15. BAB IV

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Latar Penelitian

1. Sejarah MAN 1 Mojokerto

Pada tahun 1961, KH. Moh. Mansur Hamid mendirikan Yayasan

Pendidikan Mambaul Ulum Mojosari. Salah satu bagian dari lembaga

pendidikan ini adalah Madrasah Mualimin, yang dipimpin oleh KH. Moh.

Mansur Hamid sebagai Kepala Madrasah. Pada tahun 1970, Departemen

Agama mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama RI nomor 22

tahun 1970 yang mengubah status Madrasah Mu'alimin Atas Mambaul-Ulum

Awang-Awang Mojosari Kabupaten Mojokerto menjadi Pendidikan Guru

Agama Negeri (PGAN) 6 tahun Mambaul-Ulum Awang-Awang Mojosari

Kabupaten Mojokerto.

Dalam SK berikutnya, seluruh aset madrasah seperti gedung, lahan, dan

perlengkapan lainnya dipinjamkan tanpa biaya sewa kepada PGAN 6 tahun

selama Direktorat Pendidikan Agama pada Ditjen Bimas Islam belum dapat

menginisiasi Pembangunan Gedung Baru. Proses pengelolaan PGAN 6 tahun

Mambaul-Ulum diserahkan kepada Direktorat Pendidikan Agama di bawah

Departemen Agama dan Pengurus Yayasan Mambaul Ulum. Kepala Sekolah

pertama adalah Santosa, B.A., namun kurang dari satu tahun kemudian jabatan

kepala sekolah diambil alih oleh Abd. Salam Hamid, B.A. Meskipun demikian,

37
Madrasah Mualimin tetap melanjutkan penyelenggaraan pendidikan bagi siswa

yang masih tertarik untuk belajar di Madrasah Mualimin.

Pada tahun 1978, PGAN 6 tahun Mambaul-Ulum mengalami perubahan

menjadi Madrasah Aliyah Negeri Mojosari sesuai dengan Surat Keputusan

Menteri Agama RI Nomor 17 Tahun 1978 yang dikeluarkan pada tanggal 16

Maret 1978. Kepala Madrasah Aliyah Negeri Mojosari pertama kali dijabat

oleh Drs. Mustafa, dan SK Menteri Agama RI nomor B.II/1/11.614/1979

tertanggal 8 November 1979 mengesahkan hal tersebut.

Pada awalnya, Madrasah Aliyah Negeri Mojosari menyewa gedung

Perguruan Muhammadiyah Mojosari untuk menyelenggarakan kegiatan

pendidikan. Pada tahun 1981, tepatnya pada tanggal 31 Maret 1981, terjadi

penyerahan bagian proyek pembangunan gedung Madrasah Aliyah Negeri

Mojosari yang telah selesai, termasuk 3 ruang kelas, 4 kamar mandi/WC, 1

ruang guru, serta perlengkapan seperti 105 set meja dan kursi siswa, 3 set meja

dan kursi guru, 3 buah almari siswa, 3 papan tulis, 3 set meja dan kursi kantor,

1 almari kantor, dan 4 bak sampah.

Pada tahun berikutnya, yakni pada hari Rabu tanggal 31 Maret 1982,

terjadi serah terima bagian proyek peningkatan sarana Madrasah Aliyah Negeri

Mojosari yang juga telah selesai, termasuk 3 kelas baru, 1 ruang gudang, 2

kamar mandi/WC, serta perlengkapan seperti 105 set meja dan kursi siswa, 11

set meja dan kursi guru, 3 papan tulis, dan 1 almari guru.

Penyerahan dan penggunaan bangunan ini secara resmi diresmikan oleh

Menteri Agama RI Alamsjah Ratu Perwiranegara pada tanggal 21 April 1982.

38
Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto didirikan di atas lahan seluas

11.094 m², yang berfungsi sebagai fasilitas pendidikan yang lebih

mengukuhkan Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto dalam upaya

meningkatkan proses belajar-mengajar.

Pada tahun 1989, terjadi pergantian kepemimpinan. Kepala Madrasah

Aliyah Negeri Mojosari dipegang oleh H. Sry Suparto, S.H. Selama masa ini,

terlihat peningkatan yang signifikan dalam kualitas pendidikan. Terjadi

perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan seperti Fisika, Biologi, dan

pendidikan agama. Hal ini berujung pada banyaknya penghargaan yang

diterima oleh madrasah ini, baik dari pemerintah maupun sektor swasta.

Pada tahun 1995, kepemimpinan Madrasah Aliyah Negeri Mojosari

beralih kepada Drs. H. Samsuri. Selama masa ini, usaha untuk meningkatkan

fasilitas dan infrastruktur terus berlanjut. Hal ini dikarenakan permintaan siswa

yang datang dari SMP atau MTs yang ingin melanjutkan belajar di Madrasah

Aliyah Negeri Mojosari terus meningkat.

Kemudian, kepemimpinan Madrasah Aliyah Negeri Mojosari diambil

alih oleh Drs. Syu'aib Nawawi, M.Ag. Pada masa ini, dilakukan peningkatan

mutu pendidikan, baik dalam pelajaran umum maupun pelajaran agama. Yang

mencuat selama periode ini adalah pertumbuhan kesenian, terutama di bidang

musik dan vokal. Puncaknya terjadi pada tahun 2003 ketika Madrasah Aliyah

Negeri Mojosari berhasil meraih Juara I dalam Penampilan Terbaik Seni

Qosidah tingkat Provinsi Jawa Timur dan Juara I dalam Seni Qosidah tingkat

Nasional.

39
Kepemimpinan Drs. Syu'aib Nawawi, M.Ag. berlangsung kurang dari

lima tahun. Terjadi pergantian kepala madrasah aliyah di bawah Kementerian

Agama Provinsi Jawa Timur. Pada tanggal 22 November 2006, kepemimpinan

Madrasah Aliyah Negeri Mojosari diambil alih oleh Drs. H. Abd. Shomad,

M.Ag., yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Madrasah Aliyah Negeri

Sidoarjo. Sementara itu, Drs. Syu'aib Nawawi, M.Ag. mengambil alih

kepemimpinan Madrasah Aliyah Negeri Sooko Kabupaten Mojokerto.

Selama kepemimpinan Drs. Abd. Shomad, M.Ag., fokus utama

diarahkan pada peningkatan mutu lulusan dari Madrasah Aliyah Negeri

Mojosari. Hal ini terbukti dengan penyediaan fasilitas dan program-program

intensif, seperti pelaksanaan Program Intensif Belajar (PIB) untuk mata

pelajaran umum dan agama, serta peningkatan pemahaman siswa dalam

menghadapi era globalisasi. Kerja sama dengan Kelompok Kerja Madrasah

(KKM) yang terdiri dari 11 Madrasah Aliyah Semesta (MAS) juga semakin

diperkuat.

Setelah masa kepemimpinan Drs. H. Abd. Shomad, M.Ag. berakhir

pada tahun 2009, kepala Madrasah Aliyah Negeri Mojosari dipegang oleh Dr.

Dra. Hanifah, M.M. Secara keseluruhan, pengembangan pendidikan di

Madrasah Aliyah Negeri Mojosari pada periode ini meneruskan program-

program sebelumnya. Di samping itu, upaya yang mencolok adalah

peningkatan sumber daya manusia baik tenaga pengajar maupun kependidikan,

sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan dan metode pembelajaran.

40
Dr. Hj. Hanifah, M.M. senantiasa mendorong baik para tenaga pengajar

maupun tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan

mengembangkan diri melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan,

seminar, mengejar gelar strata 2, dan lain sebagainya. Upaya juga dilakukan

untuk memotivasi mereka agar mengembangkan pemahaman dalam Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga tidak tertinggal dalam

perkembangan teknologi. Langkah ini juga melibatkan penyediaan akses

internet agar mempermudah akses informasi.

Selain itu, sebuah Lembaga Penelitian didirikan dengan tujuan

mendorong pengembangan diri para sumber daya manusia, terutama guru, agar

dapat lebih kreatif dalam menulis materi pembelajaran. Madrasah terus

meluaskan cakupan aktivitasnya, sehingga pada tahun 2014, Ma'had Putri Al

Hanif didirikan sebagai sebuah pondok pesantren yang menyediakan

pembelajaran agama secara terpadu di lingkungan asrama serta program

tahfidzul qur'an.

Sejak tahun 2012, Madrasah Aliyah Negeri Mojosari telah termasuk

dalam daftar Madrasah Penyelenggara Akselerasi (Percepatan), di mana siswa

berbakat dan cerdas dapat menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun. Dengan

izin Allah, perhatian dan kepercayaan masyarakat terhadap Madrasah Aliyah

Negeri Mojosari (Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto) terus berkembang.

Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Dr. Hanifah, M.M., pada tahun

2015, tepatnya pada bulan Agustus, kepemimpinan Madrasah Aliyah Negeri

Mojosari diambil alih oleh Pelaksana Tugas (plt) Drs. Bagus Setaji, M.Pd.,

41
hingga bulan Maret 2016. Kemudian, mulai tanggal 11 Maret 2016, Madrasah

Aliyah Negeri Mojosari dipimpin oleh Drs. Budi Prayitno, M.Pd. Beliau sangat

menekankan pentingnya disiplin baik bagi siswa maupun guru. Di bawah

kepemimpinan beliau, para guru diharapkan memiliki pemahaman mendalam

terhadap Teknologi Informasi (IT) untuk meningkatkan kualitas kinerja

mereka. Dengan harapan ini, diharapkan guru akan lebih mampu

mengembangkan wawasan, menghasilkan inovasi, dan menerapkan metode

pembelajaran yang lebih baik.

Pada masa kepemimpinan Drs. H. Budi Prayitno, M.Pd, upaya terus

dilakukan untuk mengembangkan Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto. Salah

satu langkahnya adalah menjalin kerjasama dengan Institut Sepuluh Nopember

Surabaya melalui Program Pendidikan Terapan dalam bidang Teknologi,

Informasi, dan Komunikasi (prodistik) pada tahun 2015/2016. Selama periode

ini, Madrasah Aliyah Negeri Mojosari berhasil meluluskan sebanya

Mulai bulan Oktober 2020, terjadi pergantian kepemimpinan dari Drs.

H. Budi Prayitno, M.Pd kepada H. Solikin, S.Pd., M.Pd. Selama masa

kepemimpinan ini, Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto terus berkomitmen

untuk mencapai prestasi yang tinggi dengan semboyannya "Bangkit

Berprestasi". Berbagai penghargaan nasional berhasil diraih oleh siswa dan

guru-guru. Bahkan, prestasi tingkat internasional berhasil diraih oleh salah satu

guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto.k 68 siswa dengan prestasi IPK

yang sangat memuaskan.

42
Selama tahun ajaran 2014/2015, Madrasah Aliyah Negeri Mojosari

menerapkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006. Pada tahun ajaran

2015/2016, madrasah ini mengadopsi Kurikulum 2013 dengan menerapkan

Sistem Kredit Semester dan membuka program peminatan dalam bidang

Bahasa. Pada tahun ajaran 2017/2018, Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto

secara komprehensif menerapkan Kurikulum 2013 dari semester 1 hingga

semester 6.

Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto merupakan salah satu sekolah

yang mendapat penghargaan sebagai Madrasah Adiwiyata. Di dalam

lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 1 Mojokerto, diterapkan budaya

kehidupan yang bersih dan sehat. Prestasi ini terbukti dari pencapaiannya

dalam kancah internasional, seperti meraih Juara II dalam ajang Recycle

Global Youth Summit di Singapura pada bulan Februari 2013 dan meraih Juara

III dalam ajang yang sama di Hanoi, Vietnam pada bulan Agustus 2014. Selain

itu, pada tahun 2014, madrasah ini juga berhasil meraih penghargaan sebagai

Madrasah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Mojokerto.

Mulai dari Tahun Pelajaran 2016/2017, Madrasah Aliyah Negeri 1

Mojokerto telah ditunjuk sebagai penyelenggara Program Keterampilan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Dalam upaya terus berbenah dan

meningkatkan kapasitas, madrasah ini fokus pada pengembangan Sumber Daya

Manusia, termasuk guru dan tenaga pendidik, serta seluruh pihak yang terlibat.

Hingga Tahun Pelajaran 2019/2020, madrasah telah menjalin berbagai

kerjasama dengan berbagai instansi, termasuk Dinas Tenaga Kerja dan

43
Transmigrasi, Badan Lingkungan Hidup, Polres Mojokerto, BNN Jatim, PPLH

Seloliman, dan berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seperti

Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA), Universitas Negeri Surabaya

(UNESA), Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim Malang (UINMA),

Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Majapahit Mojokerto,

Institut Agama Islam Uluwiyah Mojosari, dan perguruan tinggi lainnya.

Mulai dari Tahun Pelajaran 2021/2022, Madrasah Aliyah Negeri 1

Mojokerto telah dipilih sebagai Madrasah Aliyah Unggulan Program

Keagamaan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama

Republik Indonesia.

Tabel 4. 1
Profil MAN 1 Mojokerto

44
1. NAMA MADRASAH M AN 1 MOJOKERTO

2. Nama Kepala Madrasah Drs. Bagus Setiaji, M.Pd.


3. NIP 196702081994031008
4. Pangkat / Golongan Pembina Tk. I / IV b
Jl. Hasanuddin No. 38 Mojosari Kabupaten
5. Alamat Madrasah
Mojokerto 61382
6. Nomor Telepon ( 0321 ) 591253
7. Website Madrasah http://man1mojokerto.sch.id
8. E-mail Madrasah manmojosari@kemenag.go.id
9. NSM 131135160002
10. NPSN 20584267
11. Akreditasi / Tahun A / 2017
12. Tahun Berdiri 1978
Luas Tanah dan Bangunan
13. a. Luas Tanah 11.092 m2
b. Luas Bangunan 8.824 m2

2. Struktur Organisasi MAN 1 Mojokerto


Keberhasilan kepala sekolah tentuny adanya dukungan dan kerjasama

yang baik antar semua lini. Adanya satu kesatuan kerja yang baik akan bisa

menggapai tujuan lembaga pendidikan sesuai dengan visi misi berikut struktur

organisasi MAN 1 Mojokerto

Tabel 4. 2
Struktur Organisasi MAN 1 Mojokerto

45
Drs. Bagus Setiaji, M.Pd. Kepala Madrasah
Drs. Slamet Hariyadi Waka Kurikulum
Umi Eni Rifa’ah, M.Pd. Waka Kesiswaan
Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Waka Sarpras
Burhanuddin, S.Pd. Waka Humas
Novia Ekasanti, S.PdI. Ketua Program Keagamaan
Rohmat Jaelani, S.Fil.I. Kepala Program Keterampilan
Drs.Agus Subarkah Kepala Program SKS
Ainul Ririn KH, S.Pd. Kepala Perpus
Siti Fatimah, S.Pd., M.M. Litbang
Masfufah Rusli, S.Pd., M.M. TPMP
Mi’rojul Asyarati, S.Pd., M.Si. Ketua KWU
Drs. Fanany Kepala Laboratorium Bahasa
Susanah, S.Pd Kepala Laboratorium Kimia
Suparno Kepala Laboratorium Fisika
Fahma Prajnah.,S.Pd. Kepala Laboratorium Biologi
Dr. M.Nizar Pembina Asrama
Yuli Astutik, S.Pd.I., M.Pd.I. Kepala Bidang Agama
Khoirul Huda, S.Kom. Kepala Laboratorium Komputer
Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Takmir Masjid Salman

3. Visi dan Misi MAN 1 Mojokerto

Lembaga bisa dikatakan berhasil adalah lembga yang mampu mewujudkan

visi dan misinya beriku visi misi MAN 1 Mojokerto.

a. Visi

Terwujudnya Madrasah yang Berprestasi, Berbudaya dengan

dilandasi iman dan takwa, dalam Lingkungan Madrasah yang Bersih,

Indah, Sehat dan Asri yang antinarkoba

b. Misi

46
1) Meningkatkan iman dan takwa

2) Mengutamakan akhlakul karimah

3) Menghindari makan dan minum yang dilarang agama

4) Mengembangkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air, dan budaya

bangsa

5) Memanfaatkan IPTEK dalam pembelajaran

6) Meningkatkan sarana dan prasarana madrasah

7) Meningkatkan kerja sama dengan perguruan tinggi dan dunia kerja

8) Meningkatkan kerja sama yang berkesinambungan dengan

masyarakat dan stakeholder

9) Melestarikan fungsi lingkungan, mencegah pencemaran, dan

kerusakan lingkungan

10) Membudayakan hidup Bersih, sehat dan antinarkoba

4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan MAN 1 Mojokerto

Lembaga pendidikan tentunya mempunyai visi dan misi

dalammenjalankan proses pendidikan. Dalam menjalankan prosespendidikan

yang sesuai dengan visi misi maka lembaga membutuhkan pendidik dan

tenaga pendidik berikut data pendidik dan tenaga pendidik MAN 1 Mojokerto.

