseluler yaitu pada proses

Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), Ribobucleic Acid (RNA), dan protein

atau mempengaruhi kerja molekul tersebut. Cara ini cukup

menimbulkan kematian sel. Karena sel yang mati pada setiap

pemberian kemoterapi hanya proporsional, kemoterapi harus diberikan

berulang kali dan secra terus menerus untuk mengurangi populasi sel

(Farid, 2011).

4. Efek Samping Kemoterapi terhadap Fisik pada Pasien Kanker

Efek samping kemoterapi menurut sudoyo dkk, (2011) yang sering

ditemu pada pasien kanker adalah :

a. Supresi Sumsum Tulang Belankang

Anemia, trobositopenia, serta leukemia merupakan efek

samping yan terjadi akibat pengobatan kemoterapi. Sebagian besar

pengobatan standar dirancang sesuai dengan kinetika pemulihan

sumsum tulang setelah terpapar kemoterapi. Beberapa tahun

terakhir mulai diberikan faktor perangsang koloni magrofag dan

faktor perangsang koloni granulasit. Faktor pertumbuhan ini

mempunyai peran penting dalam pemberian dosis intensif

kemoterapi dengan mencegah terjadinya leukopenia sehingga

mengurangi incident infeksi dan lamanya rawat inap.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
b. Mukositis

Mukositis bisa terjadi pada rongga mulut (stomatitis), lidah

(glossitis), tenggorokan (esophagitis), usus ( enteritis) dan rectum

(proktitis). Pada dasarnya mukositis terjadi pada hari ke lima

sampai hari ke tujuh satu kali mukositis muncul. Siklus berikutnya

akan terjadi mukositis kembali, kecuali jika obat di ganti dan dosis

obat diturunkan. Mukositis dapat menyebabkan infeksi sekunder,

asupan nutrisi buruk, dehidrasi, penambahan lama waktu

perawatan dan peningkatan biaya perawatan. Kebersihan mulut

harus dijaga kebersihanya untuk mecegah terjadinya infeksi

sekunder dari mukositis.

c. Mual dan Muntah

Salah satu efek samping yang sering terjadi pada

sitostatika. Mual muntah dipengaruhi oleh faktor seperti potensi

emetogenik atau regimen sitostatika sera spesifik dari pasien.

Mual, muntah, terjadi karena peradangan dari sel-sel mukosa yang

melapisi saluran cerna. Muntah dapat terjadi secara akut dalam 0-

24 jam setelah kemoterapi atau tertunda 24-96 jam setelah

kemoterapi.

d. Diare

Diare terjadi karena kerusakan sel epitel saluran cerna sehingga

absorbs tidak adekuat. Obat golongan anti metabolic yang sering

menimbulkan diare. Pasien dianjurkan makan rendah serat tingi

PAGE \* MERGEFORMAT 40
protein dan minum cairan banyak. Obat anti diare juga dapat

diberikan.

e. Alopesia

Rambut rontok sering terjadi pada kemoterapi akibat obat

terhadap sel-sel folikel rambut. Pemulihan total akan terjadi setelah

terapi di hentikan, rambut tumbuh kembali pada saat terapi masih

berlangsung, ini terjadi pada beberapa pasien. Tumbuhnya kembali

merefleksikan peran piliperatif yang meningkatkan jumlah sel-sel

induk atau mencerminkan perkembangan resistensi obat pada

jaringan normal.

f. Infertilitas

Spermatogenesis dan pembentukan folikel ovarium adalah

hal yang rentang terhadap efek toksik obat anti kanker. Pria yang

mendapati kemoterapi seringkali produksi spermanya menurun.

Biopsi testis menunjukan hilangnya sel-sel yang berpoliferasi

cepat, efek anti spermatogenik ini dapat pulih kembali stetlah

kemoterapi dosis rendah, tetapi beberapa pria mengalami

infertilitas yang menetap. Kemoterapi seringkali menyebabkan

permpuan pramenopouse atau mengalami penghentian menstruasi

sementara atau menetap dan timbulnya gejala gejala menopause.

Hilangnya efek ini tergantung pada umur, jenis obat yang di

gunakan, serta lama dan intensitas kemoterapi.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
5. Efek Samping Kemoterapi Terhadap Psikologis pasien Kanker
Payudara

Kemoterapi menimbulkan efek samping pada penderita

kanker payudara baik secara fisiologis dan psikologis. Menurut

Buttar tahun (2014) efek samping dari kemoterapi yang berdapak

pada psikologis pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi adalah :

a. Ketidak berdayaan

Ketidak berdayaaan merupakan suatu kondisi psikologis yang

di sebabkan oleh gangguan motivasi, proses kognisi, dan emosi

sebagai hasil dari pengalaman yang di luar control organisme.

Ketidakberdayaan pada pasien kanker payudara dalam

menjalani kemoterapi dapat terjadi karena proses kognitif dan

penderita yang berupa pikiran bahwasanya usahanya selama ini

untuk memperpanjang hidupnya atau mendapatkan

kesembuhan, ternyata menimbulkan efek smaping yang tidak

diinginkan seperti perasaan mual,rabut rontok, diare kronis,

kulit menghitam, pusing, dan kehilangan energi.

b. Kecemasan

Kecemasan merupakan diman keadaan keadaan psikologis

yang di sebabkan oleh adanya rasa kuatir yang dirasakan secara

terus menerus disebabkan karena adanya inner conflict.

Dampak kecemasan yang muncuk pada pasien dengan indikasi

kanker adalah berupa rasa takut bahwa usianya akan singkat.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Inner conflict merupakan salah satu kegiatan untuk menjalani

pengobatan agar dapat sembuh tetapi tidak menerima adanya

resiko terhadap penampilanya. Resiko itu dapat berupa rambut

rontok dan hilang nya payudara akibat operasi.

c. Rasa malu

Rasa malu adalah susatu keadaan emosi yang kompleks karena

terdapatnya perasaan diri yang negatif. Perasaan dimana ia

memiliki mutu kesehatan yang rendah dan kerusakan dalam

organ.

d. Stress

Stress terjadi akibat dampak dari penderita kanker yang

memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stressor. Maksud

dari stressor dalam hal ini adalah stressor yang di sebabkan

oleh kanker. stress yang muncul merupakan bentuk manifestasi

perilaku yang tidak muncul dalam perilaku yang nampak

(covert behavior).

e. Depresi

Depresi merupakan terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa, dan tidak

berdaya, serta gagasan bunuh diri.

f. Kualitas Tidur

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Efek samping kemoterapi yang akan dirasakan oleh pasien

dengan kanker payudara bermacam-macam tergantung dari

jumlah obat yang di dapatkan lama nya pengobatan dan

keadaan kesehatan umum pada penderita sebelum menjalani

kmeoterapi. Masalah yang sering muncul pada pasien yang

menjalani kemoterapi adalah gangguan pola tidur yang

signifikan. Peningkatan frekuensi terbangun di malam hari

untuk menggunakan kamar mandi dan rasa nyeri merupakan

dua hal yang paling sering di keluhkan penyebab gangguan

tidur, di ikuti dengan keluhan lainya yaitu perasan terlalu

panas, batuk atau mendengkur keras dan terbangun di tengah

malam atau terbagun terlalu dini, keluhan lainya seperti mimpi

buruk dan merasa cemas akan penyakitnya, sering di keluhkan

sebagai penyebab gangguan tidur (Alifiyanti et al., 2017).

Menurut National Cancer Institute (NCI) Tahun 2015

melaporkan lebih dari sekitar 50 % yang menjalani kemoterapi

sulit tidur nyenyak. Pengindap kanker butuh banyak istirahat.

Berdasarkan peneltian yang dilakukan oleh Akman et al

(2015) dalam penelitian Alifiyanti et al (2017) terdapat

beberapa gangguan yang yang dapat terjadi pada seseorang

yang menjalani kemoterapi seperti perubahan pada kondisi

psikologis, kondisi fisik, spiritual, dan social pasien sehingga

kualitas hidup penderitanya dapat menurun kualitas hidup

seseorang dapat di pengaruhi dala berbagai faktor salah satunya

PAGE \* MERGEFORMAT 40
yaitu gangguan tidur. Gangguan tidur dapat terjadi akibat

keletihan yang dirasakan penderita kanker seperti perasaan

lemah, mudah lelah, kehilangan kemampuan berkonsenterasi,

kehilangan tenaga serta akibat nyeri yang menguras energi

pasien (Amelia et al., 2020).

C. Konsep Dasar Tidur

1. Defenisi Tidur

Tidur merupakan kebutuhan fundamental manusia yang harus di

penuhi (Sitepu & Simanungkalit, 2019). Tidur adalah suatu kegiatan

otak yang terjadi secara relative tampa sadar dapat menimbulkan

situasi yang penuh dengan ketenangan tampa adanya kegiatan

sehingga terjadinya susunan masa secara bergantian atau berulang-

ulang dan memiliki periode yang berbeda, kualitas tidur yang efektif

kurang lebih 6 jam sehari (Ainun et al., 2020). Tidur dibutuhkan setiap

manusia untu mengembalikan kondisi tubuh menjadi lebih bugar

setelah beragam melakukan aktivitas lainya, tidur salah satu kondisi

fisiologis tubuh yang merupakan kebutuhan dasar manusia (Widia et

al., 2021).

2. Fisiologis Tidur

Tidur merupakan prasyarat untuk berfungsinya pikiran dan tubuh

manusia seacra sehat. Ini di hasilkan secara ritme sirkadian dan

tekanan homeostatis yang mengikuti waktu terjaga. Tidur adalah

keadaan fenomena fisiologis penting dalam menjaga keseimbangan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
regulasi, sistem tubuh untuk termoregulasi, fungsi restorasi dan

cadangan energy juga merupakan suatu proses dimana otak di

butuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Fisiologi

tidur adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai macam

neurotransmitter. Dengan adanya tidur maka manusia dapat

memelihara kesehatan dan kebugaran serta metabolism seluruh

tubuhnya. Tidur sangat di butuhkan untuk daya ingat karena pada saat

tidur terjadinya proses konsolidasi, yaitu sebuah proses dimana

terjadinya perubahan sinapsis yang membuat ingatan yang baru saja di

simpan menjadi lebih bertahan lama dan dalam kondisi stabil

(Istibsaroh, 2021).

