Dokumen Ketentuan Dan Persyaratan Pengadaan NO. 0000193/PG.04/RKS/50057410/2000/04.2021
Dokumen Ketentuan Dan Persyaratan Pengadaan NO. 0000193/PG.04/RKS/50057410/2000/04.2021
Dokumen Ketentuan Dan Persyaratan Pengadaan NO. 0000193/PG.04/RKS/50057410/2000/04.2021
NO. 0000193/PG.04/RKS/50057410/2000/04.2021
I. PENDAHULUAN.
A. Surat Penawaran.
Surat penawaran terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu surat penawaran teknis dan surat penawaran harga
1. Surat penawaran dibuat diatas kertas dengan kop Perusahaan dan diberi
1.1. Tanggal
1.2. Stempel perusahaan
1.3. Materai Rp 10.000
1.4. Tanda tangan pimpinan perusahaan.
Surat Penawaran Teknis maupun Surat Penawaran Harga melalui aplikasi Eprocurement Semen
Indonesia yang bisa diakses via link https://eprocurement.sig.id . Upload file masing-masing Surat
Penawaran Teknis dan Surat Penawaran Harga dengan ketentuan ukuran file maksimal 10MB
(sepuluh mega bytes).
2. Metode penawaran adalah 1 Tahap 1 Sampul yaitu penawaran teknis dan komersial dalam 1 amplop :
2.1 Penawaran teknis yang diberikan tidak terdapat harga sama sekali
2.2 Penawaran komersial yang diberikan memuat Price Breakdown List yang distempel perusahaan
beserta jaminan penawaran jika dipersyaratkan
2.3 Surat penawaran ditujukan ke :
Iskandar Samudra Taqwa , ST.
Biro Pengadaan Strategis Capex PT Semen Indonesia
Gedung COE/Rancang Bangun Lt1 Pengadaan Startegis,
Veteran, Gresik
3. Surat penawaran teknis
3.1. Penawaran teknis meliputi :
Page 1 of 13
3.1.1. Spesifikasi / catalog produk yang ditawarkan
3.1.2. Country of origin (COO) jika dipersyaratkan
3.1.3. Installing, inspection, comissioning dan training
3.1.4. Validity harga
3.1.5. Quantity
3.1.6. Delivery time
3.1.7. Packaging
3.1.8. Garansi
3.1.9. Supporting letter jika bukan principal
3.1.10. Certificate of manufacturing
3.1.11. Ketentuan atau konten Surat Penawaran Teknis yang belum tersebut di atas akan
disampaikan secara tertulis oleh Semen Indonesia kepada seluruh peserta tender.
4. Prerefernsi harga penggunaan produk dalam negeri untuk barang dilampirkan dengan ketetuan sbb :
4.1. Pengadaan barang mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan
perekayasaan nasional serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil
4.2. Prereferensi harga diberikan atas produk dalam negeri yang memiliki TKDN lebih besar atau sama
dengan 25% (dua puluh lima persen)
4.3. Preferensi harga penggunaan produk dalam negeri untuk barang dan/atau jasa sbb.:
4.4. Prereferensi harga diberlakukan untuk pengadaan barang yang bernilai paling sedikit lebih besar
atau sama dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
4.5. Nilai TKDN sebagaimana yang dimaksud pada poin 4.2 harus dibuktikan dengan dokumen tertulis
dari pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
4.6. Preferensi harga diperhitungkan dalam evaluasi harga penawaran / negosiasi akhir, yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
Page 2 of 13
4.7. Penetapan penawar dengan harga terbaik berdasarkan urutan harga terendah Hasil Evaluasi Akhir
(HEA).
4.8. HEA dihitung dengan rumus HEA = (1 − KP) × HP dengan:
KP = TKDN (%) × Preferensi Harga (%)
KP adalah Koefisien Preferensi
HP adalah Harga Penawaran / Negosiasi Akhir.
4.9. Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA terendah yang sama, penawar
dengan TKDN lebih besar ditetapkan sebagai HEA terbaik.
5. Penyerahan Surat Penawaran harga
5.1. Surat penawaran harga akan dimintakan hanya kepada rekanan yang dinyatakan lulus Beauty
Contest dan atau evaluasi teknis .
