MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING Dengan MOTIVASI
Dan PRESTASI BELAJAR
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian maternal dan neonatal menjadi salah satu
tantangan terbesar dalam praktik kebidanan. Angka kematian maternal Indonesia
saat ini 238/100.000 dan perinatal sebesar 23/1000 kelahiran hidup (survey data
penduduk, 2007) masih menjadikan Indonesia sebagai Negara asia dengan angka
kematian maternal dan perinatal yang cukup tinggi.
Bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak haruslah dapat
mengatasi permasalahan klasik tersebut. Jumlah tenaga bidan di Indonesia yang
terdaftar yaitu sekitar 12.000 (googlesearch.com,2008), namun jika dikaitkan
dengan angka kematian maternal dan perinatal yang masih tinggi menjadikannya
suatu pertanyaan besar, apa peran bidan yang berjumlah banyak tersebut.
Berdasarkan pada fakta di atas, pendidik menjadi profesi yang turut
bertanggungjawab. Dimana pendidikan bidan haruslah sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat kompetensi yang dimiliki setelah lulus pendidikan. Pendidikan yang
berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan peer dapat terwujud dengan kreativitas
pendidik dalam mengemas setiap mata kuliah sesuai dengan tingkat kompetensi
yang ingin dicapai. Selain itu metode pengajaran menjadi salah satu kunci
utamanya.
Metode pembelajaran yang efektif serta dapat merangsang daya kreatif
mahasiswa adalah salah satu metode terbaik. Ada beberapa metode pembelajaran
yang dinilai efektif untuk proses pembelajaran andragogik salah satunya dengan
metode peta fikiran (mind mapping). Metode ini merupakan metode pembelajaran
yang dinilai efektif dalam memahami suatu konsep, permasalahan serta dalam
melakukan curah pendapat (Reardon,2000).
Pokok bahasan yang dianggap penting dan menjadi dasar salah satu
kompetensi yang harus dimiliki terkadang tidak tersampaikan secara optimal,
bukan karena subject matter yang sulit memahami konsep tersebut namun karena
metode yang digunakan cenderung monoton dan membuat kebekuan dalam
berfikir dan berkreasi. Dengan metode yang sering kali menjadikan subject matter
merasa termanjakan akan berdampak pada motivasi yang dimiliki mahasiswa.
Motivasi sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi akademik.
Banyak penelitian yang telah membuktikan hipotesa tersebut, bahwa motivasi
yang tinggi akan membantu pencapaian prestasi yang baik pada mahasiswa. Salah
satunya penelitian yang diadakan oleh Ranupandojo tahun 1996 mengenai
hubungan motivasi dan prestasi belajar. Dari penelitian tersebut dihasilkan suatu
kesimpulan bahwa pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar sngatlah besar.
Seseorang dengan motivasi yang tinggi maka prestasi akademiknya pun akan
meningkat sebanding dengan besarnya motivasi yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian serta data-data diatas, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan analisis adakah hubungan antara model pembelajaran mind
mapping (peta fikiran) dengan peningkatan motivasi dalam mengikuti suatu objek
perkuliahan serta prestasi belajar.
B. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini,
1.
Adakah Hubungan Antara Metode Pembelajaran Mind Mapping Dengan
Motivasi?
2.
Adakah Hubungan Antara Metode Pembelajaran Mind Mapping Dengan
Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan IV?
C. Tujuan Penelitian
a. Umum
- Untuk mengetahui adakah hubungan antara metode pembelajaran mind
mapping dengan motivasi dan prestasi belajar pada mata kuliah asuhan
kebidanan IV
b. Khusus
- Mengetahui kekefektifan dari metode pembelajaran dengan menggunakan
mind mapping
-
Mengetahui hubungan antara metode pembelajaran dengan motivasi
mahasiswa
-
Mengetahui hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
a. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadikan salah satu pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran
efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam proses belajar mengajar.
b.Bagi Akademika
Menjadikan salah satu pertimbangan dalam memilih metode belajar efektif,
efisient dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi serta
prestasi dalam belajar
E. Tinjauan Pustaka
1. Model Mind Mapping
Dalam proses belajar mengajar keahlian menyampaikan (skill teaching)
merupakan element yang penting selain subject matter dan kurikulum. Cara
penyampaian
seorang
pendidik
akan
dapat
mempengaruhi
persepsi
mahasiswanya terhadap objek ajar sehingga hal tersebut menjadi penting dan
kritis dalam proses belajar mengajar.