3. Tahapan Tidur

Tidur terbagi atas beberapa fase yaitu Nonrapid Eye Movement

(NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). NREM memiliki durasi

waktu selama kira-kira 90 menit selama siklus tidur dan memiliki

empat tahapan sedangkan REM merupakan tahapan terakhir kira kira

90 menit sebelum tidur berakhir.

a. Fase NREM (Nonrapid Eye Movement)

Fase NREM adalah tidur dimana gelombang otak bergerak

lebih lambat, sehingga fase ini di sebut tidur dengan fase lebih

lambat. Biasanya fase ini disebut fase tenang karena terjadinya

penurunan funsi tubuh lain seperti penurunan tekana darah,

prekuensi pernapasan, serta berkurangnya kecepatan metabolism

PAGE \* MERGEFORMAT 40
sekitar 10-30% (Guyton & Hall, 2010), fase tidur NREM dibagi

menjadi empat tahapan tidur sebagai berikut:

1. NREM tahap I

NREM tahap I adalah terjadinya periode awal tidur yang

mebuat individu dapat dengan mudah terbangun oleh suara atau

gangguan orang lain (Maas,2011). Pada tahap ini terjadinya

penurunan aktivitas fisiologis tubuh seprti mata akan bergerak

perlahan-lahan, aktivitas otot melambat, tanda-tanda vital

menurun, dan metabolism menurun biasanya tahap ini

berlangsung sekitar 5-10 menit (potter & perry, 2009).

a. NREM tahap II

NREM tahap II adalah periode tidur ringan dengan fase

relaksasi yang sangat besar (Maas, 2011) tahap ini fungsi tubuh

berlangsung lambat, otot mulai berelaksasi, dan dapat di

bangunkan dengan mudah tahap ini berlangsung selama 10-20

menit (Tarwoto & Wartonah, 2011).

b. NREM tahap III

NREM tahap III adalah awal dari keadaan tidur nyenyak dan

sulit dibangunkan. Pada tahap ini otot-otot menjadi rileks secra

menyeluruhdan tekanan darah akan menurun. Tahap ini

berlangsung selama 15-30 menit (Tarwoto & Wartonah, 2011).

c. NREM tahap IV

PAGE \* MERGEFORMAT 40
NREM tahap IV adalah periode dimana tidur terjadi dengan

nyenyak dan sulit dibangunkan, butuh stimulus intensif, tonus

otot menurun (Tarwoto & Wartonah, 2011). Tahap ini

berlangsung selama 15- 30 menit. (flowerenty, 2015).

2. Fase REM (Rapid Eye Movement)

Fase tidur REM merupakan fase di mana tidur sudah

mencapai tingkat terdalam dalam relaksasi tubuh. Fase ini tidur

akan lebih sulit dibangunkan di bandingkan fase tidur NREM.

Tidur REM penting untung untuk keseimbangan mental, emosi

yang berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. Pada umumnya

orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malam nya,

jika tubuh terbangun pada fase ini biasanya terjadi mimpi (Tarwoto

& Wartonah, 2011).

Fase REM bersifat Paradoksial dimana terjadinya keadaan

yang membuat seseorang tetap tertidur meskipun aktivitas otak

meningkat. Mimpi yang sering timbul pada fase ini merupakan

mimpi yang melibatka aktivitas otot, sehingga biasanya mimpi itu

tampak hidup dan dapat diingat dan biasanya terjadi selama 90

menit dan berlangsung selama 5-30 menit.

4. Siklus Tidur

Siklus tidur pada manusia terdapat fase NREM (Non- Rapid Eye

Movemen) dan REM (Rapid Eye Movement). Fase pada siklus tidur

tersebut terjadi dalam siklus ultradian sebanyak empat sampai lima

kali pada malam hari pada fase tidur sirkadian fasenya berlangsung

PAGE \* MERGEFORMAT 40
selama kurang lebih 2 jam setelah onset sekresi dari hormon melatonin

tidur yang tidak cukup dapat menggangu sebagian besar system tubuh

dan bermanisfestasi menjadi keluhan berkurang nya tidur,

abnormalitas tidur, dan presepsi tidur yang berlebihan (Putri et al.,

2021). Tahap NREM I sampai III berlangsung selama 30 menit dan di

teruskan ke tahap IV selama lebih kurang 20 menit. Selanjutnya tahp

REM akan berlangsung selama 10 menit (Mass, 2011).

5. Fungsi tidur

Fungsi dan tujuan tidur belum dapat di ketahui secara jelas, namun

diyakini bahwa tidur dapat di gunakan untuk menjaga keseimbangan

mental, emosional, kesehatan mengurangi stress pada paru dan

kardiovaskuler,endokrin dan lainya, terdapat dua efek dari fisiologis

tidur: pertama efek pada sisitem syaraf yang di perkirakan dapat

memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai

susunan syaraf, dan yang kedua yaitu terdapat pada struktur tubuh

dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena

selama tidur tubuh mengalami penurunan relatif (Reza et al., 2019).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Kualitas dan kuantitas tidur seseorang dapat di pengaruhi oleh

sejumlah faktor. Ada faktor fisik, psikologi, dan lingkungan dapat

mengubah kualitas dan kuatintas tidur (potter & perry, 2009) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur

adalah :

PAGE \* MERGEFORMAT 40
a. Penyakit fisik

Tubuh yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih bnaya

di bandingkan tubuh yang normal. Namun demikian pada saat sakit

tubuh akan cendrung mengalami gangguan tidur disebabkan karena

nyeri dan ketidaknyamanan fisik seperti kesulitan bernafas, atau

masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi juga dapat

mempengaruhi maslah pada tidur (Tarwoto & Wartonah, 2011).

b. Obat-obatan dan substansi

Medikasi yang diresepkan untuk membuat seseorang tidur sering

kali memberi banyak maslah dari pada keuntungan. Untuk orang

dewasa obat tidur yang digunakan pada umunya untuk mengatasi

maslah maupun stressor pada gaya hidupnya, sehingga dapat

menyebabkan ketergantungan jika digunakanterus menerus.

Beberapa orang menggunakan obat tersebut untuk mengontrol

maupun mengatasi rasa sakit (potter & perry, 2009).

c. Stress emosional

Perasaan cemas dapat mempengaruhi seseorang karena berdampak

pada respon fisiologis yang dapat mempengaruhi kapasitas

seseorang sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri

(Indonesia et al., 2020).

d. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur,

seperti ventilasi yang baik memberikan kenyaman untuk tidur

tenang. Ukuran, tekstur dan posisi tempat tidur mempengaruhi

PAGE \* MERGEFORMAT 40
kemampuan tidur. Beberapa orang menyukai keadaan lampu

menyala ada juga yang menyukai dalam keadaan remang-remang

atau dalam keadaan mati. Suhu yang panas atau dingin

menyebabkan klien mengalami gelisah beberapa orang menyukai

kondisi tenang untuk membantu tidurnya seperti dengan music

yang lebut untuk di dengarkan. (potter & perry 2009).

e. Asupan makanan dan kalori

Dalam keadaan sehat tubuh akan merasakan tidur yang lebih baik,

keadaan yang sehat dapat diperoleh dengan melakukan kebiasaan

makan sesuai dengan waktu dan jumlah asupan yang dimakan.

Makanan dengan porsi yang besar dan kalori yang berlebih akan

sulit di cerna tubuh sehingga keadaaan inilah yang menyabakan

gangguan tidur (potter & perry, 2009).

f. Latihan Fisik

Latihan fisik yang di lakukan setiap hari akan mempengaruhi

kualitas tidur pada malam harinya. Sehingga dapat meningkatan

pada fase tidur NREM dan REM serta dapat meningkatkan kualitas

tidur. Namun latihan fisik yang berat juga dapat mempengaruhi

kualitas tidurseseorang . kecukupan latihan fisik yang di lakukan

dapat dinilai dari kondisi keringat setelah latihan, frekuensi napas

meningkatkan dan cepat, serta menyebabkan tekanan dara yang

meningkat. Aktivitas fisik merupakan gerakan fisik yang

melibatkan otot-otot tubuh yang memerlukan pengeluaran energy.

Aktifitas fisik adalah bagian yang tida dapat di pisahkan dari

PAGE \* MERGEFORMAT 40
penatalaksanaan penyakit yang bersifat kronis yang bertujuna

untuk meminimalkan dampak negating dari penyakit .(Amelia et

al., 2020).

g. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam

mempengaruhi terhadap kualitas tidur. Keluhan terkait menurunya

kualitas tidur biasanya sering terjadi seiring bertambahnya usia.

Pada usia diatas 60 tahun keatas akan terjadi poses penuaan secara

ilmiah yang menimbulkan masalah fisik, mental, social, ekonomi,

dan psikologi. Hal tersebut menyebabkan sesorang yang lanjut usia

mengalami perubahan pada pola tidurnya seperti memerlukan

waktu yang lama untuk memulai tidur sehingga waktu tidur

menjadi lebih pendek dan kualtas tidurnya menjadi menurun

(Rudimin, 2017).

h. Alcohol

Seseorang yag mengkosumsi alcohol secara berlebihan dapat

menekan (REM) yang berdampak pada kualitas tidur danmembuat

seseorang menjadi cepat marah (Tarwoto & Wartonah, 2011).

7. Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah suatu pertahanan maupun kemampuan

seseorang untuk mempertahankan kondisi tidurnya agar mempunyai

kualitas lenutuhan tidur yang di sesuaikan (Ainun et al., 2020).

Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang merasakan tidur, sehingga

PAGE \* MERGEFORMAT 40
tidak menyababkan seseorang mengalami perasaan lelah, mudah

terangsang dan gelisah, lesu, dan apatis, kehitaman, disekitar mata,

kelopak mata membengkak, konjungtiva memerah, mata perih

perhatatian ter distraksin sakit kepala dan menguap akibat mengantuk

(Rudimin, 2017).

8. Alat Ukur Kualitas tidur

Alat ukur untuk menilai kualitas tidur yaitu kuesioner Pitsburgh

Sleep Quality Indek (PSQI). Kuesioner tersebut terdiri dari 18

pertanyaan meliputi tujuh komponen kualitas tidur, latensi tidur, durasi

tidur, efesiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan

disfungsi aktivitas siang hari (Amelia et al., 2020).

Waktu yang digunakan untuk melakukan pengisian lembar

kuesioner PSQI membutuhkan waktu 5-8 menit penelitian yang

dilkukan dengan memberikan skor 0-3 pada masing masing

komponen. Skor 0 merupakan nilai tertinggi pada msing-masing

indicator. Kemudian skor dari 7 komponen tersebut di jumlahkan

untuk menhasilkan skor keseluruhan dari PSQI yang memiliki

janngkauan skor 0-21. Skor keseluruhan PSQI yang menunjukan

angka kurang dari 5 berarti responden memiliki kualitas tidur yang

baik dan apabila menujukan angka besar dari 5 berarti kualitas tidur

dengan kuesioner Pitssburgh Sleep Quality Index PSQI adalah sebagai

berikut:

a. Komponen Kualitas Tidur subjektif

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Penilaian yang dapat dilakukan terhadap kualitas tidur meliputi

pertanyaan bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas selama

waktu tertentu kriteria nya yaitu sangat baik, baik, buruk, dan

sangat buruk. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor 0-3

dengan rentang skor 0 untuk sangat baik dan skor 3 untuk sangat

buruk.

b. Komponen latensi tidur atau masa laten tidur

penilaian yang dpata dilakukan terhadap latensi tidur meliputi

pertanyaan bebrapa menit sesorang berada ditempat tidur sebelum

akhirnya dapat tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapt tidur

selama 30 menit. Masing- masing pertaanyaan tersebut memiliki

skor 0-3. Skor tersebut kemudian di jumlahkan untuk memperoleh

skor latensi tidur kriteria skor pada penilian latensi tidur di bagi

menjadi 4 kriteria yaitu skor latensi skor tidur 0, skor latensi tidur

1-2, skor latensi 3-4 dan latensi tidur 5-6.

c. Komponen durasi tidur

Pemberian penilaian lama waktu tidur meliputi waktu dari tidur

yang sebenarnya dialami seseorang oada malam hari. Penilian akan

berbeda dengan waktu yang di habiskan di tempat tidur.

Pertanyaan nya dapat berupa “berapa jam lamanya anda tidur

dimalam hari?” kriteria skor pada penelitian durasi tidur dibagi

menjadi 4 kriteria yaitu durasi tidur lebih dari 7 jam, durasi 6-7

jam, durasi 5-6 jam dan durasi kurang dari 5 jam. Penilaian

PAGE \* MERGEFORMAT 40
dilakuakan dengan memberi skor 0-3 dengan skor 0 untuk durasi

tidur lebih dari 7 dan skor 3 untuk tidur kurang dari 5 jam .

Tabel 2.1 kebutuhan tidur manusiaberdasrkan usia (Hidayat, 2010)

Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan/hari

0-11 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam

11-18 bulan Masa bayi 12-14 jam

18 bulan-3 tahun Masa kanak-kanak 11-12 jam

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam

18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam

40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam

>60 tahun Masa tua 6 jam

d. Komponen efesiensi tidur

Melakukan penilaian efisiensi tidur meliputi waktu seseorang

biasanya mulai tidur pada malam hari, waktu seseorang biasanya

PAGE \* MERGEFORMAT 40
bagun pada pagi hari, dan durasi tidur, efisiensi tidur dapat

dihitung dengan perhitungan :

x 100

e. Komponen Gangguan tidur

Penilaian yang dapat dilakukan terhadap gangguan tidur meliputi

pertanyaan terkait apakah seseorang terbangun tidur pada tengan

malam atau bangunan pagi terlalu cepat, bangun untuk ke kamar

mandi, merasa kedinginan, merasa kepanasan, mengalami mimpi

buruk, merasa sakit atau nyeri pada bagian tubuh, dan maslah lain

yang menggangu tidur. Kriteria skor pada penilaian gangguan tidur

dibagi menjadi empat kriteria yaitu tidur skor gangguan tidur 19-

27. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor 0-3 dengan

rentang skor 0 untuk skor gangguan tidur 0 dan skor 3 untuk skor

gangguan tidur 19-27.

f. Komponem penggunaan obat tidur

Untuk penilaian terhadap penggunaan obat tidur ditunjukan pada

penilaian seberapa sering seorang mengkosumsi obat-obat untuk

bantu tidur. Kriteria skor pada penilaian skor durasi tidur dibagi

menjadi empat kriteria yaitu tidak pernah sama sekali, sekali dalam

seminggu, dua kali seminggu, ataupun tiga kali atau lebih dalam

seminggu. Penilaian dapat dilakukan dengan cara memberikan skor

0-3 dengan rentang skor 0 untuk tidak perna sama sekali dan skor 3

untuk tiga kali atau lebih dalam seminggu.

g. Komponen disfungsi aktivitas siang hari (day time disfunction)

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Penilaian yang dapat kita lakukan terhadap disfungsi aktivitas pada

siang hari adalah dengan memberikan pertanyaan terkait adanya

masalah yang menggangu untuk melakukan aktivitas disiang hari

dan kebanyakan dan banyak nya masalah yang terjadi pada

seseorang dalam waktu tertentu. Masing masing pertanyaan

memiliki nilai atau skore 0-3 kemudian skor tersebut di jumlahkan

untuk memperoleh hasil disfungsi aktivitas siang hari, kategori

skor pada penilaian disfungsi aktivitas siang hari dibagi menjadi

empat kategori yaitu skor di fungsi aktivitas siang hari, skornya

yaitu 1-2 , skor disfungsi aktivitas siang 3-4, dan skor disfungsi

aktivitas siang hari 5-6. Pemberian nilai dapat dilakukan dengan

memberikan skor 0-3 dengan rentang skor 0 untuk skor disfungsi

aktivitas siang hari 0 dan skor 3 untuk skor disfungsi aktivitas

siang hari 5-6.

9. Penatalaksanaan Gangguan Tidur

a. Farmakologi

Meresepkan obat-obatan untuk penderita dengan gangguan


tidur harus berdasarkan tingkat keparahan gejala di siang hari, dan
sering diberikan pada penderita dengan gangguan tidur jangka
pendek supaya tidak berlanjut. Terdapat beberapa pertimbangan
dalam memberikan pengobatan gangguan tidur seperti: efek
samping yang minimal, mempunyai onset yang cepat dalam
mempersingkat proses memulai tidur, dan lama kerja obat tidak
mengganggu aktivitas di siang hari. Obat tidur hanya digunakan
dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 2-4 minggu. Secara

PAGE \* MERGEFORMAT 40
dasarnya, penanganan dengan obat-obatan bisa diklasifikasikan
menjadi : benzodiazepine, non-benzodiazepine dan miscellaneous
sleep promoting agent ( Japardi, 2012).

b. Non-farmakologi

Terapi tanpa obat-obatan medis bisa diterapkan pada


gangguan tidur tipe primer maupun sekunder dan untuk
penatalaksanaan gangguan tidur secara non-farmakologi yaitu:

1. Stimulus Conrol

Tujuan dari terapi ini adalah membantu penderita


menyesuaikan onset tidur dengan tempat tidur. Dengan metode ini,
onset tidur dapat dapat dipercepat. Metode ini sangat tergantung
kepada kepatuhan dan motivasi penderita itu sendiri dalam
menjalankan metode ini, seperti : Hanya berada ditempat tidur
apabila penderita benar-benar kelelahan atau tiba waktu tidur
Hanya gunakan tempat tidur untuk tidur, Membaca, menonton TV,
membuat kerja tidak boleh dilakukan di tempat tidur Tinggalkan
tempat tidur jika penderita tidak bisa tidur, dan masuk kembali jika
penderita sudah merasa ingin tidur kembali Bangun pada waktu
yang telah ditetapkan setiap pagi Hindari tidur di siang hari

2. Sleep Restriction

Dengan metode ini, diharapkan penderita menggunakan


tempat tidur hanya waktu tidur dan dapat memperpanjang waktu
tidur, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas tidur

PAGE \* MERGEFORMAT 40
penderita. Pendekatan ini dilakukan dengan alasan, berada di
tempat tidur terlalu lama bisa menyebabkan kualitas tidur
terganggu dan terbangun saat tidur. Metode ini memerlukan waktu
yang lebih pendek untuk diterapkan pada penderita berbanding
metode lain, namun sangat susah untuk memastikan penderita
patuh terhadap instruksi yang diberikan.

3. Sleep Hygiene

Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan


merubah cara hidup dan lingkungan penderita dalam rangka
meningkatakan kualitas tidur penderita itu sendiri. Sleep hygiene
yang tidak baik sering menyebabkan insomnia tipe primer. Pada
suatu studi mendapatkan, seseorang dengan kualitas buruk
biasanya mempunyai kebiasan sleep hygiene yang buruk.
Penelitian lain menyatakan, seseorang dengan sleep hygiene yang
baik, bangun di pagi hari dalam suasana yang lebih bersemangat
dan ceria. Terkadang, penderita sering memikirkan dan membawa
masalah-masalah ditempat kerja, ekonomi, hubungan kekeluargaan
dan lain-lain ke tempat tidur, sehingga mengganggu tidur mereka.
Terdapat beberapa hal yang perlu dihindari dan dilakukan
penderita untuk menerapkan sleep hygiene yang baik, seperti :
hindari mengkonsumsi alkohol, kafein dan produk nikotin sebelum
tidur mengurangi suasana bising, pencahayaan yang terlalu terang,
suhu ruangan yang terlalu dingin atau panas Pastikan kamar tidur
mempunyai ventilasi yang baik, menggunakan bantal dan kasur
yang nyaman dengan penderita.