Tabel 4. 3
Tenaga Pendidik dan Kependidikan MAN 1 Mojokerto

No Nama Ijazah
1. Drs. Bagus Setiaji, M.Pd. S.2 Magister Pendiikan
2. Drs.Budi Prayitno,M.Pd S.2 Magister Pendiikan
3. Drs. H. Dirham S.1 Penjaskes
4. Dra. Hj. Uzlifah Kh. R, M.M. S.1 Penjaskes

47
5. Dra. Siti Suwaibah S.1 Bhs Ingris
6. Dra. Hj. Siti Nur Ainiyah S.1 Matematika
7. Drs. Slamet Hariyadi S.1 Matematika
8. Umi Eni Rifa’ah, M.Pd. S.1 Bhs Inggris
9. B urhanuddin, S.Pd. S.1 Geografi
10. Fahimah Prajna H, S. Pd. S.1 Biologi
11. Maisaroh, S.Pd, M.Si. S.1 Kimia
12. Aryo Pamungkas, S.Pd. S.1 Fisika
13. Dewi Masithoh, S.Ag, M.Pd. S.1 PAI
14. Amir Mahmud, S.Si. S.1 Fisika
15. Romlah, S.Pd. S.1 Sejarah
16. Endah Sulistyaningrum, S.Pd. S.1 Ekonomi
17. Yuli Astutik, S.Pd.I. S.1 Bahasa Arab
18. Pran Supriyanti, S.Pd S.1 Geografi
19. Amni Rufaidah, S.Pd. M.M. S.1 Matematika
20. Siti Fatimah, S.Pd, M.M. S.1 Matematika
21. Walidah, S. PdI. S.1 PAI
22. Novia Ekasanti, S.PdI. S.1 Bahasa Arab
23. Ali Imron, S. Pd. S.1 Fisika
24. Umar Said, S.Pd. S.1 Bhs Inggris
25. Pramu Prihatini, S.Pd. S.1 Biologi
26. Dra. Hj. Rini Ilhama, M.M. S.1 Bhs Inggris
27. Drs. H. Suparno, S.Pd. S.1 Fisika
28. Dra. Isa Faujiah, M.M. S.1 Bahasa Indonsia
29. Drs. Sariman, S.Pd. S.1 Sejarah
30. Nur Sholikah, S.Pd. S.1 Ekonomi/akuntansi
31. Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. S.1 Sejarah
32. M. Zainul Muhsinin, SE, S.Pd S.1 Ekonomi
33. Sudiono, S.Pd S.1 Matematika
34. Masfufah Rusli, S.Pd S.1 Bahasa Indonsia
35. Moh. Nizar, S.Ag, M.HI S.1 Bahasa arab
36. Dwi Erma Yuliana, S.E. S.1 Ekonomi
37. Rohmat Jaelani, S.Fil.I. S.1 fil Islam, S.Kom
38. Yuli Istianah, S.Pd. S.1 BP
39. Mukarromah, S.Pd.I. S.1 Aqidah Akhlaq
40. Mahfudz Wahyudi, S.Ag. S.1 Fiqh
41. M. Dean Muflikhin, S.Ag. S.1 Aqidah Akhlaq
42. Susanah, S.Pd S.1 Kimia
43. Ifa Nuzila, S.Pd. S.1 Bhs Inggris

48
44. Mi'rojul Asyarati, S.Pd. S.1 Kimia
45. Ainul Ririn Khorida, S.Pd. S.1 Kimia
46. Windiyah. S. Pd. S.1 Sejarah
47. Drs Fanany S1 Bahasa Inggris
48. Henik Agustina.M. Ssi. S.1 Biologi
49. Yeni Ciptaningsih,S.Pd. S.1 KTP
50. Drs.Agus Subarkah S1 Bahasa Indonesia
51. Yudianto, S.Pd., M.Pd S.2 Ekonomi
52. Titik Mujianah, S.Pd., M.Pd S.2 Matematika
53. Binti Mariatul Kiptiyah, S.Pd S.1 Bahasa Indonesia
54. Anis Fuji Qurilla, S.Pd S.1 Matematika
55. Aminatus Zuhriyah, S.Hum S.1 Humaniora
56. Ah. Muzayyin Syafii, S.Pd S.1 PJOK
57. Jamilatun Nadiroh, S.Pd S.1 PAI
58. Ulil Shouma, S.H.I. S.1 Hukum Islam/Seni
59. Dewi Rahmanika, S.Pd. S.1 BP/BK
60. Nur Laili Fitriyah, S.Pd. S.1 Sejarah
61. M. Zainul Mustofa, S.Pd.I. S.2 Bahasa Arab
62. M. Alfan Fauzi, S.Pd. S.1 Bahasa indonesia
63. Khoirul Rizal, S.E. S.1 Menajemen
64. Fiqqih Amalia Hikmah S.1 BP/BK
65. Ardhik Aulia S, S.Pd. S.1 Pend. Bahasa
Teknologi
66. Angga D. Purnamasari, S.Pd. S.1
Pendidikan/PPKn
67. Feri Ayonda Sandi,S.Pd S.1 Pkn
Bahasa dan sastra
68. Rina Handayani,S.Pd S.1
Mandarin
69. Muhammad Afifur Rohman S.1 Bahasa Arab

70. Muhammad Miftahul Ulum,S.Pd S.1 Geografi

71. Yeni Rohmawati, S.Pd S.1 Bahasa Indonesia

72. Ahmadah Faashichah Romadhona, S.Pd S.1 Matematika

73. Syifaul Nadhiroh, S.Pd.I S.1 Al Quran Hadis

74. Badriyatussholihah, S.Pd S.1 Matematika

75. Taufan Satriadinata, S.Pd S.1 Matematika


76. Riza Amilatus Sholihah, S.Sn. S.1 Seni Budaya

49
77. Faizul Maghfiroh, S. Hum S.1 Al Quran Hadits

78. Dwi Nur Fatayatin, S.Pd.I, M.Pd.I S.1 Al Quran Hadis

Astiti Dwi Handayani, M.Pd S.2


79. Bahasa Inggris

80. Rif'an Ulumuddin, S.Pd S.1 Bahasa Inggris

81. Muhammad Anwar Idris, S.Ag S.2 Tafsir

82. Yuana Anike Putri, S.Pd. S.1 SBK

83. Mukhammad Alfian, S.Kom S.1 TIK

84. Ita Suryaningsih, S.Pd S.1 Tata Rias

85. Udzlifatul Chasanah, S.Ag S.1 Tahfidz dan Bahasa Arab

86. Amirah Ayu Fatmala, S.Pd S.1 Tata Busana

87. Muhammad Bahrul Arif, S.Tr.Kom S.1 TIK

88. Diaz Santika Prawati, S.Pd. S.1 Tata Boga

89. Dhevi Aisya Nurillah, B.A. S.1 Bahasa Mandarin

5. Peserta Didik MAN 1 Mojokerto


Peserta didik merupakan komponen yang harus ada dalam lembaga

pendidikan. Dengan adanya peserta didik maka akan terjadi proses

pembelajaran. Peserta didik juga sangat menentukan kualitas pada sebuah

lembaga khususnya di MAN 1 Mojokerto. Berikut peserta didik MAN 1

Mojokerto.

Tabel 4. 4
Peserta Didik MAN 1 Mojokerto

50
KELAS / ROMBEL / JUMLAH SISWA
JUMLAH TOTAL
KELAS X KELAS XI KELAS XII

ROM JUM ROM JUM ROM JUM ROMBE L P JUMLA


BEL LAH BEL LAH BEL LAH L H

14 435 12 398 11 392 39 36 85 1225


8 7

6. Sarana dan Prasarana MAN 1 Mojokerto

Sarana prasarana merupakan bagian pendukung dalam proses

pembelajaran dan jalan nya kegiatan pendidikan pada sebuah lembaga.

Keberhasilan suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana prasarana

lembaga itu sendiri.

Peneliti telah melihat bahwa MAN 1 Mojokerto berusaha secara terus

menerus dan berkelanjutan dalam melengkapi sarana prasarananya. Berikut

daftar sarana prasarana MAN 1 Mojokerto

Tabel 4. 5
Sarana dan Prasarana MAN 1 Mojokerto

51
No Jenis Ruangan Jumlah No Jenis Ruangan Jumlah
1. Ruang Kelas 39 13. Ruang UKS 1
2. Ruang 8 14. Ruang OSIS 1
Laboratorium
3. Ruang 1 15. Aula 1
Perpustakaan
4. Ruang Kepala 1 16. Gedung Ma’had Al Hanif 1
5. Ruang Ka. TU 1 17. Ruang Pramuka 2
6. Ruang PTSP 1 18. Masjid 1
7. Ruang Bendahara 1 19. Koperasi 1
8. Ruang Konsultasi 1 20. Ruang Kantin 1
9. Ruang Guru 1 21. Ruang Satpam 2
10. Ruang Tata Usaha 1 22. Kamar Mandi Guru/Pegawai 5
11. Ruang BK 1 23. Kamar Mandi Siswa 30
12. Ruang Komite 2 24. Gudang 2

Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 1 Mojokerto

Tabel 4. 6
Kegiatan Ekstrakulikuler

No Ekstrakurikuler

1. Drumband

2. Tari

3. Karate

4. Banjari

5. Pencak Silat

6. Voli

7. Paduan Suara

8. Mading

9. Dewan Ambalan

10. KKR

52
11. PMR

12. Bulu Tangkis

13. KIR

14. Futsal

15. Qiroah

16. TMV

17. Tahfidz

18. PIK-R

19. Komando Garuda Jaya

Kegiatan Organisasi MAN 1 Mojokerto

Tabel 4. 7
Kegiatan Organisasi

No Organisasi

1. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

Paparan Data

1. Perencanaan Sarana Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

MAN 1 Mojokerto

Tiap lembaga mempunyai perencanaan tersendiri dalam sarana prasrana

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil observasi peneliti di MAN 1

Mojokerto dalam perencanaan sarana prasrana MAN 1 Mojokerto ada tiga

indicator keberhasilan yaitu pertama kebutuhan kedua pembiayaan dan yang

ketiga adalah prioritas sarana prasarana.