5.2. Penawaran Harga di-submit melalui Eprocurement Semen Indonesia
5.3. Surat Penawaran harga meliputi :
5.3.1. Harga penawaran dirinci sesuai dalam surat penawaran teknis (point 3.1) disertai dengan
harga
5.3.2. Harga penawaran belum termasuk PPN
5.3.3. Harga penawaran bersifat tetap/tidak berubah selama kontrak
5.3.4. Jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan dapat diberlakukan bila memenuhi nilai
transaksi di atas Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang diterbitkan oleh Bank
Pemerintah atau Bank Swasta Nasional
Tujuan pada jaminan penawaran dan pelaksanaan adalah :
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
South Quarter Tower A Lt. 19-20
Jl. R.A. Kartini Kav 8 Jakarta Selatan 12430
Indonesia
5.3.5. Jaminan penawaran dipersyaratkan kepada penyedia barang dan/atau barang pada saat
memasukkan penawaran yang besarnya 1% hingga 3% dari nilai penawaran dengan
jangka waktu jaminan penawaran minimal 2 bulan
5.3.6. Jaminan pelaksanaan pekerjaan dipersyaratkan kepada penyedia barang dan/atau barang
yang ditunjuk sebagai pemenang besarnya 5% dari nilai dokumen perikatan atau 5% dari
nilai tiap pengiriman barang, dengan jangka waktu terhitung sejak dokumen perikatan
ditandatangani samapi dengan minimal satu bulan dari batas akhir dokumen perikatan
berlaku
5.3.7. Validitas harga beserta segala ketentuan dalam Surat Penawaran minimal 2 (dua)
bulan kalender termasuk dengan segala resikonya
Tata cara submit Penawaran Teknis dan Penawaran Harga lebih lengkap dan terperinci dapat di-download
di Eprocurement menu Manajemen Pengadaan Petunjuk Penggunaan Manual Book Vendor
Page 3 of 13
B. Pembukaan dan evaluasi penawaran
1. Pembukaan dan evaluasi penawaran harga dilakukan secara tertutup ( tanpa kehadiran para rekanan
peserta lelang ).
2. Selama pembukaan penawaran sampai dengan penerbitan Perintah Kerja (PK), pihak PT. Semen
Indonesia (Persero)Tbk. tidak mengadakan surat-menyurat dengan peserta lelang, kecuali negosiasi
dan atau klarifikasi.
Page 4 of 13
PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk berhak membatalkan atau mengulang tender jika :
1. Harga dirasakan tidak wajar atau melebihi anggaran.
2. Hanya ada 1 (satu) rekanan yang memasukkan penawaran
E. Denda keterlambatan.
Apabila Pihak Kedua terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah ditentukan yang tidak
disebabkan oleh adanya Force Majure, maka kepadanya dikenakan denda sebesar 0.15 % dari nilai
kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan jumlah maksimum sebesar 30% (tiga puluh persen).
Apabila jumlah denda keterlambatan telah mencapai maximum maka PT Semen Indonesia berhak
mengambil alih pekerjaan dan kerugian PT Semen Indonesia, menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
III. PEMBAYARAN.
B. Syarat Pembayaran
2. Setelah dokumen kelengkapan penagihan biaya pekerjaan sesuai poin 1 di atas di-upload melalui E-
Invoice telah dilakukan dengan lengkap dan benar, selanjutnya dokumen kelengkapan penagihan
biaya pekerjaan tersebut dikirimkan ke Seksi Verifikasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. di Kantor
Pusat Semen Gresik Lantai 3, Jalan Semen Indonesia, Ds.Sumberarum, Kec. Kerek, Kab Tuban – 62356,
Jawa Timur.
3. Tata cara penagihan secara E-Invoice lebih lengkap dan terperinci dapat di-download di Eprocurement
menu Manajemen Pengadaan Petunjuk Penggunaan Manual Book E-invoice.
4. Khusus untuk pembayaran tahap terakhir harus dilengkapi Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ( BASTP
) yang ditanda tangani oleh Ka. Unit Pengadaan BU dan PIHAK KEDUA dengan tanggal harus sama
dengan tanggal penyelesaian pekerjaan.