4. Cognitive Therapy

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Pendekatan dengan cognitive therapy adalah suatu metode
untuk mengubah pola pikir, pemahaman penderita yang salah
tentang sebab dan akibat insomnia. Kebanyakan penderita
mengalami cemas ketika hendak tidur dan ketakutan yang
berlebihan terhadap kondisi mereka yang sulit tidur. untuk
mengatasi hal itu, mereka lebih sering tidur di siang hari dengan
tujuan untuk mengganti jumlah tidur yang tidak efisien di malam
hari.

5. Terapi musik relaksasi

Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh

semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat

untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah

diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf

pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses

emosi.Terapi musik mampu meningkatkan kesehatan mental, terapi

musik juga diyakini dapat memperbaiki kualitas tidur seseorang

yang memiliki masalah kesehatan fisik. Musik relaksasi umumnya

merupakan musik dengan tempo yang lambat dan mengalir sama

halnya dengan terapi murotal. Murotal Al’Quran adalah salah satu

musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya, dan

mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang

signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif

sehingga terapi musik murotal Al-Qur-an dapat merileksasikan

tubuh yang menyebabkan perubahan pada gangguan tidur (Yunus,

2012).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
D. Konsep Dasar Terapi murotal Al-quran

1. Defenisi Terapi murotal AL-Qur’an

Terapi murotal Al-Qur’an adalah terapi nonfarmakologi yang

digunakan untuk menurunkan tingkat kecemasan karena dapat

menimbulkan respon relaksasi yang membuat kualitas tidur yang

mendegarkannya menjadi lebih baik (Nasution A, 2018).

Terapi murotal Al-Qur’an merupakan terapi lantunan surah Al-

Qur’an yang apabila didegarkan akan memberikan efek positif pada

tubuh seperti efek ketenangan karena saat mendengarkanya otak akan

mengalami relaksasi yang mana seolah dalam keadaan tertidur

sehingga akan mengirim sinyal kekelenjer pituitary akan menghasilkan

hormone endorphin yang memberikan efek ketenangan

(Wahyuningtyas, 2021).

2. Tujuan Terapi Murotal Al-Qur’an

Terapi murotal Al-Qur’an ini bekerja pada otak, otak mendapat

rangsangan dari luar seperti mendegarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an

otak akan mengeluarkan zat kimia yang disebut neuropeptide yang

memberikan efek ketenangan serta mengandung unsur meditasi,

autosugesti berserta relaksasi sehingga dapat memperbaiki kualitas

tidur para pendegarnya. Terapi ini menurunkan hormone-hormon stress

dengan cara merangsang hipotalamus dan mengaktifkan hormone

endorphin alami seperti serotonin yang membuat seseorang merasa

bahagia (Oktarosada et al., 2020).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
3. Surah Yang Digunakan Dalam Terapi Murotal Al-Qur’an

Surah Ar-Rahman merupakan salah satu surah yang ada didalam

Al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai terapi murotal (Oktarosada et

al., 2020). Menurut penelitian safitri (2021), menujukan bahwa ada

pengaruh yang cukup bermakna antara diberikan terapi audio murottal

Qs Ar-Rahman terhadap peningkatan endorphin dengan tempo yang

lambat serta harmonisasi yang meningkatkan relaksasi dan

mengalihkan perhatian, rasa takut, kecemasan dan ketegangan.

Surah Ar-rahman terdiri dari 78 ayat dengan karakteristik ayat nya

pendek-pendek sehingga nyaman didengar dan dapat menimbulkan

efek relaksasi bagi pendengarnya. Gaya bahasa dalam surah Ar-

rahman memiliki ciri khusus yaitu terdapat 31 ayat yang diulang-ulang,

penekanan pada ayat ini mengandung makna yang sangat kuat yaitu

tentang nikmat yang telah diberikan oleh Allah S.W.T.

Ayat yang dibaca secra berulang dapat mengalihkan perhatian dan

berfungsi sebagai hpnotis yang menurunkan gelombang otak seorang,

pada hal ini, otak akan memproduksi serotonin dan endorphin yang

membuat sesorang merasa nyaman dan bahagia (Wirakhmi &

Hikmanti, 2016). Ar-rahman sendiri memilki arti “maha pemberi

nikmat” begitu rahmatnya allah diberikan kepada manusia allah

utuskan surah Ar-rahman dalam surah yang indah pengingat

bahwasanya sebagai manusia jangan lah sampai kufur nikmat.

Mendengarkan surah Ar-rahman dengan pada pitch yang rendah dan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
rhitem yang lambat dapat menimbulkan relaksasi.dan volume 40-60

dB memberikan efek teraupetik.

4. Teknik pelaksanaan Terapi Murotal Al-qur’an

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2018), dimana

dalam penelitianya membrikan intervensi 1 kali/hari selama tujuh hari

berturut turut. Terapi berupa music atau suara yang didengarkan seperti

murotal Al-quran surah Ar-rahman yang diberikan selama 15 menit

dapat memberikan dampak teraupetik dan dilakukan selama 3 hari

berturut turut (Oktora & Purnawan, 2018).

Menurut Lutfiani & Kurnia (2021) posedur pelaksanaan pemberian

terapi murotal Al-Qur’an surah Ar-rahman meliputi:

A. Tahap Persiapan

1. Persiapan alat:

a) Earphone

b) Handphone

c) Stopwatch

2. Persiapan lingkungan meliputi:

a) Siapkan lingkungan yang hening agar pasien dapat

berkonsentrsi

b) Memberikan informasi kepada klien dan keluarga

berupa tujuan dan prosedur tindakan.

B. Tahap Intervensi

1) Atur posisi nyaman bagi klien

PAGE \* MERGEFORMAT 40
2) Tutup mata klien

3) Rileksasikan tubuh dengan teknik nafas dalam selama 5

menit

4) Hidupkan audio Ar.rahman selama 15 menit

5) Berikan selama 3 hari berturut turut

C. Tahap evaluasi

1) Respon verbal klien selama mengikuti terapi seperti

mengatakan tubuh merasa segar ketika bangun tidur

2) Respon non-verbal seperti pasien tertidur pulas

5. Keterkaitan Terapi Murotal Al-qur’an Surah Ar-rahman


Terhadap Kualitas Tidur Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi

Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi akan

mengalami gangguan baik secara psikis maupun fisik. Beberapa

penelitian menyatakan bahwa efek dari kemoterapi dapat

memperburuk status fungsional (mencakup didalam nya ketidak

mampuan dalam menjalankan peran) setelah pemberian

kemoterapi. Penurunan fungsional salah satu termasuk kebutuhan

istirahat tidur (Handayani & Udani, 2016).

Tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh pasien

dengan kanker payudara yang sedang menjalani kemoterapi utnuk

meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh . orang dengan kanker

PAGE \* MERGEFORMAT 40
payudara akan mejalani terapi salah satunya terpai non

farmakologis seperti terapi music, massage terapi perilaku kognitif

dan terapi murotal Al-Qur’an (Handa Gustiawan, 2019).

Terapi murotal dilakukan kurang lebih selama 15 menit

yang dilakukan 3 hari berturut-turut. Terapi murotal yang apabila

didengarkan akan memberikan rangsangan ke otak, otak akan

mengeluarkan zat kimia yang di sebut dengan neuropeptide yang

memberikan reaksi meditasi sugesti dan relaksasi yang meberikan

efek ketenangan yang membuat kualitas tidur seseorang menjadi

lebih baik. Terapi murotal Al-quran surah Ar-rahman akan

merangsang hipotalamus menurunkan hormon stress dan

mengaktifkan hormon endorphin serotonin membuat sesorang

merasa bahagia (Oktarosada et al., 2020)

PAGE \* MERGEFORMAT 40
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Kanker payudara merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh

perkembangan sel atau jaringan yang tidak terkontrol yang terdapat

pada payudara (Liabalingka, 2020). Berbagai macam pengobatan

kanker payudara diantaranya dengan mastektomi, radioterapi,

hormonoterapi, dan kemoterapi (Alifiyanti et al., 2017). Kemoterapi

dapat dijadikan salah satu pilihan pertama untuk menjangkau sel-sel

kanker yang telah bermestastase kejaringan lainya dan dapat

memberikan prognosis yang baik pada pasien dengan kanker payudara

(Anita & Sukamti P, 2016). Salah satu masalah yang muncul pada

pasien yang menjalani kemoterapi adalah penurunan status fungsional,

penurunan status fungsional ini termasuk juga pemenuhan kebutuhan

istirahat tidur, terganggu nya pola tidur dapat disebabkan oleh stres

yang berlebihan sehingga mempertahankan kewaspadaan dan terjaga

membuat hormon melatonin di hentikan yang menyebabkan kualitas

tidur menjadi terganggu (Handayani & Udani, 2016).

Tidur berkualitas sangat dibutuhkan oleh pasien dengan kanker

payudara untuk meningkatkan kualitas tidur. Peningkatan kualitas tidur

dapat dilakukan secara farmakologis dan non-farmakologi, bentuk

PAGE \* MERGEFORMAT 40
farmakologisnya yaitu dengan obat obatan sedangkan dengan non-

farmakologisnya yaitu dengan terapi massage, aktivitas fisik terpi

perilaku kognotif dan terapi musik termasuk musik murotal Al-Qur’an

(Handa Gustiawan, 2019). Terapi murrotal Al-qur’an merupakan

bacaan yang dibacakan oleh pembaca Al-Qur’an dengan tartil dan

tajwid yang mengalun indah dan di kemas dalam audio seperti kaset,

CD atau data digital (R. Dewi et al., 2021).