53
a. Analisis Kebutuhan

Lembaga pendidikan pastinya memiliki perencanaan sarana prasarana

tersendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan. MAN 1 Mojokerto

memiliki cara tersendiri dalam hal perencanaan sarana prasrana dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Peneliti telah mengamati bahwa MAN 1

Mojokerto mengunakan bagian WAKA Sarana Prasarana dalam

merencanakan sarana prasananya bukan hanya waka sarana prasarana saja

yang terlibat dalam merencanakan akan tetapi peran kepala sekolah dan

waka kurikulum sangat vital didalamnya.

Dalam hal ini peneliti menemukan bahwa didalam perencanaan sarana

prasarana mengadakan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Peneliti melihat

dalam analisis ini madrasah melaksanakan analisis kebutuhan sarana

prasarana setiap akhir tahun ajaran yaitu dibulan desember adapun kegiatan

dalam analisis ini peneliti menemukan bahwa didalam analisis kebutuhan

madrasah mengacu pada kebutuhan luar dan dalam kelas.

WAKA Sarana Prasarana yang dipegang oleh Bapak Moh. Sahlan,

S.Ag, S. Pd. Mengatakan bahwa

“Dalam hal analisis kebutuhan dalam dan luar kelas kami


mengadakan menganalisis kebutuhan juga melihat Apa saran
dari atau kebutuhan dari anak-anak jadi kita di samping
menganalisis juga meminta masukan dari anak-anak apa yang
perlu diliput atau apa yang dibutuhkan di dalam perlengkapan
atau sarana prasarana yang ada sehingga kami di samping
merencanakan juga ada apa istilahnya usulan dari anak-anak
kekurangan-kekurangan yang ada di Madrasah termasuk
mungkin di kelas atau mungkin diluar kelas”1

1
Wawancara dengan WAKA Sarana Prasarana MAN 1 Mojokerto

54
Peneliti mengamati bahwa didalam perencanaan kebutuhan untuk luar

dan dalam WAKA sarana prasarana sangat teliti sekali dalam melakukan

kegiatan tersebut hal ini dibuktikan dengan WAKA Sarana Prasarana survey

langsung kekelas melihat apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik bukan

hanya survey kedalam kelas saja WAKA Sarana Prasarana berkeliling

sekolah melihat kondisi sarana prasarana untuk memastikan bahwa sarana

prasarana diluar kelas selalu dalam keadaan siap pakai adapun beberapa

sarana dalam kelas yang WAKA Sarana Prasarana perhatikan yaitu bangku,

lemari buku, bor, alat tulis bor. Selain itu WAKA sarana Prasarana

memastikan bahwa sarana prasarana luar kelas diperhatikan seperti lapangan

olahraga, taman baca, kantin dan sejenisnya terkait sarana prasarana.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan dan dilaksanakan oleh WAKA

Sarana Prasarana yaitu WAKA Kurikulum Bapak Drs. Slamet Hariyadi

mengatakan bahwa

“Sarana prasarana suatu keniscayaan dan harus tetapi dalam


pemenuhan sarana sesuai standar nasional pendidikan paling
tidak kita harus menyiapkan pertama ruang kelas ruang lab
ruang praktikum ruang ibadah pokonya segala tempat fasilitas
yang kita upayakan nanti disaat anak kesekolah itu merasa
nyaman itu yang kita harapkan”2

Peneliti mengamati WAKA Kurikulum dan WAKA Sarana Prasarana

MAN 1 Mojokerto sangat bersinergi hal dini dibuktikan dengan WAKA

Kurikulum memiliki tim penjamin mutu dalam tim penjamin mutu ada lima

aspek yang di garap oleh tim ini yang diketuai oleh WAKA Kurikulum

yaitu pertama aspek kedisiplinan kedua aspek pembelajaran ketiga aspek

2
Wawancara dengan WAKA Kurikulum MAN 1 Mojokerto

55
sarana prasarana keempat aspek pengembangan diri dan yang kelima aspek

pembiayaan. Peneliti mengamati bahwa dalam aspek sarana prasarana

WAKA Kurikulum dan tim penjamin mutu menggali apasaja yang sarana

yang dibutuhkan dibutuhkan agar meningkatkan mutu pendidikan.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Waka Sarana Prasarana

dan WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin,

S.Pd. mengatakan bahwa

“tiap tahun kan kita lakukan itu namanya evaluasi diri tiap tahun
jadi unsur pengembangan itu melakukan pengembangan
madrasah yaitu dari 8 standar nasional pendidikan itu dari 4
waka dan 1 kerumah tanggaan”3

Peneliti melihat bahwa kepala sekolah disini bertugas sebagai

pemimpin, manager dan supervisor dalam perencanaan sarana prasarana

pendidikan hal ini dibuktikan dengan semua WAKA di MAN 1 Mojokerto

harus memberikan laporan terkait rencana sarana prasrana pendidikan yang

nantinya dijadikan sebagai RENSTRA (Rencana Strategis).

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam proses analisis kebutuhan ada dua indicator

yaitu

a. Kebutuhan luar kelas

Untuk kebutuhan luar kelas peneliti melihat dari hasil dokumentasi

yaitu merencanakan pengadaan revitalisasi penataan dan memposisikan

gedung-gedung madrasah, Pengembangan gedung sebagai sarana

Kegiatan Belajar Mengajar bertingkat, Perawatan masjid secara

3
Wawancara dengan perwakilan kepala MAN 1 Mojokerto

56
maksimal, Pengadaan lapangan olahraga, Peningkatan perawatan Kantin

Terpadu yang menyediakan makanan sehat yang dibutuhkan oleh siswa,

Pengadaan ruang Gudang yang representative dalam pengadaan dan

perawatan gudang yang dapat penampungan meubiler dan alat-alat

elektronik dan saund system yang ada, Peningkatkan dan pengembangan

area parkir kendaraan, Penataan, pengaturan dan perawatan halaman

madrasah yang dilengkapi oleh taman-taman bunga yang indah dan

saung, Perluasan tanah lokasi Madasah, Pemenuhan fasilitas gedung-

gedung madrasah yang dilengkapi sarana penunjang lain seperti WC,

Pengadaan Gapura Madrasah dan Pengadaan Asrama dan Aula.4

b. Kebutuhan dalam kelas

Untuk kebutuhan dalam kelas peneliti melihat dari hasil studi

dokumentasi yaitu merencanakan pengadaan yaitu Terlaksananya

perawatan ruang kerja Kepala Madrasah, Wakamad, Guru, Karyawan,

Perpustakaan, dan UKS, Terlaksananya pengadaan Laboratorium Bahasa

dan Biologi, Telaksananya perawatan Laboratorium Fisika, Kimia, dan

Komputer, Optimalisasi peningkatan Perpustakaan Madrasah melalui

penataa ruangan, system aplikasi pelayanan, dan penambahan koleksi

buku perpustakaan, Optimalisasi Peningkatan Ruang UJS dengan

Pengadaan Tugu Trias UKS, Perawatan ruang Bimbingan konseling,

Perawatan secara optimal Ruang OSIS, membangun ruang

Ekstrakurikuler yang difungsikan sebagai ruang kerja pengurus

Ekstrakurikuler, perbaikan fisik ruang Kelas, Peningkatan pengembangan


4
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi

57
ruang Multimedia, dan Pengadakan dan perawatan sarana penunjang

pendidikan lain, seperti mobilier yaitu meja dan kursi belajar siswa.5

b. Analisis Pembiayaan

Dalam hal analisis pembiayaan MAN 1 Mojokerto mengadakan

analisis pembiayaan dengan berfokus pada pemanfaatan dana yang ada dan

pemenuhan sarana prasarana yang dibutuhkan baik itu berupa pengadaan

maupun berupa perawatan atau perbaikan sejalan dengan ini WAKA sarana

Prasarana MAN 1 Mojokerto Bapak Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Mengatakan

bahwa

“Jadi analisis pembiayaan ini kita melihat apa kebutuhan


kebutuhannya untuk anggarannya ada yang dari komite melalui
iuran atau SPP itu kalau yang dari kita itu biasanya harus sesuai
dengan acuan anggaran DIPA nanti kita tidak boleh misalnya
anggarannya cat itu ndak boleh untuk yang lain.”6

Peneliti mengamati bahwa dalam proses analisis pembiayaan sarana

prasarana MAN 1 Mojokerto sangat berfokus pada kebutuhan dan

pemanfaatan dana yang ada hal ini dibuktikan dengan adanya RAB satu

tahun anggaran yang dibuat oleh WAKA Sarana Prasarana WAKA

Kurikulum Kepala Sekolah dan Para Guru yang terlibat Selanjutnya peneliti

melihat bahwa kegiatan analisis pembiayaan ini berbarengan dengan

kegiatan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilaksanakan pada waktu Rapat

tahunan madrasah biasanya disebut RAKER pada akhir tahun ajaran.