5. Penyerahan Faktur Pajak yang sudah benar dan lengkap dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU
paling lambat tanggal 3 (tiga) setiap bulan berikutnya dari bulan penerbitan Faktur Pajak.
6. Denda keterlambatan PIHAK KEDUA dalam menyerahkan Faktur Pajak kepada PIHAK KESATU sebesar
2% (dua persen) per bulan dari PPN, menjadi beban PIHAK KEDUA.
7. PIHAK KEDUA wajib membuat surat kesanggupan / surat pernyataan bahwa denda keterlambatan
penerbitan Faktur Pajak sebagaimana dimaksud ayat (4) Pasal ini menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.
8. Ketentuan Pembuatan Faktur Pajak.
a. Alamat Faktur Pajak yang dicantumkan adalah :
Nama : PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Alamat : Gedung South Quarter Tower A Lantai 19-20 Cilandak Barat Cilandak
Jakarta Selatan DKI 12430
NPWP : 01.001.631.9-051.000
b. Faktur Pajak yang diserahkan ke PIHAK KESATU menggunakan Kode dan Nomer Seri Faktur Pajak
dari Kantor Pelayanan Pajak (“KPP”) tempat Pengusaha Kena Pajak (“PKP”) PIHAK KEDUA terdaftar.
c. Faktur Pajak yang tidak lengkap sebagaimana peraturan yang berlaku, sehingga PPN dalam Faktur
Pajak tersebut tidak dapat dikreditkan oleh PIHAK KESATU, maka atas PPN yang tidak dapat
dikreditkan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
d. Apabila terdapat peraturan perpajakan yang baru, maka PIHAK KEDUA akan diberitahu secara
tertulis dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Lampiran Perintah Kerja ini.
Page 6 of 13
b. Bea materai yang besarnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sepenuhnya menjadi beban Pemasok
c. Permasalahan pajak ( PPN dan atau PPh ) yang timbul akibat kesalahan pemasok menjadi tanggung
jawab Pemasok itu sendiri
Page 7 of 13
3. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada waktu yang telah di tetapkan dalam
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Perpanjangan Waktu :
1. Pada prinsipnya Supplier harus menyerahkan barang sesuai Purchase Order sebagaimana yang
disebutkan di dalam kontrak dalam jangka waktu seperti yang dicantumkan dalam Kontrak.
2. Didalam penyerahan barang supplier harus sudah memperhitungkan dengan sebaik-baiknya hari-hari
libur, hari raya, hari-hari dimana buruh libur selama Lebaran, dan waktu-waktu tersebut tidak dapat
diterima sebagai klaim perpanjangan waktu.
3. Pada peristiwa keterlambatan pengiriman oleh Supplier sebagai akibat kelalaian SUpplier sendiri,
tidak dapat diperhitungkan sebagai perpanjangan waktu.
4. Demikian pula akibat kelalaian/kesalahan Supplier sehingga diperlukan waktu untuk mengganti
suatu barang tidak dapat diterima sebagai klaim perpanjangan waktu.
5. Keadaan yang dapat dipertimbangkan dalam perpanjangan waktu ialah :
a. Adanya "force majeure" yaitu :
a.1. terjadinya bencana alam yaitu banjir yang berlarut-larut, gempa bumi, tanah longsor pada
lokasi pekerjaan secara nyata menghambat Pengiriman Barang oleh Supplier
a.2. huru-hara, tindakan terorisme yang secara nyata mengganggu Pengiriman barang
kepada Pemilik pekerjaan .
6. Semua keadaan yang disebut di atas, akan dipertimbangkan dengan seksama oleh Supplier apabila
hal tersebut benar-benar mempengaruhi Pengiriman barang.
7. Untuk keterlambatan akibat tindakan S u p p l i e r , keadaan force majeure dan sebagainya dapat
diadakan perpanjangan waktu setelah dinilai dengan seksama oleh p e m i l i k p e k e r j a a n atas
permintaan tertulis dari Supplier.