Terapi murotal ini berpengaruh pada otak yang telah mendapat

rangsangan berupa suara Al-Quran dari luar, ransangan tersebut

mempengaruhi produksi zat kimia yang di sebut dengan Neuropeptide

molekul ini menyangkut pada reseptor yang ada didalam tubuh dan

memberikan umpan balik berupa perubahan arus listrik otot,

perubahan sirkulasi darah perubahan detak jantung yang menujukan

adanya relaksasi atau penurunan syaraf refletif yaitu memberikan efek

ketenangan pada pasien dengan kanker payudara terapi murotal Al-

Qur’an surah Ar-rahman akan merangsang hipotalamus dan

menurunkan hormon stress serta mengaktifkan hormone endhorpin

alami yaitu serotonin yang memberikan efek nyamam senang dan

bahagia (Oktarosada et al., 2020).

Hormon endhorpin memberikan efek rileks kepada tubuh dan

reaksi ini yang menyebabkan penurunan stimulus ke sistem aktivasi

reticular (SAR) dimana SAR ini berfungsi sebagai mempertahankan

kewaspadaan dan terjaga SAR terletak pada bagian batang otak teratas,

kemudian akan diambil alih oleh batang otak yang lain yang di sebut

PAGE \* MERGEFORMAT 40
dengan bulbar synchronizing region (BSR) yang fingsinya terbalik

dari SAR sehingga meningkatkan kualitas tidur (Istyanto &

Maghfiroh, 2021).

Bagan 3.1 Kerangka Teori

Kanker payudara
Dampak dari Metode pengobatan
Kemoterapi
Mastektomi, Radioterapi,
Hormonoterapi, Kemoterapi

Fisik Psikologis
Teknik Non-farmakologis

1. Massage
Hilang selera makan, 2. Terapi perilaku
mual,muntah, pusing Cemas, kognitif
gangguan otot syaraf stress,mudah 3. Terapi aktivitas
gangguan pencernaan lelah, lesu
fisik
rambut rontok
4. Terapi murotal
Al-Qur’an
Gangguan Tidur

Bekerja pada otak memproduksi


Pengobatan neuropeptide dan merangsang
Hormon Melatonin Hipotalamus untuk menstimulasi
dihentikan kelenjer hipofisis anterior

Hormon kortisol & Teknik Mengaktifkan hormon


adrenalin farmakologi obat- endorphin
meningkat obatan

Perasaan nyaman rileks


dan bahagia

BSR meningkat SAR


menurun

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Peningkatan kualitas tidur

Sumber : Liabalingka, 200; Handayani, 2016; Alifiyanti, 2017;


Oktarosada et al., 2020; Anit, 2016; Handa Gustiawan, 2019; R.Dewi
et al., 2021; Istyanto & magfiroh, 2021.

B. Kerangka Konsep

Menurut Notoadmodjo, 2012 Terdapat dua macam variabel

penelitian yaitu variable bebas (independen) dan variabel terikat

(dependen) variabel independen adalah adalah variabel yang

mempengaruhi yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya

variabel dependen.

Pada penelitian ini terdapat varibel independen dan variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu terapi

murotal Al-Qur’an Surah Ar-rahman dan variabel dependennya yaitu

kualitas tidur pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

kerangka konsep untuk mengetahui pengaruh terapi murotal Al-Qur’an

surah Ar-rahman terhadap kualitas tidur pasien kanker payudara

sebagai berikut :

Variable Independen Variabel Dependen

Kualitas Tidur pada


Pasien kanker
Terapi murotal Al-
payudara yang
Qur’an menjalani kemoterapi

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

PAGE \* MERGEFORMAT 40
C. Hipotesis

Ha : Ada pengaruh terapi murotal terhadap kualitas tidur pada pasien

kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP. Dr. M. Djamil

Padang tahun 2021.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pre eksperimen desain dengan

rancangan menggunakan one group pretest-posttest desain yaitu

kelompok yang dilakukan eksperimen tampa menggunakan

kelompok control yang bertujuan untuk melihat perubahan yang

terjadi setelah adanya perlakuan (Notoadmotjo, 2012). Bentuk

rancangan ini yakni :

Tabel 4.1 Rancangan Peneliti

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Keterangan :

01 : Pengukuran skor kualitas tidur pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi sebelum dilakukan terapi murotal Al-Qur’an

surah Ar-rahman

02 : Pengukuran skor kualitas tidur pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi sesudah diberikan terapi murotal Al-Qur’an

surah Ar-Rahman

PAGE \* MERGEFORMAT 40
X : Pemberian terapi murotal Al-Qur’an surah Ar-Rahman

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP. Dr.M.Djamil Padang pada bulan

januari 2021 sampai bulan agustus 2021 dan pengumpulan data yang akan

dilaksanakan pada bulan agustus tahun 2021

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian

(Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini yang akan menjadi

populasi adalah senua pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi di RSUP.Dr.M.Djamil padang dalam 1 bulan

terakhir yaitu juli 2021 sebanyak 60 pasien.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat

digunakan sebagai objek penelitian dan di anggap mewakili

seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian

eksperimen sederhana sampel yang digunakan adalah 10

sampai 20 orang yang dianggap adekuat (Sugiono, 2012).

Untuk penelitian dapat dirumuskan :

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Keterangan :

n :jumlah sampel

N :jumlah populasi

Za :standar normal untuk d= 0,05 (1,96)

p :perkiraan proposional (0,5)

q : 1-p (0,5)

N (Za)² pq
n= 2
d ( N −1 ) + ( Za ) pq

N (Za)² pq
n=
d ( N −1 ) +(Za) ² pq

60 ( 1 , 96 )2 0 ,5.0 , 5
n= 2
0 ,05 ( 60 −1 )+ (1 , 96 ) 0 , 05.0 , 5

60 ( 3 , 84 ) 0 , 25
n=
0 ,05 ( 59 ) + ( 3 , 84 ) 0 ,25

57 , 6
n¿
2, 95+ 0 , 96

n=14,73 maka dibulatkan =15

untuk mengatasi terjadi nya drop out maka sampel ditambah 10%

dari 15 jadi total sampelnya 17 responden dan apabila tidak terjadi drop

out maka data akan tetap diolah sesuai sampel yang di dapat.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
3. Kriteria Sampel

1) Kriteria inklusi

a. Bersedia jadi responden dan mengikuti penelitian

sampai dengan selesai serta menandatangani informed

consent

b. Pasien kanker payudara dengan kualitas pendengaran

yang baik

c. Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

lebih dari 1 kali

d. Pasien kanker payudara yang mengalami gangguan

tidur dengan PSQI>5

e. Pasien kanker payudara dengan stadium I sampai III

f. Pasien berdomisili dari kota padang

g. Pasien harus beragama islam

2) Kriteria eksklusi

a. Mempunyai perasaan stress yang berlebihan

b. Mengosumsi obat tidur

c. Menolak dilakukan terapi

d. Pasien dengan tuna rungu

PAGE \* MERGEFORMAT 40
3) Kriteria drop out

Pasien akan di lakukan drop out apabila tidak dapat

melakukan partisipasi dalam keseluruhan kegiatan latihan at

au mengundurkan diri selama waktu penelitian yang telah

ditentukan dan kondisi tubuh pasien yang tidak memungkin

kan melakukan terapi murotal Al-Qur’an.

4) Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi yang sesuai

dengan kehendak peneliti sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya

(Nursalam, 2013). Pada penelitian ini peneliti akan

mengambil sampel dengan cara mendatangi langsung ruang

kemoterapi di RSUP.Dr.M.Djamil padang untuk melihat

rekamedis pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi dan melakukan wawancara terpimpin dengan

questioner

PAGE \* MERGEFORMAT 40
D. Variabel dan defenisi operational

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pemberian terapi murotal Al-Qur’an pada pasien kanker

payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP.Dr.M.Djamil

padang yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur

pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Terapi murotal Al-Qur’an merupakan terapi mendengarkan

lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh Qori

yang dikemas dalam bentuk kaset, MP3, dan media digital

lainya (R. Dewi et al., 2021) penelitian ini dimulai dari

memberikan infomasi kepada keluarga dan pasien (Oktora

& Purnawan, 2018).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel nya memiliki nilai yang

di tentukan oleh variable lainya. Variable dependen merupakan

faktor yang diamati dan dapat diukur untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh dari variabel bebas (independen) yang

digunakan (Nursalam, 2013). Variable dependen dari penelitian

ini merupakan kualitas tidur pada pasien kanker payudara yang

menjalani kemoterapi di RSUP. Dr. M. Djamil padang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Table 4.2. Defenisi Operasional

no Variabel Defenisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala

operasional Ukur Ukur

1. Variablel Kualitas tidur Ceklist Wawancara Kualitas tidur Rasio


dependen : merupakan terpimpin Hasil
kualitas suatu dengan pengukurany
tidur pernyataan menggunakan a dinyatakan
yang questioner dengan
diungkapkan pittsburgh rentang 0-21
langsung dari sleep quality
responden index
mengenai
kepuasan
tidurnya
berdasarkan
kriteria
Pittsburgh

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Sleep Quality
Index
2. Variable Murottal SOP Dengarkan -- -
independen qur’an adalah murottal
: Murottal rekaman qur’an
qur’an suara Al- selama 15
qur’an yang menit
di bacakan
oleh seorang
qori
(pembaca

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) alat untuk

mengukur kualitas tidur. Menurut Hair, et al., (2010), suatu

instrument penelitian dapat diterima jika loading dari setiap item

adalah ≥ 0,4. Sehingga kuesioner PSQI dinyatakan valid.