Sejalan dengan ini WAKA Kurikulum Bapak Drs. Slamet Hariyadi

mengatakan bahwa

5
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi
6
Wawancara dengan WAKA Sarana Prasarana

58
“Kita kan sekolah negeri, sekolah negeri itu kan punya anggaran
anggaran tertentu disana itu sudah ada plot untuk begini begitu…
pada saat pembahasan rencana anggaran, itu kebutuhan
madrasah itu dinyatakan dalam rencana anggaran itu secara
keseluruhan butuh berapa…nanti sudah ada anggaran berapa
nanti keliatan dari kebutuhan ini butuhnya berapa dan kurangnya
berapa dan nanti kuranya itu dibagi dengan banyak siswa dan
nanti siswa berpartisipasi untuk mendukung program itu (itu
namanya dana partisipasi siswa) jadi adadua sumber yaitu dari
pemerintah dan partisipasi wali murid.”7

Sejalan dengan yang diungapkan oleh WAKA Sarana Prasarana dan

WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin, S.Pd.

mengatakan bahwa

“Tiap tahun kan kita lakukan itu namanya evaluasi diri tiap
tahun jadi unsur pengembangan itu melakukan pengembangan
madrasah yaitu dari 8 standar nasional pendidikan itu dari 4
waka dan 1 kerumah tanggaan itu kita gabungkan jadi satu
menjadi rencana anggaran madrasah itu dari masing masing
menganggarkan sesuai dengan kebutuhan nanti divalidasi sesuai
kekuatan kita dari pada tim.”8

Peneliti melihat dilapangan bahwa analisis kebutuhan ini dilaksanakan

pada akhir tahun ajaran atau menjelang tahun anggaran baru sehingga pas

pada waktu tahun ajaran baru semuanya sudah siap pakai.

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam proses analisis pembiayaan terdapat dua

indicator yaitu

7
Wawancara dengan WAKA Sarana Prasarana
8
Wawancara dengan perwakilan Kepala Sekolah

59
1) Pemanfaatan

Untuk pembiayaan peneliti melihat dari hasil studi dokumentasi

MAN 1 mojokerto memanfaatkan dana dari tiga sumber dana yaitu

partisipasi wali murid, BOS dan BOPP melihat RAB MAN 1 Mojokerto,

rencana anggaran pembangunan dari tahun 2020-2024 merencanakan

sebesar 13,2 Miliyar Rupiah.9

2) Pemenuhan

Untuk pemenuhan pembiayaan peneliti melihat dari anggaran 13,2

M tersebut dipakai untuk Kepeperluan Perkantoran, Pengembangan

Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia dan Agama, Penunjang Kegiatan

Belajar Mengajar, Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar MA

Keterampilan Tata Boga, Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar MA

Keterampilan Tata Rias, Gift Data untuk Siswa, Peningkatan Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), Kegiatan Pencegahan Covid, Biaya Telepon,

Biaya Langganan Internet, Pemeliharaan Gedung dan bangunan

Pemeliharaan Peralatan dan Mesin10

c. Analisis Prioritas

Dalam hal analisis prioritas peneliti melihat bahwa MAN 1 Mojokerto

berfokus pada hal kegunaan sarana prasarana itu sendiri. Pelaksanaan

analisis ini dilaksanakan berbarengan dengan pelaksanaan analisis

kebutuhan dan pembiayaan. Jadi setelah Madrasah mengetahui apa yang

dibutuhkan dan biayanya berapa baru MAN 1 Mojokerto memberikan skala

9
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi
10
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi

60
prioritas pada setiap unit yang akan diadakan baik itu berupa pengadaan

atau berupa perbaikan atau pemeliharaan.

Sejalan dengan hasil observasi peneliti WAKA Sarana Prasarana

Bapak Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Mengatakan bahwa

“untuk skala prioritas ya Kita lihat apa istilahnya kebutuhan


bapak ibu guru yang yang banyak jadi contoh kemarin itu
misalnya berkaitan dengan kedisiplin kita membutuhkan
fingerprint maka fingerprint saya menugaskan orang Pak
sampean coba nyari fingerprint harganya berapa yang penting
nanti saya isikan tidak sendiri saya jadi ada yang berangkat ke
Surabaya beli fingerprint ini ada yang membuat Apa itu kotaknya
sehingga cepat kita tangani dalam satu dua minggu sudah
selesai”11

Sejalan dengan hasil observasi peneliti WAKA Kurikulum Bapak Drs.

Slamet Hariyadi mengatakan bahwa

“Sarana prasarana suatu keniscayaan dan harus tetapi dalam


pemenuhan sarana sesuai standar nasional pendidikan paling
tidak kita harus menyiapkan pertama ruang kelas ruang lab
ruang praktikum ruang ibadah pokonya segala tempat fasilitas
yang kita upayakan nanti disaat anak kesekolah itu merasa
nyaman itu yang kita harapkan tetapi untuk memenuhi semua
kebutuhan itu anggaran madrasah bukan untuk sarana prasarana
saja tetep semuanya kita rencanakan tetapi skala prioritas itu
akan kita laksanakan sesuai dengan kekuatan madrasah skala
prioritas jadi mana yang lebih dulu yang lebih penting kalau
semuanya sudah mamu dilaksanakan yah kita penuhi tapi kalau
belum mampu yah kita prioritaskan yang lebih penting dulu nanti
secara bertahap dipenuhi”12

Sejalan dengan yang diungapkan oleh WAKA Sarana Prasarana dan

WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin, S.Pd.

mengatakan mengatakan bahwa

“Tiap tahun kan kita lakukan itu namanya evaluasi diri tiap
tahun jadi unsur pengembangan itu melakukan pengembangan
11
Wawancara dengan WAKA Sarana Prasarana
12
Wawancara dengan WAKA kurikulum

61
madrasah yaitu dari 8 standar nasional pendidikan itu dari 4
waka dan 1 kerumah tanggaan itu kita gabungkan jadi satu
menjadi rencana anggaran madrasah itu dari masing masing
menganggarkan sesuai dengan kebutuhan nanti divalidasi sesuai
kekuatan kita dari pada tim.”13

Jadi peneliti melihat bahwa pada analisis prioritas kepala sekolah

WAKA Kurikulum WAKA Sarana Prasarana sangat bersinergi dalam

melakukan perencanaan ini.

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam proses analisis prioritas terdapat satu

indicator yaitu kegunaan.

Di dalam kegunaan pada tahapan penetuan prioritas ini peneliti

melihat dari hasil studi dokumentasi yaitu Mengadakan revitalisasi Penataan

dan memposisikan gedung-gedung madrasah yang berada di atas area tanah

seluas 1.500 m2, sehingga dalam menjalan roda pendidikan efektif dan

nyaman dan masih banyak lagi kegunaannya seperti yang sudah

dilampirkan.14

Pengadaan Sarana Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

MAN 1 Mojokerto

Tiap lembaga mempunyai pengadaan tersendiri dalam sarana prasrana

untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil observasi peneliti di MAN 1

Mojokerto dalam pengadaan sarana prasrana MAN 1 Mojokerto ada tiga

13
Wawancara dengan perwakilan kepala Madrasah
14
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi

62
indicator keberhasilan yaitu pertama penetapan kedua sumber pengadaan dan

yang ketiga adalah kualitas sarana prasrana

a. Penetapan

Berdasarkan pengamatan peneliti tentang pengadaan sarana prasarana

MAN 1 Mojokerto sejauh ini telah berhasil dalam artian sudah mengadakan

sarana prasarana dengan lengkap sesuai standar yang berlaku. Dalamhalini

peneliti melihat bahwa dalam pengadaan sarana prasarana MAN 1

Mojokerto yaitu penetapan. Penetapan sarana prasarana madrasah ini

berfokus pada prioritas tujuan madrasah. Berkaitan dengan prioritas tujuan

WAKA Kurikulum MAN 1 Mojokerto Bapak Drs. Slamet Hariyadi

mengatakan bahwa

“Kita ada tim PMP yang terdiri 7 orang yang bertugas untuk
menggali ketua dan sekretarisa ada aspek kedsiplinan siswa
tenaga pendidik dan pendidik pengembangan diri…misalnya
guru butuh pelatihan butuh workshop butuh pengembanagn
teknis,,, itu kita hadirkan terus bagian pembelajaran yaitu
bagaimana pembelajaran bisa berjalan dengan efektif ada
superpisi ada PKB dan selanjutnya jadi guru memberikan
pembelajaran dan anak anak bener bener belajar berikutnya
aspek sarana prasarana yaitu pemenuhan sarana prasarana itu
di manajemen mutu juga ada penanggung jawan sarana
prasarana jadi mencatat kekurangan kekurangan sarana
prasarana itu apa kalau missal dalam waktu dekat itu bisa
dipenuhi yahh dipenuhi secepatnya tidak menunggu tahun ajaran
baru jadi secarqa bertahap dipenuhi itu aspek sarana berikutnya
aspek pembiayaan yoo kita ada dua sumber itu itu dilaksanakan
berdasarkan dari rencana kerja yang akhirnya itu berada dalam
rencana kerja itu yang sudah kita tetapkan jadi 5 aspek itu
bagian dari tim MPM dan litbang”15