8. Permohonan perpanjangan waktu tersebut diajukan secara tertulis oleh Supplier selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Page 8 of 13
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Pihak Kedua berkewajiban
1. Setelah menerima Surat Perintah Kerja wajib berkoordinasi dengan Seksi K3 guna melakukan Safety
Permit
2. Menyediakan Tools dan Consumable Material yang sesuai dengan kualifikasi dan kuantitas.
3. Mengikutsertakan karyawan dalam pekerjaan ini kedalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK), yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian serta
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Segala resiko yang menyangkut tenaga kerja Pihak Kedua termasuk
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja menjadi tanggung jawab Pihak Kedua, dan apabila para pekerja
Pihak Kedua mengalami kecelakaan, baik ringan, berat atau sampai meninggal dunia menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua
4. Melengkapi para pekerjanya dengan APD (Alat Pelindung Diri) antara lain : Safety Hat, Safety Shoes sesuai
standar SNI, dan pakaian kerja blogo perusahaan Pihak Kedua sebagai identitas dan perlengkapan
standart keselamatan kerja lainnya sesuai kondisi area pekerjaan.
5. Ikut bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan pekerja maupun peralatan serta melakukan
pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran dan menjaga kebersihan
lingkungan di area kerjanya yang di akibatkan dari aktifitas pekerjaan. Terutama tindakan pencegahan
terhadap pencemaran lingkungan karena limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) antara lain : limbah
oli bekas, ceceran solar, ceceran gemuk (grease), majun yang tercemar B3 dan sejenisnya, baik pada saat
pekerjaan dilaksanakan ataupun setelah pekerjaan selesai.
6. Menunjuk Pengawas sebagai pengawas dan pengendalian tenaga kerja terhadap disiplin dan
produktivitas kerja di masing-masing unit kerja untuk mengevaluasi/penilaian terhadap hasil pekerjaan.
7. Menjaga aset-aset Pihak Pertama, mesin dan perlengkapan lainnya tetap dalam kondisi baik. Dalam hal
terjadi kerusakan yang dilakukan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Kedua harus memperbaiki dengan biaya
sendiri.
8. Memastikan bahwa karyawan Pihak Kedua telah mendapatkan site safety induction, training Kesehatan
dan Keselamatan Kerja dari Pihak Pertama sesuai dengan aktifitas kerja di lapangan.
9. Pihak Kedua menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa Pihak Kedua tunduk pada
peraturan yang berlaku atas Tenaga Kerja dan Lingkungan, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal
dibawah ini :
a. Pihak Kedua tidak mempekerjakan pekerja anak-anak
b. Pihak Kedua tidak melakukan kerja paksa
c. Pihak Kedua mematuhi ketentuan K3 yang berlaku
d. Pihak Kedua mengakui hak untuk berserikat dan tawar-menawar kolektif
e. Pihak Kedua tidak melakukan diskriminasi
f. Pihak Kedua tidak melakukan hukuman fisik, mental ataupun pelecehan verbal
g. Pihak Kedua mematuhi jam kerja yang sah
h. Pihak Kedua mengutamakan tenaga kerja lokal sekitar pabrik dan tetap memenuhi hal-hal diatas.
Page 9 of 13
11. Pihak Kedua menjamin bahwa tenaga kerja yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua untuk melaksanakan
Pekerjaan berdasarkan Perjanjian nanti adalah karyawan Pihak Kedua dan merupakan tenaga kerja yang
benar-benar sehat, berkelakuan baik, kuat fisiknya dan tidak cacat. Berumur minimal 18 (delapan belas)
tahun yang dibuktikan dengan Kartu anda Penduduk serta tidak terlibat suatu perkara Pidana dalam
bentuk apapun. Untuk tenaga kerja yang berumur diatas 50 (lima puluh) tahun harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama.
12. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala tindak perbuatan pekerjanya yang dipekerjakan pada
Pihak Pertama, termasuk pemogokan, perbuatan onar, sering tidak masuk kerja, mengganggu kelancaran
jalannya Produksi yang merugikan Pihak Pertama.