Instrumen penelitian ini dapat dikatakan reliabel jika memiliki nilai

Cronbach alpha ≥ 0.60. Semakin mendekati angka 1 nilai

Cronbach alpha, maka semakin baik instrument pengukuran. Pada

penelitian ini, pengujian realibilitas menggunakan metode analisis

Cronbach alpha didapatkan sebesar 0,791 sehingga kuesioner

PSQI dapat dikatakan reliabel

F. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-

prinsip atau isu-isu etik. Menurut Hidayat (2013) masalah etik

yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Informed Consent dan autonomy

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Peneliti meminta persetujuan kepada responden melalui

informed consent. Penjelasan informed consent ini mencakup

penjelasan tentang judul penelitian, serta tujuan manfaat

penelitian. Peneliti akan menjelaskan tentang keuntungan

pasien jika klien kanker payudara yang menjalani kemoterapi

berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu terapi murotal Al-

Qur’an surah Ar-Rahman untuk meningkatkan kualitas tidur

pasien. Non-maleficience (terhidar dari cidera atau tidak

membahayakan manusia) Sebelum peneliti melakukan

penelitian responden telah di berikan penjelasan tentang tujuan

dan prosedur penelitian.

2. Beneficience (bermanfaat)

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian

harus memiliki pertimbangan mengenai manfaat yang sebesar-

besarnya bagi subjek penelitian dan populasi hasil penelitian

akan diterapkan. Sebelum peneliti melakukan penelitian, klien

akan diberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur

penelitian, seperti terapi murotal Al-Qur’an bermanfaat

meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan perasaan nyaman

perasaan bahagia dan damai sehingga dapat membantu istirahat

tidur menjadi lebih baik.

3. Justice (keadilan)

Peneliti akan berlaku adil terhadap responden yang

mengikuti terapi serta memperlakukan setiap responden sama

PAGE \* MERGEFORMAT 40
dengan mempertimbangkan aspek keadilan hak respoden untuk

mendapatkan perlakuan yang sama yaitu terapi murotal Al-

Qur’an selama 15 menit disiang hari, dengan frekuensi 1 kali

sehari selama 3 hari dalam seminggu. Program ini dilakukan

selama 1 minggu.

4. Confidentiality ( kerahasiaan)

Untuk dapat menjaga kerahasiaan atau privasi klien dalam

lembar pengumpulan data peneliti akan mencantumkan nama

dengan memberikan nama inisial, data asli hanya diketahui

oleh peneliti. Peneliti menjaga kerahasiaan samua informasi

yang nantinya dilaporkan dari responden penelitian, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam riset dan

data yang sudah digunakan dimusnahkan guna menjaga

kerahasiaan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan

secara langsung mencakup data yang diperoleh dari

responden melalui wawancara terpimpin dengan mengisi

PAGE \* MERGEFORMAT 40
lembar kuesioner pittsburg sleep quality index (PSQI)

untuk mengukur kualitas tidur responden

2. Langkah-langkah Pengumpulan Data

a. Tahapan skrining

1) . Peneliti melakukan proses pendekteksian kondisi

kesehatan pada populasi tertentu untuk pengambilan

sampel sesuai dengan kriteria inkusi dan eklusi.

2) . Peneliti melakukan skrining yang pertama yaitu

dengan mengurus dan membuat surat pernyataan

bersedia menjadi calon responden.

3) . Peneliti membuat quesioner kualitas tidur pittsburg

sleep quality index.

4) . Peneliti membagikan kuesioner kualitas tidur

pittsburg sleep quality index kepada calon responden.

5) . Peneliti menjelaskan petunjuk pengisian yang

berhubungan dengan pengisian kuesioner kualitas tidur

pittsburg sleep quality index yang akan di bagikan

kepada calon responden.

b. Persiapan penelitian

PAGE \* MERGEFORMAT 40
1) Peneliti mengurus surat izin untuk pengambilan data

dan penelitian di STIKes MERCUBAKTIJAYA

padang.

2) Surat dari STIKes MERCUBAKTIJAYA padang

peneliti memasukan ke Diklat RSUP.Dr.M.Djamil

Padang kemudian peneliti mendapat izin pengambilan

data di ruang kemoterapi du RSUP.DrM.Djamil

Padang.

3) Setelah mendapat surat izin pengambilan data dari

Diklat RSUP.Dr.M.Djamil Padang, peneliti mengambil

data awal dan survey awal diruang kemoterapi

RSUP.Dr.M.Djamil.Padang.

4) Peneliti konfirmasi ulang untuk mengambil data di

rekamedis dan mendapatkan data responden sesuai

dengan teknik pengambilan sampel yang akan diambil

5) Selama penelitian akan dibantu oleh dua enumator

(pekerja lapangan dan atau orang yang memenuhi

kriteria). Peneliti akan menyamakan persepsi dengan

enumator, yaitu tentang pengukuran kualitas tidur dan

tata cara pelaksanaan terapi murotal Al-Quran.

6) Selanjutnya peneliti akan memperkenalkan diri kepada

responden dan menjelaskan tujuan, peneliti akan

meminta kesediaan calon responden sebagai responden

(informed consent)

PAGE \* MERGEFORMAT 40
7) melakukan tindakan selanjutnya atur posisi pasien yang

nyaman selanjutnya pasangkan earphone pada telinga

pasien dan biar kan pasien rileks selama 5 menit

lakukan ini setiap siang hari lakukan program

c. Tahap intervensi

1) peneliti dan 2 orang enumator akan melakukan

penilaian kualitas tidur responden dengan wawancara

terpimpin di ruang kemoterapi RSUP.Dr.M.Djamil

padang sebelum dilakukan terapi murotal Al-Qur’an

peneliti meminta persetujuan responden melalui

(informed consent).

2) Peneliti akan menanyakan tentang apa yang dirasakan

oleh pasien kanker payudara yang menjalani kemo

terapi dan peneliti akan mendapatkan jawaban secara

verbal bahwasanya klien mengamalami susah untuk

tidur nyenyak baik siang dan malam hari.

3) Sebelum melakukan penelitian peneliti akan

menanyakan kepada responden mengenai perasaan dan

masalah kesehatan yang dialami responden.

d. Tahap Intervensi

1) Sebelum penelitian peneliti bersama dua enumator akan

menjelaskan tentang baimana cara melakukan teknik

terapi murotal AL-Qur’an.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
2) Selanjutnya peneliti akan mengatur posisi yang nyaman

bagi responden, yang akan diberikan terapi murottal Al-

Qur’an, responden merileks kan badan selama 5 menit.

terapi murotal Al-Qur’an akan diberikan 15 menit

selama 3 hari berturut turut dan akan dievaluasi pada

hari setelah pemberlakuan dalam seminggu.

3) Terapi akan dilaksanakan di tempat tidur responden

dengan keadaan yang hening terapi akan dilaksanakan

setelah 24 jam setelah kemoterapi.

4) Setelah selesai peneliti akan membiarkan responden

tertidur dan melepaskan alat terapi di badan responden

dan membiarkan presponden nyaman.

5) Peneliti akan memberikan reinforcement kepada

respoden setelah melakukan terapi murotal Al-Qur’an.

6) Selanjutnya, peneliti akan menanyakan perasaan

responden setelah mengikuti terapi murotal Al-Qur’an.

7) Peneliti juga akan melibatkan keluarga dalam

melakukan terapi murotal Al-Qur’an dan responden

diberikan lembar ceklist untuk mengetahui hasil dari

perlakuan.

e. Tahap evaluasi (posttest)

1) Selanjutnya peneliti dan 2 orang enumator akan

melakukan posttest yaitu pengukuran kualitas tidur

responden dengan wawancara terpimpin pada sehari

PAGE \* MERGEFORMAT 40
sebelum pelaksanaan dan akan di ukur kembali setelah

hari pelaksanaan yaitu hari ke empat setelah diberikan

terapi murotal Al-Qur’an dengan menggunakan

pitssburgh Sleep Quality Index (PSQI).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
H. Alur penelitian

Mulai Ajukan judul ACC judul

Memasukan surat izin penelitian ke Diklat Mengurus surat


RSUP.Dr. M.Djamil padang izin penelitian dari
kampus

Melakukan Identifikasi Identifikasi


survey awal latar belakang rumusan masalah

Inform Consent Penelitian Analisa Data

Wawancara
Wawancara
terpimpin
terpimpin Memberikan dengan
dengan intervensi menggunakan
kuesioner PSQI kepada subjek kuesioner PSQI
(pre intervensi)
(post intervensi)

Hasil Pengolahan
Selesai Data

PAGE \* MERGEFORMAT 40
I. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan computer

melalui beberapa tahap berikut :

a. Memeriksa data (Editing)

Peneliti akan melakukan pencocokan data tentang kesesuaian

nama serta skor kualitas tidur berdasarkan wawancara

terpimpin dengan lembar observasi PSQI pada responden

sebelum dan setelah diberikan terapi murotal Al-Qur’an.

b. Memasukan data (Entry)

Data akan dipindahkan dalam master tabel yang telah disiapkan

yang digunakan untuk memudahkan peneliti mengelola data,

setelah itu data dimasukan kedalam SPSS 16.0

c. Mentabulasi data (Tabulating)

Setelah peneliti memasukan data pada tabel dan peneliti akan

menghitung data yang terkumpul, sesuai dengan variabel yang

diteliti.

d. Membersikan data (Cleaning)

Data akan diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data

bersih dari kesalahan dan akan memasukan data kedalam

master tabel sehingga tidak terjadi kesalahan dalam

pengolahan.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
J. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Untuk mendeteksi variabel secara tunggal dilakukan uji

univariat dengan menjabarkan masing-masing variabel kualitas

tidur sebelum dan sesudah diberikan perlakuan tersebut dalam

bentuk tabel. Analisa data yang digunakan adalah nilai statistic

deskriptif meliputi mean, standart deviasi, nilai maximum dan nilai

minimum.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan

terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi (Notoatmodjo, 2018). Analisa dalam penelitian

digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen (terapi murotal Al-Qur’an surah Ar-Rahman) dan

variabel dependen (kualitas tidur) sebelum dilakukan uji

hipotesa peneliti akan melakukan uji normalitas data

menggunakan uji Shapiro-wilk apabila data terdistribusi

normal (ρ>0.05) maka akan dilakukan uji paired t-test dan jika

tidak terdistribusi normal maka akan di lakukan uji Wilcoxon.