Model adalah jenis, desain, bentuk yang dapat menggambarkan sesuatu.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa jenis model diantaranya model
pembelajaran grafis, audio, audio-visual, dan kinestetik. Setiap model melibatkan
keaktifan indra dan sensomotorik dari syaraf-syaraf otak yang berbeda. Namun
secara umum setiap model menggunakan keterlibatan 1 hemisfer otak, dan
sebagian besar peran hemisfer kirilah yang lebih dominan (Win Wenger,2004)
Model grafis atau visual, pada model ini otak kanan ikut terlibat dalam
memahami suatu informasi, namun pada individu dengan kecenderungan berfikir
menggunakan hemisfer kiri (logika hitung) terkadang model tersebut tidaklah
terlalu efektif. Selain itu, pada model visual terkadang pemanggilan kembali
informasi (recall) tidak dapat dilakukan secara sempurna karena kemampuan
logika sering kali tertinggal.
Pada model audio lobus otak besar dan bahasa akan lebih berkembang
pesat seiring dengan informasi yang diterima dan dicernanya. Pada model ini
sebagian besar otak kiri berperan yaitu untuk mencerna setiap verbal yang
terdengar dan ditranlasikan pada aktifitas penerimaan logika memori. Memori
tersimpan pada hemisfer kiri lebih kuat dibandingkan dengan hemisfer kanan,
sehingga informasi cenderung bersifat sementara dan sulit untuk melakukan
recall pada saat-saat tertentu jika tidak ada impuls yang kuat.
Berbeda dengan audio, kinestetik melibatkan fungsi motorik otak, dimana
informasi akan lebih cepat ditangkap dan didatangkan kembali jika dalam
penyampaiannya menggunakan teknik praktik atau Practice based learning.
Model pengajaran ini merupakan salah satu model yang efektif selain model
audio-visual.
Pada model pembelajaran audio-visual, keseluruhan lobus otak akan
dipekerjakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Lobus otak besar yang
merupakan pusat kemampuan bahasa akan dimaksimalkan fungsinya dengan
memaknai setiap konsep verbal yang dihadirkan. Sedangkan hemisfer kanan dan
kiri akan menjalankan fungsinya secara optimal untuk menyimpan data,
mengolahnya serta memanggil informasi kembali jika suatu saat diperlukan.
Mind mapping merupakan salah satu bentuk dari model audio-visual,
dimana suatu pokok bahasan atau permasalahan di jelaskan dengan menggunakan
sebuah gambar atau suatu kata yang mendekati objek tersebut. Objek tersebut
dijadikan sebagai pusat pemikiran yang akan menghasilkan cabang-cabang sub
pokok bahasan yang akan dideskriptifkan dengan kata-atau symbol singkat lain
dan dengan menggunakan kemampuan verbal setiap sub pokok tersebut
dijabarkan dengan pemahaman sendiri.
Dengan menggunakan model ini otak kiri akan dimaksimalkan untuk
mengingat setiap kata dan pemahaman permasalahan dengan menggunakan ciri
khas logikanya (bersifat short term memory), sedangkan penulisan dengan
menggunakan gambar dan warna akan merangsang hemisfer kanan untuk lebih
memperhatikan dan menangkap setiap maksud verbal yang dilambangkan dengan
gambar dan warna tersebut. Seperti halnya otak kiri yang cenderung lebih logis
dan membantu dalam mempersiapkan kata atau objek yang mendekati suatu sub
bahasan atau pokok bahasan, otak kanan pun akan termaksimalkan dengan
merekam setiap symbol, warna dan gambar sehingga akan memudahkan dalam
melakukan recall serta menyimpan informasi yang bersifat long term
memory.(De Porter,2001)
Beberapa penelitian dilakukan megenai model pembelajaran mind mapping
ini, dimana model ini dinyatakan lebih efektif dalam memahami suatu objek serta
meningkatkan daya kreatifitas seseorang. Dengan menggunakan mind mapping
kegiatan curah pendapat dan diskusi menjadi lebih terbuka dan luas. (Win
Wenger,2004)
Dihubungkan dengan mata kuliah asuhan kebidanan IV dimana
mahasiswa dituntut untuk menguasai patofisiologi suatu kegawatadaruratan pada
kehamilan dan persalinan, bertindak tepat dan cepat dalam menangani kasuskasus tersebut, model pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu teknik
pembelajaran, karena dengan teknik ini indivisu diajak langsung untuk berfikir
cepat dan mengingat dengan cepat tindakan serta antisipasi yang seharusnya
dilakukan. Proses brainstorming pun akan berjalan lebih dinamis dan efektif.(Win
Wenger,2004)
Otak merespon impuls listrik berupa respon visual lebih besar dari indara
lainnya sehingga proses recall memori akan semakin mudah dengan
pendeskripsian dan dibantui dengan respon audio maka bayangan informasi akan
semakin
kuat
terdeskripsikan
menjadi
suatu
konsep
yang
utuh.(Win
Wenger,2004)
Contoh mind mapping (mind mapping,2008):
Mual muntah berlebih
Ketidakseimbangan
hormonal
Gemeli
Lemas, tanda syok
molahidatidosa
Keton +, aktivitas terganggu
Masuknya filli korialis
Gejala
Faktor
predisposisi
Hiperemesis
gravidarum
Phatofisiologi
Asuhan
Dibedakan atas tingkatan HEG
Mual mintah > 22
minggu.Dibagi atas
3 tingkatan
2. Motivasi
Manusia hidup dan bertahan hidup salah satunya karena motif yang
dimilikinya. Motif tersebut diperkuat oleh motif lainnya sehingga menjadikan
seseorang bertahan atau mampu melakukan sesuatu. Gabungan motif tersebutlah
yang dikenal dengan sebutan motivasi.