13. Bertanggungjawab sepenuhnya atas segala akibat dari pelaksanaan Pekerjaan termasuk manajemen
pengerahan tenaga kerja, pembiayaan pengobatan, perpajakan, Jamsostek, Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) dan lain sebagainya. Serta membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan dalam bentuk apapun
dan oleh siapapun.
1. Pemasok Barang harus memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pemasok Barang harus menjamin dan bertanggung jawab atas keselamatan seluruh tenaga kerja yang terlibat
dalam pekerjaan ini.
3. PT. Semen Indonesia (Persero) tidak bertanggung jawab atas keamanan & keselamatan kerja tenaga kerja
Pemasok Barang.
4. PT. Semen Indonesia (Persero) berhak menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika dipandang perlu demi
keamanan & keselamatan kerja.
5. PT. Semen Indonesia (Persero) tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan peralatan dan bahan
/ material untuk pekerjaan ini.
1. Apabila Pemasok Barang lalai dan atau tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam RKS
ini, maka PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. akan memberi peringatan kepada Pemasok Barang dan
peringatan tersebut diulangi sampai 3(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu tiap – tiap
peringatan selama 7 (tujuh) hari kalender.
2. Apabila setelah mendapat 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu peringatan dari PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk., sedangkan Pemasok Barang tetap lalai dan atau tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam RKS ini, maka PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dapat secara sepihak
memutus pelaksanaan pekerjaan ini.
Page 10 of 13
3. Dalam hal pemberi peringatan atas pelaksanaan pekerjaan ini, PT Semen Indonesia diwakili oleh pengawas
pekerjaan.
4. Apabila Penyedia Barang tidak melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana disyaratkan antara
lain safety head dan safety shoes sesuai standard SNI kepada tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan, maka PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk berhak mengenakan sanksi/denda sebagaimana
diatur dalam Peraturan Keselamatan Kerja dan System Denda Pelanggaran terlampir.
Dalam hal terjadi sesuatu yang menyangkut keselamatan kerja, dalam waktu 1 x 24 jam sejak terjadinya peristiwa
tersebut, Pihak Kedua diwajibkan menyerahkan laporan tertulis kepada Pihak Pertama..
1. Segala perselisihan yang mungkin timbul diantara kedua belah pihak, akan diselesaikan oleh kedua belah pihak
dengan cara musyawarah dan mufakat.
2. Apabila dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan tersebut dengan cara
musyawarah dan mufakat ternyata kedua belah pihak belum berhasil menyelesaikan dan atau belum dapat
mengambil keputusan, maka penyelesaiannya dapat dimintakan Pengadilan Negeri.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pihak Pertama. dan Pihak Kedua wajib memperhatikan Keamanan,
Keselamatan & Kesehatan Kerja dan bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan dan atau penanggulangan
terhadap kegiatan yang berpotensi / menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
1. Pihak Kedua wajib memperhatikan dan bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan dan atau
penanggulangan terhadap kegiatan yang berpotensi / menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
sesuai perundangan yang berlaku.
2. Pihak Kedua harus membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa kotoran dan material sesuai tempat yang
telah ditentukan.
3. Jika terdapat Barang-barang Limbah B3 dan Barang yang membahayakan lingkungan ( Oli,BBM,dll )
yang ditimbulkan oleh Pihak Kedua harus ditempatkan dilokasi yg memadai dan terpisah.
Page 11 of 13
XII. PEMUTUSAN PERJANJIAN KERJA
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. dan Pemasok Barang, apabila satu dan lain hal dipandang perlu dapat
memutuskan perjanjian ini dengan pemberitahuan paling lambat 30 (Tiga puluh) hari sebelumnya dan masing-
masing pihak wajib menyelesaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Pemasok Barang tidak diperbolehkan memindahtangankan kepada pihak
lain baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan tanpa persetujuan tertulis dari PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. terlebih dahulu.
2. Apabila Pemasok Barang menyerahkan pekerjaan baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak ketiga
tanpa ijin tertulis terlebih dahulu dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., maka PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. dapat menghentikan pekerjaan tersebut dan mengambil alih seluruh pekerjaan untuk diserahkan kepada
pihak lain. Seluruh biaya dan kerugian yang timbul yang diderita oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. karena
pengambilalihan pekerjaan tersebut adalah beban Pemasok Barang.