Apabila data di dapatkan dengan nilai (ρ<0.05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan terdapat

pengaruh terapi murotal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap

kualitas tidur pasien kanker payudara yang menjalani

PAGE \* MERGEFORMAT 40
kemoterapi di RSUP.Dr.M.Djamil.Padang. Apabila jika (ρ

0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak makan tidak terdapat

pengaruh terapi murotal Al-Qur’an terhadap kualitas tidur pada

pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di

RSUP.Dr.M.Djamil padang.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
DAFTAR PUSTAKA

1 , 2 , 3. (2021). 7(1), 32–36.

Affan, A., Razali., R., Herda Ariyani, Muhammad Nazemi, Hamidah, M. K.,

Febrianti, D. R., Susanto, Y., Niah, R., Latifah, S., Popoola, A., Ganiyu, S.,

Enikuomehin, O., Bodunde, J., Adedibu, O., Durosomo, H., Karunwi, O.,

Mohammad Mohsin, S., Nayem, A., Hore, P. K., Kasidal1), Noor Aidawati,

D. E. A., Program, Rudrappa, K. B., … Şenocak, G. (2018). kanker di

Indonesia. Kanker Di Indonesia, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.1007/s10681-

019-2458-6%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/

273059476%0Ahttps://learning.hccs.edu/faculty/joy.marshall/biol-2320-

microbiology-lecture-notes/chapter-3-lecture-notes%0Awww.gscience.net

%0Ahttp://www.jim.unsyiah.ac.id/

Ainun, H., Ndruru, G. B., & Baeha, K. Y. (2020). Pengaruh Terapi Massage

Punggung Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pada Lansia Di Panti

Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2020. 6(2), 93–98.

Alifiyanti, D., Hermayanti, Y., & Setyorini, D. (2017). Kualitas Tidur Pasien

Kanker Payudara Berdasarkan Terapi yang Diberikan di RSUP DR. Hasan

Sadikin Bandung. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 3(2), 115.

https://doi.org/10.17509/jpki.v3i2.9418

Amelia, W., Andika, M., Yulanda, D., Latihan, P., Kaki, J., Kualitas, T., Di, K., &

Djamil, R. M. (2020). Jurnal Kesehatan Mercusuar. 3(1), 16–27.

Anita, A., & Sukamti P, T. (2016). Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi

PAGE \* MERGEFORMAT 40
terhadap Kemampuan Perawatan Diri Penderita Kanker Payudara Pasca

Kemoterapi di Ruang Bedah Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar

Lampung. Jurnal Kesehatan, 7(1), 26. https://doi.org/10.26630/jk.v7i1.115

Apsari, P. (2021). EDUKASI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN

SADARI DI. 5(2).

Dewi, P. F., Franz, Y., & Kahija, L. (2018). Pengalaman Menderita Kanker

Payudara Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis. Empati, 7(1),

202–214.

Dewi, R., Kebidanan, S. D., Kemenkes, P., Kebidanan, J., & Kemenkes, P.

(2021). PEMBERIAN TERAPI MURATTAL AL-QURAN TERHADAP

KUALITAS. 7(2), 287–294.

Hajiri, F., Pujiastuti, S. E., & Siswanto, J. (2019). Terapi Murottal dengan

Akupresur terhadap Tingkat Kecemasan dan Kadar Gula Darah pada Pasien

dengan Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Keperawatan Silampari, 2(2),

146–159. https://doi.org/10.31539/jks.v2i2.507

Handa Gustiawan. (2019). No TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.

Handayani, & Udani, G. (2016). Kualitas tidur dan distress pada pasien kanker

yang menjalani kemoterapi. Jurnal Keperawatan, XII(1), 66–72.

Indonesia, J. N., No, V., Terapi, E., Qur, M. A.-, & Terhadap, A. N. (2020).

Efektifitas terapi murottal al- qur’an terhadap tingkat kecemasan mahasiswa

sebelum ujian skill laboratory 1,2,3. 11(1).

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Istibsaroh, F. (2021). Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Tidur Dengan

Penurunan Daya Ingat Pada Lansia ARTICLE INFORMATION

ABSTRACT. Indonesian Health Science Journal.Id, 1(1), 7–14.

Istyanto, F., & Maghfiroh, A. (2021). Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah

STIKES Kendal. Peran Mikronutrisi Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19,

11, 5–6.

Kecamatan, T., & Malang, L. (2017). = 0,007 atau p. 2, 119–127.

Lindra Anggorowati. (2013). Faktor Resiko Kanker Payudara. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 8(2), 121–126. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

Lutfiani, D., & Kurnia, A. (2021). Penurunan Tekanan Darah Dengan Intervensi

Terapi Murottal Surah Ar Rahman Pada Penderita Chronic Kidney Disease

( CKD ).

Mutiara, J. A., Sinuraya, E., Riang, A., Gulo, B., Farmasi, F., Kesehatan, I., &

Mutiara, U. S. (2020). Edukasi sadari (pemeriksaan payudara sendiri) untuk

deteksi dini kanker payudara pada siswi sma medan. 1(September), 29–40.

Nasution A, A. A. (2018). Jurnal kesehatan ilmiah indonesia (indonesian health

scientific journal). Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 3(2), 22–28.

No Title(表示不可能). (n.d.).

Novianty Elisabeth, Lea, A. I., & Febriyanti, E. (2021). CHM-K Applied Scientific

Journals. 4.

Oktarosada, D., Annane, N., Yani, A. J. A., Gadingrejo, T. K., & Pringsewu, K.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
(2020). PENGARUH TERAPI MUROTAL QUR ’ AN SURAH AR -RAHMAN

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BERNUNG

KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020. 32–39.

Oktastikaa, H. R., Supadmi, W., & Yuniarti, E. (2021). Analisis Cost

Consequences Obat Kemoterapi pada Pasien Kanker Payudara di RS

Pemerintah Kota Yogtakarta. Majalah Farmaseutik, 17(2), 287–292.

https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v17i2.63175

Oktora, S. P. D., & Purnawan, I. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur�an

terhadap Kualitas Tidur Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.

Jurnal Keperawatan Soedirman, 11(3), 168.

https://doi.org/10.20884/1.jks.2016.11.3.710

Pamungkas, A. M. A. (2021). Jurnal Keperawatan & Kebidanan Jurnal

Keperawatan & Kebidanan. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.

Putri, O., Yasinta, I., Candrasari, A., & Sintowati, R. (2021). Hubungan Konsumsi

Kopi Dengan Kualitas dan Kuantitas Tidur Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 659, 105–111.

Reza, R. R., Berawi, K., Karima, N., & Budiarto, A. (2019). Fungsi Tidur dalam

Manajemen Kesehatan. 8, 247–253.

Rochmawati, N. P. (2018). PENGARUH MUROTTAL QUR’AN TERHADAP

NYERI POST OPERASI (Di Paviliun Asoka RSUD Kab. Jombang). Journal

of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Sari, N. (2021). Karakteristik Penyebab Kanker Payudara. Jurnal Ilmiah

PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery,

Environment, Dentist), 16(1), 177–181.

https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i1.1002

Sitepu, Y. R. B., & Simanungkalit, J. N. (2019). Jurnal Penelitian Perawat

Profesional. Y Sitepu, 1(November), 89–94.

http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/

download/83/65

Skizofrenia, P. P. (2021). Qur’anic healing. 8(1), 77–85.

Soelastri, Rahmalia, S., & Elita, V. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga

Terhadap Kecemasan pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 204–

211.

Solehati, T., Napisah, P., Rahmawati, A., Nurhidayah, I., & Kosasih, C. E. (2020).

Penatalaksanaan Keperawatan pada Pasien Kanker Payudara; Sistematik

Review. Jurnal Ilmiah …, 10(1), 71–82.

http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/672

Wahyuningtyas, D. (2021). Review Literature: Mengkaji Pemberian Pijat Bayi

Dengan Murottal Al-Qur’an Untuk Meningkatkan Durasi Tidur Bayi Usia 3-

12 Bulan. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition,

Midwivery, Environment, Dentist), 16(1), 101–105.

https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i1.1023

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Widia, C., Hidayatullah, S., & Robby, A. (2021). Gambaran Pemenuhan

Kebutuhan Tidur Mahasiswa Pengguna Vape. Journal of BTH Nursing, 1(1),

9–14.

Wirakhmi, I. N., & Hikmanti, A. (2016). Pengaruh Terapi Murotal AR Rahman

pada Pasien Pasca Operasi Caesar di RSUD DR. R. Geoteng Tarunadibrata

Purbalingga. Rakernas Aipkema, 421–426.

Ματινα. (2019). No TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
LAMPIRAN

Lampiran 1. Ganchart

RANCANGAN JADWAL PROPOSAL PENELITIAN


PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DENGAN TERAPI MURROTAL TERHADAP KADAR GULA
DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD RASIDIN PADANG

No Kegiatan Januari 2021 Februari Maret 2021 April 2021 Mei 2021 Juni 2021 Juli 2021 Agustus
2021 2021
4 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penetapan
Pembimbing
2 Penulisan Proposal
dan Konsul
Proposal
3 Pengumpulan
Proposal
4 Ujian Seminar
Proposal

PAGE \* MERGEFORMAT 40
5 Konsul Perbaikan
Proposal
6 Pengumpulan
Perbaikan Proposal

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Lampiran 2. Format Permohonan Responden

SURAT PERMOHONAN PADA CALON RESPONDEN

Kepada Yth. Calon responden


Di
Tempat
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Yelnia Tetrianti
NIM : 171211317
Mahasiswa : S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi


Murrotal Terhadap Kualitas Tidur Pasien Kanker Darah Yang menjalani
Kemoterapi Di RSUP.Dr.M.Djamil Padang“. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden karena kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan akan digunakan untuk kepentingan
penelitian saja. Informasi yang didapatkan hanya akan digunakan peneliti untuk
kepentingan penelitian.