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang beratikan sama
dengan move (bahasa Inggris) yaitu bergerak, menggerakkan. Banyak para ahli
yang mengartikan motivasi dengan pengertian berbeda, diantaranya:
1. Siagian tahun 1989, dan Biggs tahun1987, yang mengatakan bahwa motivasi
merupakan kekuatan penggerak untuk melakukan sesuatu yang didalamnya
terkandung
kegiatan
mengaktifkan,
menggerakan,
menyalurkan
dan
mengarahkan sikap serta prilaku individu.
2. Dalam Wiludjeng,2007:155 motivasi merupakan kebutuhan untuk melakukan
sesuatu, hal ini disebut juga sebagai content theory
3. Maslow menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kebutuhan yang
memiliki tingkatan atau hirarki, dimana saat kebutuhan lain yang lebih utama
belum terpenuhi, maka ia tidak akan beranjak pada kebutuhan lainnya yang
lebih tinggi.
4. Mc Celland mengelompokkan motivasi pada 3 kebutuhan yaitu prestasi,
hubungan interaksi serta kekuasaan.(Gintings,2008)
Dalam motivasi terkandung 3 komponen utama yaitu kebutuhan dorongan
dan tujuan.
Motivasi memiliki fungsi yang sangat kuat dalam menunjang kehidupan
seseorang, yaitu diantaranya:
1. Motivasi berfungsi sebagai penyadar kedudukan awal, proses dan akhir
suatu proses belajar sehingga akan tetap pada koridor pencapaian tujuan
2. Sebagai informasi atau pemberi kekuatan pada usaha belajar yang
dilakukan
3. Sebagai arahan dalam pembelajaran serta menyadarkan perjalanan belajar
4. Sebagai bahan bakar peningkat semangat dalam belajar
Berkaitan dengan dosen dan guru sebagai pendidik dan pengajar, konsep
motivasi ini penting diperhatikan karena motivasi merupakan aspek yang dapat
dijadikan sebagai :
1. Tindakan membangkitkan, meningkatkan serta memelihara semangat
peserta didik
2. Memahami dan mengetahui dorongan yang timbul pada peserta didik
3. Semakin memperkuat kesadaran akan peran sebagai seorang fasilitator,
penasehat, penyemangat, instruktur, teman diskusi.
4. Menciptakan
iklim
pengajaran
pedagogic
yang
berkualitas
(Mudjiono,2002)
Motivasi memiliki sifat primer yaitu berasal dari segi biologis dan
jasmani (Jalaludin,1991) dan sekunder yaitu motivasi timbul karena
dipelajari dapat berupa pengalaman baru, rasa aman, pengakuan. (Thomas &
Znantecki,1991)
Dalam prose belajar dan pembelajaran, motivasi dapat timbul dan
menjadi kuat dengan faktor eksternal seperti metode belajar, model belajar,
media belajar yang dapat membantu peserta didik dalam memahami sesuatu
hal dan menimbulkan ketertarikan untuk memahami dan mengikutinya lebih
dalam.
3. Prestasi Belajar
Prestasi merupakan suatu bentuk pencapaian yang didapat melalui suatu
proses. Dalam proses pembelajaran bentuk prestasi belajar dapat berupa penilaian
secara umum dengan nilai lambang atau pun nilai mutu yang akan
terdeskripsikan dalam indeks prestasi.
Prestasi belajar merupakan salah satu indicator dari proses pembelajaran,
dimana pencapaian peserta didik dapat terlihat dengan mengevaluasi nilai
pencapaian mata kuliah baik dalam setiap semester maupun komulatif seluruh
semester pembelajaran yang telah terlalui (Indeks Prestasi-IP, dan Indeks Prestasi
Komulatif-IPK)
Penilaian prestasi belajar berdasarkan klasifikasi Bloom dilihat dari 3
pencapaian ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotorik dengan
klasifikasi evaluasi yang berbeda.
Hasil belajar tersebut dijadikan sebagai indokator pencapaian kompetensi
peserta didik serta evaluasi pemahaman akan konsep dasar setiap pokok bahasan
dan penerapannya dalam kehidupan. (Mudjiono,2002)
4. Hubungan Mind Mapping Dan Motivasi
Model pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi minat peserta didik dalam mempelajari suatu objek pembelajaran.