Sejalan dengan yang dikatakan oleh WAKA Kurikulum, WAKA

Sarana Prasarana Bapak Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. mengatakan bahwa

15
Wawancara dengan WAKA kurikulum

63
“kalau tahapan kita utamakan yang yang urgen dulu jadi yang
lebih lebih utama misal yang di tahun anggaran ini kita
mengutamakan pertama adalah kemarin itu adalah berkaitan
dengan tempat parkir kemudian pintu masuk ini gerbang nah itu
yang yang utama kemudian berkaitan dengan kegiatan salat duha
Kemarin saya adakan pembelian untuk terpal untuk salat sekitar
21x14 m itu kemudian saya juga minta saran dari anak-anak
kemarin di kelas 10 pk sama agama itu kebutuhan kurang kipas
sehingga saya harus mengadakan pembelian kipas kemudian
untuk berkaitan dengan yang urgen juga berkaitan dengan
kedisiplinan siswa Kemarin saya baru beli fingerprint untuk
siswa jadi siswa masuk itu nanti harus apa absen dengan
fingerprint dengan wajah. perkelas sendiri sendiri sebelah sendiri
kelas 12 sendiri itu sudah sudah, kami sudah kami menetapkan
tempatnya itu kelas 11 dan 12 di sana, itu yang yang untuk
fingerprint kelas 10 itu yang yang untuk mendisiplinkan siswa
kemudian untuk TV TV layar untuk kelas axcel itu juga
membutuhkan lebih cepat tinggal kita layani kita laksanakan
kebutuhan yang yang sifatnya penting dulu yang utama jadi nanti
yang bisa di handle di belakang gitu”16

Sejalan dengan yang diungapkan oleh WAKA Sarana Prasarana dan

WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin, S.Pd.

mengatakan mengatakan bahwa

“Pengadaan pastinya kita adakan sesuai dengan yang sudah


ditetapkan sebelumnya. Sarana prasarana di lembaga ini kita adakan
dengan membeli kalau ndak ada terus kita adakan perawatan atau
mentenen kita panggil yang ahli dibidang itu, uangnya yahhh kita ada
yang dari bos atau pemerintah kalau ndak cukup kita libatkan dana
dari wali murid, semua sarana prasarana disini pastinya dikerjakan
sesuai arahan dipa atau departemen agama”17

Peneliti melihat bahwa pada penetapan ini WAKA Sarana Prasarana

WAKA Kurikulum dan Kepala Madrasah Sangat bersinergi sekali dalam

koordinasi pengadaan sarana prasarana dalam peningkatan mutu MAN 1

Mojokerto. Dalam penetapan ini MAN 1 Mojokerto dilakukan pada waktu

sebelum tahun ajaran baru.


16
Wawancara dengan WAKA Sarana Prasarana
17
Wawancara dengan Perwakilan Kepala Madrasah

64
Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam proses penetapan terdapat satu indicator

yaitu prioritas tujuan.

Dalam prioritas tujuan MAN 1 Mojokerto bertujuan untuk pemenuhan

sarana prasarana agar supaya mutu pendidikan meningkat baik dari segi

input, proses dan out put adapun priorita pengadaan sarana prasarana telah

terlampir.18

b. Sumber Pengadaan

Berdasarkan pengamatan peneliti sumber pengadaan MAN 1

Mojokerto meliputi kegiatan pengadaan sarana prasrana dengan membeli,

merawat sarana prasana atau memperbaiki sarana prasrana dengan

memanggil tim perawatan sarana prasarana dari luar.

Sejalan dengan hasil observasi peneliti WAKA Sarana Prasarana

Bapak Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Mengatakan bahwa

“kita mengadakan perawatan nanti ada tim mentanen untuk


merawat sarana prasarana yang rusak jadi kita perbaiki suapaya
bisa berfungsi kembali”19

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh WAKA Sarana Prasarana

WAKA Kurikulum Bapak Drs. Slamet Hariyadi Mengatakan bahwa

“Pengadaan itu yang belum ada itu diadakan…kita perawatan


nanti ada tim mentanen misalnya ada kursi yang rusak kita
adakan perbaikan kalau misalnya masih bisa dimanfaatkan yah
kita perbaiki kalau sudah tidak bisa dimanfaatkan dan diperbaiki
yahh kita hapus kita mengundang kpknl mojokerto … barang
milik Negara itu apapun yang rusak harus ada bukti fisiknya
kalau sudah dihapus kita bisa lelang atau dihibahkan karena

18
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi
19
Wawancara dengan Waka Sarana Prasarana

65
sudah tidak ada nilainya tidak ada daur ulang yang ada
perawatan atau perbaikan.”20

Sejalan dengan yang diungapkan oleh WAKA Sarana Prasarana dan

WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin, S.Pd.

mengatakan bahwa

“Pengadaan pastinya kita adakan sesuai dengan yang sudah


ditetapkan sebelumnya. Sarana prasarana di lembaga ini kita
adakan dengan membeli kalau ndak ada terus kita adakan
perawatan atau mentenen kita panggil yang ahli dibidang itu,
uangnya yahhh kita ada yang dari bos atau pemerintah kalau
ndak cukup kita libatkan dana dari wali murid, semua sarana
prasarana disini pastinya dikerjakan sesuai arahan dipa atau
departemen agama”21

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti melihat bahwa MAN 1

Mojokerto mengadakan sarana Prasarana dengan membeli kalau seandainya

tidak ada akan tetapi MAN 1 Mojokerto tidak hanya mengadakan yang

belum ada akan tetapi merawat yang sudah ada agar supaya sarana prasrana

selalu siap pakai.

Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam proses analisis prioritas terdapat dua

indicator yaitu

20
Wawancara dengan Waka Kurikulum
21
Wawancara dengan perwakilan Kepala Madrasah

66
1) Pemeliharaan

Di dalam pemeliharaan dari hasil observasi dan dokumentasi

peneliti MAN 1 Mojokerto mengadakan pemeliharaan seluruh sarana

prasarana yang ada pada lembega tersebut.22

2) Pembelian

Di dalam pengadaan sarana prasarana hasil observasi dan

dokumentasi menunjukan bahwa MAN 1 Mojokerto membeli barang

sesuai dengan yang sudah direncanakan seperti Kepeperluan

Perkantoran, Pengembangan Laboratorium Biologi, Fisika, Kimia dan

Agama, Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar, Penunjang Kegiatan

Belajar Mengajar MA Keterampilan Tata Boga, Penunjang Kegiatan

Belajar Mengajar MA Keterampilan Tata Rias, Gift Data untuk Siswa,

Peningkatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kegiatan Pencegahan

Covid, Biaya Telepon, Biaya Langganan Internet, Pemeliharaan Gedung

dan bangunan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin.23

c. Kualitas Sarana Prasarana

Berdasarkan pengamatan peneliti kualitas sarana prasarana

MAN 1 Mojokerto yaitu berdasarkan pada standar sarana prasarana yang

ditentukan oleh pemerintah. Selain mengacu pada standar sarana prasarana

MAN 1 Mojokerto sangat memperhatikan jangka waktu yang akan dipakai

dan juga efektifitas dari segi fungsi sarana Prasarana itu sendiri.