Peneliti berharap agar Bapak/Ibu berpatisipasi dalam penelitian ini dan


tanpa ada unsur paksaan. Jika terdapat hal yang kurang jelas mengenai penjelasan
penelitian ini, Maka Bapak/Ibu dapat menanyakan langsung kepada peneliti atau
melalui nomor HP 082171008013. Apabila Bapak/Ibu memutuskan bersedia
untuk ikut dalam penelitian ini maka Bapak/Ibu silahkan menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden yang terdapat di belakang lembaran ini. Jika
Bapak/Ibu tidak bersedia, itu adalah hak Bapak/Ibu untuk menolak berpartisipasi
dan tidak akan ada paksaan dari peneliti. Atas kesediaan dan partisipasi
Bapak/Ibu, saya ucapkan terimakasih.

Padang, 12 Agustus 2021

Peneliti

(YELNIA TETRIANTI)

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Lampiran 3. Format Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI CALON RESPONDEN

Saya Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah membaca dan mendengar penjelasan maksud penelitian oleh


YELNIA TETRIANTI Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang dengan “Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap
Kualitas Tidur Pasien Kanker Darah Yang menjalani Kemoterapi Di
RSUP.Dr.M.Djamil Padang“. Maka saya bersedia membantu menjadi responden
serta akan memberikan informasi yang sesungguhnya yang saya ketahui tanpa ada
tekanan dan paksaan dari pihak manapun.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya. Semoga bermanfaat dan
dapat digunakan sebaik-baiknya.

Padang, 12 Juni 2021


Responden

(Nama & Tanda Tangan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
Lampiran 4.

KUESIONER KUALITAS TIDUR

Pittsburg sleep quality index

Petunjuk pengisian :

1) Pertanyaan- pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan kebiasaan tidur

responden selama 1 bulan terakhir

2) Beritahu responden bahwasanya jawaban yang diberikan harus menujukan

jawaban yang paling tepat pada sebagian besar kejadian siang dan malam hari

dalam 1 bulan terahir

3) Untuk pertanyaan no 1-4 yang terterah di bawah ini, jawablah dengan angka

sesuai dengan jawaban responden

4) Untuk setiap pertanyaan no 5-9 di bawah ini berilah tanda (√) pada salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan jawaban responden

Pertanyaan

1. Selam satu bulan terakhir, jam berapa biasanya anda memulai tidur dimalam

hari?

2. Selama satu bulan terakhir, baerapa menit biasanya yang anda butuhkan untuk

memulai tertidur setiap malamnya?

3. Selama satu bulan terakhir, jam berapa biasanya anda bangun tidur di pagi

hari?

4. Selama 1 bulan terakhir, berapa jam lamanya anda tidur di malam harinya?

Untuk setiap pertanyaan no .5-8 di bawah ini berilah tanda (√ ) pada salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan jawaban anda.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
5 Seberapa sering masalah- Tidak 1x 2x ≥3x
masalah dibawah ini
menggangu tidur anda? pernah semingg seminggu seminggu

a) Tidak mampu tertidur selama


30 menit sejak berbaring
b) Terbagun ditengah malam atau
terlalu dini
c) Terbangun untuk ke kamar
mandi
d) Tidak mampu bernapas dengan
leluasa
e) Batuk dan mengorok

f) Kedinginan dimalam hari

g) Kepanasan dimalam hari

h) Mimpi buruk

i) Terasa nyeri

j) Alasan lain…

6 Seberapa sering anda


menggunakan obat tidur?
7 Seberapa sering anda
mengantuk ketika melakukan
aktivitas disiang hari?
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
8 Seberapa besar antusias anda
ingin menyelesaikan maslah
yang anda hadapi
Sangat Baik kurang Sangat
baik kurang
9 Pertanyaan preintervensi :
bagaimana kualititas tidur anda
dibulan lalu
Pertanyaan post intervensi :
Bagaimana kualitas tidur anda
selama seminggu yang lalu?

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Keterangan Cara Skoring

Cara ukur yang digunakan dalam kuesioner menggunakan skala likert

pada 7 komponen yaitu kualitas tidur subjektif (pertanyaan no 9), latensi tidur

( pertanyaan no 2 dan 5a), (durasi tidur pertanyaan no 4), efisiensi keniasaan tidur

[pertanyaan no 4/ ( pertanyaan no 3- pertanyaan no 1) 1x 100%], ganguan tidur

(pertanyaan nomor 5b-5j), penggunaan obat tidur (pertanyaan nomor 6), dan

disfungsi pada siang hari (pertanyaan nomor 7 dan 8), rentang skor total dari

semua komponen 0-21, kualitas tidur dikatakan baik jika skor ≤ 5, dan kualitas

tidur buruk jika skor total > 5 (Buysee, et al., 1989)

Komponen :

1. Kualitas tidur subyektif → dilihat dari pertanyaan nomor 9

0 = sangat baik

1 = baik

2 = kurang

3 = sangat kurang

2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) → total skor pertanyaan nomor 2 dan

5a

Pertanyaan nomor 2:

≤ 15 menit = 0

16-30 menit =1

31-60 menit =2

> 60 menit = 3

Pertanyaan nomor 5a

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Tidak pernah =0

Sekali seminggu = 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu =3

Jumlahkan skor pertanyaan nomor 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini :

Skor 0 = 0

Skor 1-2 = 1

Skor 3-4 = 2

Skor 5-6 = 3

3. Lama tidur malam → dilihat dari pertanyaan nomor 4

>7 jam =0

6-7 jam = 1

5-6 jam = 2

< 5 Jam = 3

4. Efisiensi tidur → pertanyaan nomor 1,3,4

Efisiensi tidur = (#lama tidur/# lama di tempat tidur) x 100%

# lama tidur – pertanyaan nomor 4

# lama ditempat tidur- kalkulasi respon dari pertanyaan no 1dan3

Jika didapat skor berikut, maka skornya:

>85 % = 0

75-84% =1

65-74% =2

< 65 % = 3

5. Ganggua ketika tidur malam → pertanyaan nomor 5b sampai 5j

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Nomor 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu = 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu =3

Jumlah skor pertanyaan no 5b sampai 5j dengan skor dibawah ini :

Skor 0 =0

Skor 1-9 =1

Skor 10-18 =2

Skor 19-27 =3

6. Menggunakan obat-obat → pertanyaan nomor 6

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu = 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu =3

7. terganggunya aktivitas disiang hari → pertanyaan no 7dan 8

Pertanyaan nomor 7 :

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu = 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu =3

Pertanyaan nomor 8

Tidak antusias =0

Kecil =1

PAGE \* MERGEFORMAT 40
Sedang = 2

Besar =3

Jumlah skor pertanyaan nomor 7 dan 8, dengan skor dibawah ini:

Skor 0 = 0

Skor 1-2 = 1

Skor 3-4 = 2

Skor 5-6 = 3

Skor akhir : jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
JUDUL SOP (STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR): TAERAPI MUROTTAL
QUR’AN

Tanggal Pelaksanaan Hari: Tanggal: Pukul:


A. Pengertian Murottal adalah rekaman suara Al-qur‟an yang
dilagukkan oleh seorang qori‟ (pembaca Al-qur‟an).
Secara fisik lantunan Al-qur‟an merupakan unsure
suara manusia sedangkan instrumennya merupakan
suara manusia merupakan penyembuhan menabjubkan
dan alat yang mudah untuk dijangkau.
B. Tujuan Tujuan terapi murottal untuk menurunkan hormon-
hormon stres, mengaktifkan hormon endofrin alami,
meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak
jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak.
C. Manfaat 1. Bisa menurunkan kecemasan
2. Menurunkan perilaku kekerasan
3. Mengurangi nyeri
4. Meningkatkan kualitas tidur
5. Efektif dalam perkembangan kognitif anak autis
D. Persiapan 1. Persiapan Responden
a. Pasien dan keluarga pasien diberi penjelasan
tentang hal-hal yang akan dilakukan.

PAGE \* MERGEFORMAT 40
b. Pastikan identitas pasien yang akan
dilakukan tindakan
2. Persiapan alat
a. Handseat
b. SOP
c. Handphone/MP3/Tablet berisikan murottal
3. Persiapan Perawat
a. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah
pasien
b. Mencuci tangan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
E. Konsep Kerja 1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Menanyakan perasaan pasien hari ini
3. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan kepada responden
4. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya
sebelum kegiatan dimulai
5. Pertahankan privasi pasien selama tindakan
dilakukan
6. Bawa peralatakan ke dekat pasien‟
7. Memposisikan pasien senyaman mungkin
8. Responden diminta dalam proses terapi
berbaring dengan tenang dan tidak berbicara
9. Pastikan responden dalam posisi nyaman dan
rileks
10. Menghubungkan earphone dengan handphone
yang berisikan murottal qur‟an
11. Pasang earphone/headset di telinga kiri dan
kanan responden

PAGE \* MERGEFORMAT 40
13. Dengarkan murottal selama 15 menit
14. Setelah 15 menit mendengarkan murottal
qur‟an, lepaskan earphone/headset

PAGE \* MERGEFORMAT 40
F. Evaluasi 1. Evaluasi respon pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Menganjurkan pasien untuk menggunakan
terapi murottal qur‟an apabila pasien
mengalami nyeri
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Mencuci tangan

PAGE \* MERGEFORMAT 40
G. Dokumentasi 1. Catat kegiatan yang telah dilakukan dalam
catatan pelaksanaan
2. Catat respon pasien terhadap tindakan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan SOP
4. Nama dan paraf perawat

PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
PAGE \* MERGEFORMAT 40
UJI PLAGIAT

PAGE \* MERGEFORMAT 40

Anda mungkin juga menyukai