XIV. R E S I K O
1. Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang diderita Pihak Pertama. akibat
kelalaian atau kesalahan Pihak Kedua yang bukan karena Force Majeure atas pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
2. Apabila Pihak Kedua melimpahkan pekerjaan kepada PIHAK KETIGA tanpa persetujuan tertulis dari
Pihak Pertama., maka Pihak Pertama.. dapat menghentikan
dan mengambil alih seluruh pekerjaan, selanjutnya diserahkan kepada pihak yang ditunjuk untuk
melanjutkan pekerjaan, serta segala biaya yang timbul sebagai akibat pengambilalihan pekerjaan tersebut
menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua
3. Apabila terjadi kecelakaan kerja atas tenaga kerja Pihak Kedua maka segala resiko yang timbul menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua
1. Apabila salah satu pihak tidak dapat melaksanakan Perintah Kerja ini akibat adanya force majeure, maka
kedua belah pihak akan merundingkan masalah tersebut sekaligus langkah-langkah yang perlu dan harus
dikerjakan atau ditempuh ;
2. Yang dimaksud force majeure adalah :
- Bencana alam antara lain : banjir, gempa bumi, badai, kebakaran.
- Pemogokan umum, demonstrasi, perang.
Page 12 of 13
- Adanya peraturan pemerintah di bidang moneter atau peraturan lainnya yang semuanya secara nyata
langsung mempengaruhi pelaksanaan surat perjanjian ini.
3. Apabila terjadi force majeure, maka pihak yang terkena force majeure diwajibkan melaporkan kepada pihak
lainnya selambat-lambatnya 2 X 24 Jam sejak timbulnya force majeure dengan dilengkapi pernyataan dari
pejabat instansi yang berwenang dan pihak yang menerima laporan diwajibkan memberi jawaban selambat-
lambatnya 2 X 24 jam sejak menerima laporan kejadian force majeure.
4. Apabila pihak yang terkena force majeure lalai dan atau tidak melaporkan kepada pihak lainnya dalam batas
waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini, maka kejadian force majeure dianggap tidak ada.
5. Apabila pihak yang menerima laporan kejadian force majeure lalai dan / atau tidak memberikan jawaban
kepada pihak yang terkena force majeure dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini,
maka pihak yang menerima laporan dianggap telah menyetujui laporan tersebut.
6. Semua kerugian dan biaya yang diderita salah satu pihak sebagai akibat terjadinya force majeure bukan
merupakan tanggung jawab pihak lainnya
XVI. LAIN-LAIN
1. Rekanan atau Vendor yang memberikan respon atas permintaan penawaran pekerjaan ini dianggap
menyetujui dan mengerti syarat-syarat administrasi, RFP (isi dan penjelasannya) dan berita Acara
Penjelasan Teknis.
2. Rekanan atau Vendor yang tidak mengikuti acara Penjelasan Teknis atau rekanan tambahan masih diberi
kesempatan untuk mengikuti tender(memasukkan penawaran) dengan syarat menyetujui semua
ketentuan yang tercantum pada syarat-syarat administrasi, TOR dan Berita Acara Penjelasan Teknis.
3. Keputusan pemenang dan penunjukan rekanan sepenuhnya menjadi wewenang PT Semen Indonesia
tanpa ada kewajiban untuk menjelaskan alasannya kepada rekanan atau vendor peserta tender.
4. Pengambilan Surat Jaminan bank maksimal 14 hari kalender setelah masa berlakunya selesai.Khusus untuk
jaminan penawaran harga, maksimal 14 hari kalender setelah negosiasi terakhir.Apabila dalam batas waktu
pengambilan tidak diambil maka PT Semen Indonesia, tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan/atau
kehilangan Surat Jaminan tersebut.
5. Pihak Kedua dianggap sanggup, menyetujui dan mengerti tentang TOR, BQ, DWG, Rencana Kerja dan
syarat-syarat administrasi.
6. Persyaratan dan ketentuan umum pada order pembelian yang akan diterbitkan kepada pemenang tender
dapat diihat pada lampiran ini.
Page 13 of 13