Model dan metode yang menarik dan dinilai efektif adalah model yang dapat
menimbulkan ketertarikan peserta didik untuk mengikuti dan memahami lebih
jauh mengenai objek pembelajaran.
Hasil penelitian mengenai model
pembelajaran dengan menggunakan
audio-visual, menghasilkan suatu pembuktian terhadap hipotesanya, dimana
model tersebut secara efektif dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta
didik untuk mengikuti suatu objek pembelajaran.(Ranupandojo,2000)
Penggunaan warna, symbol dan gambar mempermudah dalam mengingat
serta
dinilai
lebih
efisien
dalam
penyampaian
materi
pembelajaran.
(Sudjana.2000)
5. Hubungan Mind Mapping Dan Prestasi Belajar
Otak memiliki kemampuan yang sistematis dan teratur dalam menyimpan
serta memasukan informasi. Dengan kemampuan kerja otak yang mampu
memasukkan informasi dalam jumlah yang besar memungkinkan manusia untuk
menyimpan banyak informasi penting dan tidak penting yang terkadang menjadi
satu dan sulit dikendalikan saat otak kita mengalami tekanan. Karenanya
pengimputan informasi sangatlah penting untuk diperhatikan. Dalam hal ini
berkaitan dengan proses pembelajaran, informasi akan lebih lama tersimpan dan
mudah untuk dipanggil kembali jika kita memanfaatkan semua potensi otak kita
dengan cara yang tepat.(Gintings,2008)
Prinsip kerja mind mapping adalah menerima informasi dengan
mengelompokkannya pada pokok-pokok bahasan besar serta memasukkan
informasi mendetal ke dalam kelompok pokok-pokok tersebut. Dengan model ini
sangat memungkinkan bagi kita untuk menyimpan informasi mendetail tanpa
kehilangan konektifitas dengan sub pokok maupun pokok bahasan yang ada.
Dengan memaksimalkan kinerja otak kanan yang dengan mudah
menerima informasi dalam bentuk gambar, symbol dan warna menarik serta
pemikiran-pemikiran keritis dan tajam yang ditawarkan otak kiri akan
menjadikan informasi menjadi suatu bagian yang indah dan mudah untuk diingat
serta disimpan dalam memori kita. (otak seribu giga byte,2007)
Mind mapping menjadikan otak dan reseptor kita menerima dengan cepat
suatu informasi baru atupun lama hanya dengan melihat suatu symbol, gambar
atau warna yang ada (me-recall informasi long term memory yang tersimpan
dalam otak kanan). Model pembelajaran ini menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh para ahli pendidikan di Amerika dan Eropa memiliki tingkat
keefektivitasan yang cukup tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar peserta
didik.( Sudjana.2000)
Dengan meningkatnya pemahaman dan optimalisasi otak, suatu objek
pembelajaran akan dengan mudah diserap, diterima dan diterapkan. Karenanya,
hal tersebut akan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.selain model
yang tepat dapat mempengaruhi minat dan motivasi peserta didik, dengan
meninbgkatnya minat dan motivasi secara tidak langsung dapat meningkatkan
kemampuan belajar mahasiswa. Didukung dengan model pembelajaran yang
tepat maka prestasi yang dicapai pun akan optimal.
F. Daftar Kepustakaan
Alexander,At Al. Quantum Planning For Better Teaching Learning,2002.Mizan.
Bandung
Arikunto. Prosedur
Cipta.Jakarta
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktis,2006.Rineka
De Porter,Et Al.Quantum Learning,2001.Kaifa Mizan Media Utama.Bandung
Dimyati,Mudjiono,Belajar Dan Pembelajaran,2002. Rineka Cipta.Jakarta
Ginting,Abdurrakhman,Esensi
IKAPI.Bandung
Praktis
Hamalik,Psikologi Pembelajaran
Winaya.Bandung
Dan
Belajar
Dan
Pembelajaran,2008.
Pengajaran.2002.Yayasan
Bakti
Notoatmodjo,Soekidjo.Metodologi Penelitian Kesehatan,2002.Rineka Cipta.
Jakarta
Ramadhani, Neila.Pembelajaran Aktif,2006.Ford Fondation. Yogyakarta
Reardon, Mark.Quantum Teaching,2000.Mizan.Bandung Sudjana, Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar,2000.Rineka Cipta.Jakarta
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,2000.Raja Grafindo
Persada.Jakarta
Sastroasmoro, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 3, 2006. Sagung
Seto. Jakarta
Sunarto.Perkembangan Peserta Didik,2002.Rineka Cipta.Jakarta
Wenger,Win.Beyond Teaching And Learning Memadukan Quantum Learning &
Teaching,2004.Ikapi.Bandung