22
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi
23
Telah terlampir dalam hasil dokumentasi

67
Sejalan dengan hasil observasi peneliti WAKA Sarana Prasrana

Bapak Moh. Sahlan, S.Ag, S. Pd. Megatakan bahwa

“Ada mas yah itu kita standarnya sesuai pemerintah atau dipa
kan dipa mengeluarkan anggaran ada plotnya nahh didalamnya
ada standarnya”24

Sejalan dengan WAKA Sarana Prasarana, WAKA Kurikulum

Bapak Drs. Slamet Hariyadi mengatakan bahwa

“Jadi begini semua sarana prasarana yang ada di madrasah ini


sudah sesuai dengan standard dan kebutuhan peserta didik
adapun standarnya dari mana yahh dari pemerintah, pemerintah
mengeluarkan undang undang beserta anggaran baru kita
jalankan.”25

Sejalan dengan yang diungapkan oleh WAKA Sarana Prasarana

dan WAKA Kurikulum perwakilan Kepala Madrasah Bapak Burhanuddin,

S.Pd. mengatakan bahwa

“Pengadaan pastinya kita adakan sesuai dengan yang sudah


ditetapkan sebelumnya. Sarana prasarana di lembaga ini kita
adakan dengan membeli kalau ndak ada terus kita adakan
perawatan atau mentenen kita panggil yang ahli dibidang itu,
uangnya yahhh kita ada yang dari bos atau pemerintah kalau
ndak cukup kita libatkan dana dari wali murid, semua sarana
prasarana disini pastinya dikerjakan sesuai arahan dipa atau
departemen agama”26

Peneliti melihat bahwa sarana prasarana di MAN 1 Mojokerto

berkualitas dengan ukuran penilaian nya itu adalah undang undang tentang

sarana prasarana prasarana dari pemerintah.

24
Wawancara dengan Waka Sarana Prasarana
25
Wawancara dengan WAKA Kurikulum
26
Wawancara dengan Perwakilan Kepala Madrasah

68
Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi peneliti

menyimpulkan bahwa didalam kualitas sarana prasarana terdapat dua

indicator yaitu kegunaan.

1) Jangka waktu yang dipakai

Hasil observasi dan dokumentasi menunjukan bahwa MAN 1

Mojokerto secara berkala mengadakan perawatan dan perbaikan sehingga

sarana prasarana terus berfungsi dengan maksimal baik itu dari segi

barang bergerak maupun tidak bergerak.27

2) Fungsi

Hasil observasi dan dokumentasi peneliti menunjukan bahwa

pengadaan sarana prasarana di MAN 1 Mojokerto berdasarkan fungsi

yang sudah direncanakan salah satu nya Mengoptimalisasi perawatan r

uang kerja Kepala Madrasah, Wakamad, Guru, Karyawan, Perpustakaan,

dan UKS ehingga dapat memberi kenyamanan dalam dalam mengelola

kinerja unsur madrasah. Hal tersebut berlaku ke semua sarana prasarana

yang ada di MAN 1 Mojokerto.28

Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti menuliskan berdasarkan hasil observasi,

wawancara dan studi dokumentasi di MAN 1 Mojokerto. Hasil dari lapangan

menungkapkan bahwa MAN 1 Mojokerto mengelola sarana prasarana berupa

perencanaan dan pengadaan sebagai berikut.

27
Terlampir dalam hasil dokumentasi
28
Terlampir dalam hasil dokumentasi

69
1. Perencanaan Sarana Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

MAN 1 Mojokerto

a. Analisis Kebutuhan

Berdasarkan indicator yang peneliti angkat dalam hal perencaaan yaitu

analisis kebutuhan. Madrasah harus mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sarana prasarana meliputi kebutuhan dalam kelas,kebutuhan luar

kelas bahkan sekolah harus mampu menganalisis kebutuhan yang berkaitan

dengan kedisiplinan, pembelajaran, pendidik dan tenaga pendidik agar

madrasah dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Didalam analisis kebutuhan ini semua liding bersinergi dalam analisis

kebutuhan yaitu kepala sekolah empat waka dan satu kerumah tanggaan.

Liding yang paling utama dalam tugas ini yaitu WAKA Sarana Prasarana.

Analisis kebutuhan di MAN 1 Mojokerto berfokus pada kebutuhan sarana

prasarana dalam kelas seperti media ajar, perlengkapan dan peralatan kelas

sedangkan untuk luar kelas meliputi lapangan olahraga, parkiran, WC dan

fasilitas lainnya sesuai standar yang diberikan oleh pemerintah.

Analisis kebutuhan sarana prasarana MAN 1 Mojokerto dilaksanakan

pada akhir tahun ajaran sehingga pada waktu tahun ajaran baru sarana

prasarana MAN 1 Mojokerto sudah siap pakai baik dari segi anggaran

maupun pengadaan. Dalam analisis ini kepala sekolah bersama wakilnya dan

para guru menganalisis kebutuhan menggunakan data data sebelum teknisnya

kepala sekolah mengadakan evaluasi sarana prasarana secara keseluruhan

baik itu kekurangan atau kelebihan selanjutnya kepala sekolah bersama para

70
wakil dan guru guru menetapkan apasaja yang dibutuhkan sarana prasarana

agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di madarasah.

Peneliti menemukan bahwa MAN 1 Mojokerto dalam analisis

kebutuhan terdapat dua indicator yaitu :

1) Kebutuhan luar kelas

MAN 1 Mojokerto telah berhasil melaksanakan perencanaan dengan

indicator keberhasilan menganalisis kebutuhan luar kelas. Tindakan MAN 1

Mojokerto tersebut sesuai dan menguatkan teori yang diungkapkan oleh

teori dari J Jones dalam buku Sulistyorini tahun 2009 yang berjudul

Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi, dan Aplikasi menjelaskan

bahwa perancangan pemenuhan fasilitas pendidikan di sekolah dimulai

dengan mengevaluasi dan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang

diprogramkan sekolah ditahun sebelumnya.

2) Kebutuhan dalam kelas

Sama halnya dengan analisis kebutuhan dalam kelas MAN 1 Mojokerto

telah berhasil melaksanakan perencanaan dengan indicator keberhasilan

menganalisis kebutuhan dalam kelas. Tindakan MAN 1 Mojokerto tersebut

telah menguatkan teori dari J Jones dalam buku Sulistyorini tahun 2009

yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi, dan aplikasi.

b. Analisis Pembiayaan

Berdasarkan indicator yang diangkat oleh peneliti dalam hal

perencanaan yaitu analisis pembiayaan. Madrasah harus mampu menganalisi

pembiayaan atau anggaran yang akan dipakai untuk satu tahun anggaran

71
sarana prasarana. Dalam indicator ini MAN 1 Mojokerto menganalisis

pembiayaan berdasarkan kebutuhan kebutuhan apasaja yang madrasah

butuhkan. Didalam analisis pembiayaan ini madrasah Aliyah 1 mojokerto

pada dasarnya berfokus pada pemanfaatan dana yang ada dan disesuaikan

dengan pemenuhan sarana prasarana yang dibtuhkan.

Pembiayaan sarana prasaran MAN 1 Mojokerto bersumber dari

anggaran pemerintah berupa dana BOS, BOPP provinsi daerah, hibah dan

pendanaan dari masyarakat melalui komite madrasah.

Pelaksanaan analisis ini bersamaan dengan analisis kebutuhan yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yaitu WAKA

Sarana Prasarana. Didalam kegiatan ini kepala sekolah dan wakil bidang

sarana prasarana dibantu oleh wakil yang lain dan para guru.

Dalam analisis kebutuhan MAN 1 Mojokerto membutuhkan data data

sebelumnya yang diambil pada waktu evaluasi untuk menentukan

pembiayaan satu tahun anggaran kedepan. Data tersebut berupa proposal

anggaran yang dilaksanakan pada tahun anggaran sebelumnya.

Peneliti menemukan bahwa MAN 1 Mojokerto dalam analisis

pembiayaan terdapat dua indicator yaitu :

1) Pemanfaatan

Indicator yang peneliti temukan dilapangan menguatkan teori dari J

Jones dalam buku Sulistyorini tahun 2009 yang berjudul Manajemen

Pendidikan Islam Konsep, Strategi, dan Aplikasi menjelaskan bahwa

perancangan pemenuhan fasilitas pendidikan di sekolah dimulai dengan

72
mengevaluasi dan menganalisis jenis pengalaman pendidikan yang

diprogramkan sekolah ditahun sebelumnya.

Temuan peneliti dalam analisis pembiayaan dikuatkan dengan teori

yang diungkapkan oleh Djum Djum Noor Benty dan Imam Gunawan

tahun 2021 dalam buku Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar dan

Praktik yang mengatakan bahwa dalam proses perencanaan sarana

prasarana pendidikan harus memperhatikan estimasi biaya yang tersedia di

lembaga sekolah. Indicator yang peneliti munculkan dalam teori ini ada

dua yaitu pemanfaatan dana yang ada dan pemenuhan sarana prasarana

sesuai dengan dana yang ada. MAN 1 Mojokerto berhasil memanfaatkan

dana yang diberikan oleh pemerintah dan sumbangan dari masyarakat

dalam pemenuhan sarana prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2) Pemenuhan

Sama halnya dengan indicator pemenuhan, MAN 1 Mojokerto telah

berhasilmemenuhi sarana prasarana sesuai yang direncanakan. Indicator

yang peneliti temukan di lapangan ini mengauatkan teori dari J Jones

dalam buku Sulistyorini tahun 2009

c. Analisis Prioritas

Berdasarkan indicator yang peneliti munculkan dalam hal perencanaan

yaitu analisis prioritas. MAN 1 Mojokerto mampu menganalisis prioritas

prioritas yang harus diadakan dan dilakukan dalam hal sarana prasarana.

