Evaluasi Sistem Surveilans TB Di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Evaluasi Sistem Surveilans TB Di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Evaluasi Sistem Surveilans TB Di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Background: Tuberculosis is one of health problems in Blora that must be controlled. One
of the efforts made by the health authorities is to conduct surveillance of tuberculosis to
measure the achievements of the tuberculosis control program. Epidemiological surveillance
in order to work well it needs to be evaluated. The purpose of the evaluation of TB
surveillance was to identify the weaknesses of TB surveillance system in Blora.
Methods: This descriptive study was conducted on June 2014 by observation and interview
used questionnaire and checklist to TB programers and laboratory workers at Public Health
Center (PHC).
Results: All (100%) PHC already done the data collection, processing the data by table and
graphs 11.54%, made the distribution map 7.69%. Data analysis was done 11.54% PHC.
Dissemination of information was done by minlok every month. The accuracy of delivery
report of PHC was 46.15%. Only 69.23% PHC whom got feedback from Health Officer.
Conclusion: The weakness of TB surveillance systems in Blora caused of the programmer
just do surveillance activity till data collection step. Researcher suggest to WASOR of TB to
supervise TB programmers and laboratory workers routinely and intensively, so the quality
of surveillance system can be improved.
54
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2355-5009 Volume 7 Nomor 2 Desember 2020
prevalensi TB tahun 2004 (107 per telah melakukan berbagai upaya guna
100.000 penduduk) (Dinas Kesehatan mencegah penyebaran kasus TB dengan
Provinsi Jawa Tengah, 2013) dan beban penyuluhan dan pemeriksaan kontak.
penyakit akibat TB mengalami kenaikan Sedangkan surveilans epidemiologi yang
enam kali lipat pada tahun 2013 (600,62 dilakukan belum dapat mendeteksi dini
per 100.000 penduduk). pasien baru TB sehingga pengobatan yang
Salah satu penyumbang angka dilakukan terlambat dan pencegahan
insidens TB di Provinsi Jawa Tengah yaitu penyebaran TB terlambat pula.
Kabupaten Blora sebesar 55,65 per Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
100.000 penduduk (Dinas Kesehatan tertarik untuk mengevaluasi sistem
Kabupaten Blora, 2013), dan pada tahun surveilans TB di Kabupaten Blora guna
2013 insiden TB mengalami penurunan mengetahui manfaat sistem surveilans
36,72% dari tahun 2012 (87,94 per yang berjalan dan perbaikan sistem
100.000 penduduk) (Dinas Kesehatan surveilans itu sendiri.
Provinsi Jawa Tengah, 2013). Angka ini
menunjukkan bahwa program III. METODE
penanggulangan TB di Kabupaten Blora Evaluasi sistem surveilans TB di Dinas
sudah berjalan. Sedangkan untuk angka Kesehatan Kabupaten Blora menggunakan
mortalitas tahun 2012 (2%) mengalami rancangan deskriptif dengan subjek
peningkatan 1,3% dibandingkan tahun evaluasi yaitu sistem surveilans TB di
2013 (3,3%) (Dinas Kesehatan Kabupaten seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan di
Blora, 2013). wilayah Kabupaten Blora. Responden
evaluasi sistem surveilans ini adalah
II. DASAR TEORI programmer TB puskesmas dan dinas
Angka dalam capaian program Kesehatan serta kepala seksi P2P di Dinkes
penanggulangan TB tidak terlepas dari Blora. Cara pengumpulan data pada
sistem surveillans yang berjalan. Guna evaluasi sistem surveilans TB ini melalui
pemantauan terhadap hasil capaian observasi dan wawancara terhadap
program penanggulangan TB diperlukan responden (data primer) serta data lain
telaah terhadap laporan, pengamatan yang mendukung (data sekunder) yaitu:
langsung dan wawancara dengan petugas data laporan penderita TB dari puskesmas,
P2TB. Dalam pelaksanaan monitoring dan Dinkes Blora, buku referensi dan internet.
evaluasi diperlukan pula sistem pencatatan Metode analisis yang di gunakan dengan
dan pelaporan baku yang dilaksanakan cara evaluasi dari input,proses, output, dan
dengan baik dan benar (Menteri Kesehatan outcome.
RI, 2009).
Sistem pencatatan dan pelaporan
baku yang dilaksanakan dengan baik dan
benar bertujuan untuk mendapatkan data
yang siap diolah, dianalisis,
diinterpretasikan, disajikan dan
disebarluaskan guna dimanfaatkan. Data
yang telah terkumpul harus valid (akurat,
lengkap dan tepat waktu) sehingga
pengolahan dan analisis data dapat
dilakukan dengan mudah (Menteri
Kesehatan RI, 2009). Gambar 1. Evaluasi Sistem Surveilans
Data yang valid dalam sistem Program penanggulangan Penyakit
surveilans penyakit menular digunakan Tuberkulosis
sebgai tanda peringatan dini terhadap
ancaman kesehatan yang akan muncul dan
untuk melakukan pemantauan fungsi
program pengendalian penyakit (WHO,
2006). Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
55
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2355-5009 Volume 7 Nomor 2 Desember 2020
56
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2355-5009 Volume 7 Nomor 2 Desember 2020
57
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2355-5009 Volume 7 Nomor 2 Desember 2020
58
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN: 2355-5009 Volume 7 Nomor 2 Desember 2020
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, WHO, 2010. The Global Plan To Stop TB
2013. Buku Profil Kesehatan 2011-2015, Geneva: World Health
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012, Organization.
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah.
59