Dalam indicator ini MAN 1 Mojokerto menentukan apasaja sarana

73
prasarana yang di prioritaskan. MAN 1 Mojokerto melakukan analisis

prioritas ini berdasarkan kegunaan yang nantinya akan digunakan.

Didalam analisis prioritas ini WAKA Kurikulum mempunyai lembaga

atau tim yaitu tim penjamin mutu. Tim penjamin mutu salah satunya

bertugas untuk menggali terkait sarana prasarana yang harus diadakan agar

supaya mutu pendidikan madrasah baik dan terus meningkat. Bersamaan

dengan itu didalamanisis prioritas kepala sekolah dan waka sarana juga

melibatkan semua elemen yang ada di madrasah agar supaya dalam

menetapkan prioritas tepat sasaran.

Pelaksanaan analisis prioritas ini bersamaan dengan analisis

kebutuhan dan pembiayaan yaitu setiap akhir tahun ajaran agar supaya pada

waktu awal tahun ajaran sarana prasarana dalam kondisi siap pakai.

Peneliti menemukan bahwa MAN 1 Mojokerto dalam analisis prioritas

terdapat satu indicator yaitu kegunaan. Indikator yang peneliti temukan

menguatkan teori dari J Jones dalam buku Sulistyorini tahun 2009 yang

berjudul Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi, dan Aplikasi

menjelaskan bahwa perancangan pemenuhan fasilitas pendidikan di sekolah

dimulai dengan mengevaluasi dan menganalisis jenis pengalaman

pendidikan yang diprogramkan sekolah ditahun sebelumnya. Didalam teori

jones peneliti memuculkan tiga indicator yaitu analisis kebutuhan, analisis

pembiayaan dan analisis prioritas. MAN 1 Mojokerto berhasil

melaksanakan analisis prioritas sesuai dengan teori ini.

74
Temuan peneliti dalam analisis pembiayaan sesuai dengan teori yang

diungkapkan oleh Djum Djum Noor Benty dan Imam Gunawan tahun 2021

dalam buku Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar dan Praktik yang

mengatakan bahwa menetapkan prioritas sarana dan prasarana dalam

perencanaan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan sebelump

engadaan itu direalisasikan. MAN 1 Mojokerto berhasil mempriotaskan

sarana prasarana yang berfokus pada kegunaan.

Pengadaan Sarana Prasarana dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

MAN 1 Mojokerto

a. Penetapan

Berdasarkan indicator yang peneliti angkat dalam pengadaan sarana

prasarana dalammeningkatkan mutu pendidikan MAN 1 Mojokerto yaitu

penetapan. MAN 1 Mojokerto mampu menetapkan sarana prasarana dan

langkah apasaja terkait sarana prasarana yang diadakan. Penetapan sarana

prasarana MAN 1 Mojokerto berfokus pada prioritas dan tujuan madrasah

tersebut yaitu sesuai dengan yang diungkapkan dlam RENSTRA (Rencana

Strategis) yang sudah ditetapkan oleh kepala madrasah.

Kepala sekolah sebagai pemimpin menetapkan sarana prasarana satu

tahun anggaran pada saat rapat akhir tahun sehingga langkah dan pengadaan

sudah siap diawal tahun ajaran baru.

Temuan tersebut menguatkan teori Dr. Ibrahim Bafadal tahun 2003

dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perlengkapan Sekolah

mengatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berbasis

75
sekolah pengadaan perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh

sekolah.indikator yang peneliti munculkan dalam teori ini yaitu penetapan,

sumber pengadaan dan kualitas sarana prasarana. MAN 1 mojokerto

berhasil menetapkan sarana prasarana dalam meningkatkan mutu

pendidikan yang berfokus pada prioritas dan tujuan.

Temuan peneliti dalam penetapan ini sesuai dengan yang diungkapkan

oleh Dr. (Mrs.) Ihouma P. Asiabaka dalam jurnalnya yang berjudul The

Need for Effective Facility Management in Schools In Nigeria yang

menungkapkan bahwa dalam penetapan sarana prasarana harus mengacu

pada tujuan diadakannya sarana prasarana. MAN 1 Mojokerto berhasil

menetapkan sarana prasarana yang berfokus pada prioritas dan tujuan sarana

prasarana.

b. Sumber Pengadaan

Berdasarkan indicator yang peneliti munculkan dalam pengadaan

sarana prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan MAN 1 Mojokerto

yaitu sumber pengadaan. Sumber pengadaan yang peneliti temukan ada dua

yaitu

1) Pembelian

Sumber pengadaan di madrasaha ini yaitu cara dan langkah yang

dilakukan dalam mengadakan sarana prasarana. Sarana prasarana yang

ada di Man 1 Mojokerto mayoritas diadakan dengan membeli baik itu

perlengkapan atau peralatan.

76
2) Pemeliharaan

Man 1 Mojokerto mengambil langkah perawatan dan perbaikan

sarana prasarana dengan membayar ahli dalam bidangnya diantaranya

dalam hal perbaikan AC. Man 1 Mojokerto memanggil ahli untuk

memperbaiki dan memelihara AC yang kurang berfungsi secara

maksimal. Adapun dalam pengadaan barang tidak bergerak seperti

bangunan Man 1 Mojokerto membayar kontraktor dalam

membangunbangunan tersebut diantaranya Man 1 mojokerto di tahun

2023 membangun gedung keterampilan. Langkah yang diambil oleh Man

1 Mojokerto yaitu memanggil kontraktor ahli dalam membangun gedung

tersebut.

Pelaksanaan pengadaan ini dilakukan langsung oleh WAKA sarana

prasarana dan dipantau langsung oleh kepala sekolah.

Temuan tersebut menguatkan teori Dr. Ibrahim Bafadal tahun 2003

dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perlengkapan Sekolah

mengatakan bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolah pengadaan perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh

sekolah.indikator yang peneliti munculkan dalam teori ini yaitu

penetapan, sumber pengadaan dan kualitas sarana prasarana. MAN 1

mojokerto berhasil mengadakan sarana prasarana dalam meningkatkan

mutu pendidikan dengan cara membeli, merawat dan memperbaiki.

Temuan peneliti dalam pengadaan sarana prasarana sesuai dengan

Gunawan dan Benty tahun 2017 dalam buku Manajemen pendidikan

77
mengatakan bahwa sumber pengadaan sarana prasarana dapat melalui

pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah atau pinjaman dari

pihak swasta, penyewaan dan peminjaman. MAN 1 Mojokerto

berhasilmengadakan sarana prasarana dengan pembelian dan perbaikan

atau perawatan.

c. Kualitas Sarana Prasarana

Berdasarkan indicator yang peneliti munculkan dalam hal pengadaan

sarana prasarana dalam meningkatkan mutu pendidikan MAN 1 Mojokerto

yaitu kualitas. Kualitas sarana prasarana MAN 1 Mojokerto sangat

berkualitas ukuran yang pakai dalam hal ini yaitu jangka waktu yang

dipakai dan fungsi sarana prasarana tersebut.

Semua liding di madrasah yaitu kepala sekolah empat waka dan satu

kerumah tanggaan berikut guru dan murid bersinergi dalam mengukur

kualitas sarana prasarana madrasah. WAKA sarana prasarana madrasah

setiap hari melakukan survey sarana prasana untuk memastikan bahwa

semua sarana prasarana dalam keadaan layak dan berfungsi secara

maksimal.

Semua sarana prasarana madrasah yang ada sudah terstandarisasi baim

itu barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Standar tersebut dibuat

dan diberikan oleh departemen pendidikan agama.

Peneliti Sebagaimana teori Dr. Ibrahim Bafadal tahun 2003 dalam

bukunya yang berjudul Manajemen Perlengkapan Sekolah mengatakan

bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah

78
pengadaan perlengkapan sekolah harus dilakukan sendiri oleh

sekolah.indikator yang peneliti munculkan dalam teori ini yaitu penetapan,

sumber pengadaan dan kualitas sarana prasarana. MAN 1 mojokerto

berhasil mengadakan sarana prasarana yang berkualitas dalam

meningkatkan mutu pendidikan yang berfokus pada prioritas dan tujuan.

Temuan peneliti dalam kualitas sarana prasarana menguatkan teori

Gunawan dan Benty tahun 2017 dalam buku Manajemen Pendidikan yang

mengatakan bahwa pengadaan sarana prasarana pendidikan harus akuntabel

yang berarti pengadaan tersebut harus mencapai sasaran baik fisik,

keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pembelajaran. MAN 1

Mojokerto berhasil mengadakan sarana prasarana sesuai dengan sasaran fisi

yang berdampak pada kualitas pembelajaran yang efektif.

79

Anda mungkin juga menyukai